...'Ciitt.'Karin dengan cepat membanting stir mobilnya ke kiri, karena dari arah belakangnya ada sebuah mobil SUV hitam ugal-ugalan dan memepet kendaraannya.Karin tampak kesal, "Apa orang ini tidak tau etika berkendara? Berkendara kok seenaknya sendiri!"Mereka hampir saja celaka, beruntung Karin dengan sigap menginjak pedal rem dan membanting stir. Sehingga mobilnya tidak sampai masuk ke dalam parit.Melihat mobil yang tadi memepet kendaraannya berhenti beberapa meter di depannya, Karin yang sudah terlanjur marah, bermaksud turun dan berniat memarahi pengemudi mobil yang hampir saja mencelakakan mereka itu.Namun, sebelum Karin hendak turun, Awan mencekal tangannya untuk menghentikannya. Awan merasa curiga dengan kendaraan di depannya."Karing, tunggu!""Awan, ada apa? Biarkan aku ke sana dan memarahi pegemudinya. Kalau tidak, dia mungkin saja bisa mencelakai orang lain nantinya."Awan tidak menjawab langsung pertanyaan Karin. Sebaliknya, ia memperhatikan dengan seksama kendaraan
Saat Awan keluar, ia mendapati wajah-wajah sangar yang seolah siap untuk menelannya hidup-hidup."Ternyata kamu, pria yang telah membuat kesal tuan muda Axel." Ujar pria yang berdiri paling depan dengan nada dingin begitu memperhatikan Awan mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki.Mereka melihat Awan seolah sudah berhasil membunuhnya. Mungkin karena badan Awan sekilas terlihat biasa, mereka berpikir akan sangat mudah untuk menghabisinya. Selanjutnya, pria tersebut sempat melihat ke dalam mobil. Meski hanya sekilas, ia sudah bisa memastikan jika wanita yang diperintahkan untuk mereka culik, ada di dalam sana."Jadi, kalian disuruh Axel? Ku peringatkan pada kalian. Sebaiknya, kalian tidak melangkah lebih jauh dari ini, kalau kalian tahu apa yang terbaik bagi kalian." Kata Awan setenang mungkin, mengingatkan.Para preman ini tergelak, "Bos, dia coba mengancam kita? Hahaha.""Woi, bocah. Siapa yang coba lu takuti, hah?""Mungkin dia berlagak berani, biar bisa terlihat keren sama cewekny
Saat melihat, banyaknya kendaraan yang datang. Keringat dingin tiba-tiba membasahi punggung si bos preman. Ia memiliki dugaan, jika yang datang adalah orang-orang klan Atmaja itu sendiri. Ia merasa tidak pernah mencari gara-gara dengan klan besar ini. Ia masih sayang nyawanya, menyinggung klan Atmaja, sama saja dengan menggali kuburannya sendiri. Satu alasan yang terlihat masuk akal, orang-orang ini datang karena panggilan dari salah seorang targetnya."Bu-bukan, bos." Jawab Soni gemetar.Mendengar itu, Axel yang masih berada dalam mobil berubah panik. Ia tidak tahu, alasan jelas kenapa orang-orang ini datang ke sana. Namun, jelas itu bukan hal yang baik baginya. Jadi, sebelum semuanya berakhir buruk baginya, Axel bergegas menyalakan mobilnya dan bermaksud melarikan diri dari sana. Namun, belum sempat ia menjalankan niatnya. Satu mobil datang denga sangat cepat dari samping dan menabrak mobilnya dengan kuat.'Brak.'Bunyi benturan terdengar cukup keras. Sampai akhirnya, mobil yang d
Saat Soni dan anak buahnya masih meringkuk di atas tanah dan menanti hukuman untuk mereka, sebuah mini cooper datang dengan kecepatan cukup tinggi dan berhenti beberapa meter di belakang mereka.Dari dalam mini cooper, Lana dan Chiya turun dengan santai. Chiya bahkan terlihat masih membersihkan pedang wakizashinya yang masih menampakkan sisa darah segar dengan menggunakan kertas tisu.Melihat itu, jantung Soni berdetak semakin tidak beraturan. Dua gadis yang baru datang, tiba dari arah mereka datang sebelumnya. Melihat darah di pedang salah satu gadis itu, Soni seakan sudah bisa menebak darah siapa yang ada di pedang Chiya. Hal itu membuatnya menjadi lebih gugup."Kalian darimana saja? Apa kalian tidak tahu jika ketua sedang berada dalam masalah?" Tanya Nami sedikit kesal, karena dua pelayan pribadi Awan yang ditugaskan untuk menjaga ketuanya, justru tidak berada di dekat ketua mereka saat keadaan mendesak."Hmn, maaf kakak Nami. Tadi, kami harus menyingkirkan beberapa orang di luar s
Soni tidak berani main-main dan sepenuhnya pasrah saat ini."Siapa yang menyuruhmu bicara?" Dengus Nami dingin.Nami terlihat seperti wanita bertangan besi, ia sama sekali tidak kenal kata kompromi apalagi belas kasihan. Itu karena orang-orang ini, telah sengaja menargetkan ketuanya."Hmn, sebaiknya kita lepaskan saja mereka." Ucap Awan merasa tidak tega dengan para preman ini. Ia khawatir, jika ia tidak menghentikannya, Nami bisa saja membunuh dengan mencincang mereka semua sebelum akhirnya mengambil nyawa mereka.Nami terkejut dengan ucapan Awan. Ia tidak menyangka jika ketuanya masih berbaik hati memaafkan mereka semua, setelah orang-orang ini berani mengancamnya beberapa saat yang lalu."Ketua, mereka berani mengancam anda. Jika kita tidak mengambil tindakan tegas, saya khawatir orang lain akan memandang rendah posisi klan kita nanti."Awan merasa serba salah. Hatinya terlalu baik, persis sama seperti Awan yang masih polos dahulu. Namun, apa yang di ucapkan Nami, seratus persen be
Segera, Axel segera menghubungi ayah dan pamannya. Dengan berapi-api, ia menjelaskan kalau dia sedang di aniaya."Siapa yang berani menyerang anakku? Mereka pasti sudah bosan hidup." Teriak Bernard Gumilar dari seberang sana.Begitupun dengan adik ayahnya, Andhika Gumilar yang selama ini telah banyak membantu karir Axel di dunia artis.Dua puluh menit kemudian, puluhan kendaraan datang dengan membawa seratus lebih pria berbadan tegap dan seperti orang yang siap berperang.Di depan mereka, berdiri dua pria paruh baya. Mereka adalah Bernard dan juga Andhika.Bernard membawa seluruh pasukan keamanan yang bekerja di perusahaannya untuk menyelamatkan Axel dan membereskan orang yang telah berani menyerang anaknya.Saat melihat Axel yang saat ini terbaring tidak berdaya dibawah kaki seorang perempuan, Bernard diliputi oleh amarah."Kalian... kalian berani menyakiti putraku?" Geram Bernard dengan menggertakkan giginya. Amarahnya siap meledakkan dan menghancurkan orang-orang yang dianggapnya
Seratus lebih anak buah Bernard, kompak menyerang ke arah Nami. Meski anak buah Nami hanya sepuluh orang, mereka bukanlah orang sembarangan. Karena mereka berada dalam pasukan elit Delta, mereka mewakili kekuatan klan Atmaja yang sebenarnya. Jika pasukan biasa dalam klan saja, dipilih dari mereka yang sudah teruji ketangguhannya. Apalagi mereka yang berada dalam pasukan elit klan! Begitu pertempuran antara dua kelompok ini pecah, pertunjukkan yang mengerikan segera tersaji. Ini merupakan pertarungan yang sangat tidak imbang, mengingat jauhnya ketimpangan jumlah pasukan di antara dua kubu. Satu orang anggota tim Delta harus berhadapan dengan sepuluh lebih anak buah Bernard. Namun, perbedaan jumlah bukan berarti mereka kalah dalam hal kualitas. Segera, perbedaan kualitas segera terlihat begitu pasukan Delta mengamuk dan membuat anak buah Bernard keteteran.Kekuatan mereka sangat jauh berbeda. Dalam satu serangan, dua sampai tiga orang anak buah Bernard berhasil dikirim terbang.Meski
Kaki Bernard seolah berubah menjadi jeli. Ia terkulai jatuh, seolah tidak memiliki tenaga untuk menopang tubuhnya."Kak, a-aku sudah tamat. Aku- aku dipecat dan sekarang tim investigasi perusahaan sedang menyelidikiku. Aku bisa dipenjara jika perbuatanku sampai ketahuan." Ucap Andhika tanpa daya.Andhika baru selesai bicara dan tiba-tiba ponsel Bernard berdering. Panggilan itu dari istrinya, wajah Bernard tampak tegang begitu mendengar laporan istrinya.Istrinya memiliki usaha pabrik tekstil dan sekarang pabrik tersebut terbakar. Petugas DAMKAR tiba-tiba menjadi sangat sibuk, sehingga tidak ada yang dapat membantu menyelamatkan pabrik. Kecil kemungkinan, pabrik istrinya bisa diselamatkan.Padahal, istriya baru saja menghabiskan sebagian besar dana perusahaannya untuk membeli bahan dari Turki untuk kemudian di olah dan di ekspor pada pelanggan perusahaan mereka yang ada Amerika. Tidak berhenti sampai di situ, klien besar istrinya baru saja menelpon dan mengatakan bahwa kerjasama mere