Seratus lebih anak buah Bernard, kompak menyerang ke arah Nami. Meski anak buah Nami hanya sepuluh orang, mereka bukanlah orang sembarangan. Karena mereka berada dalam pasukan elit Delta, mereka mewakili kekuatan klan Atmaja yang sebenarnya. Jika pasukan biasa dalam klan saja, dipilih dari mereka yang sudah teruji ketangguhannya. Apalagi mereka yang berada dalam pasukan elit klan! Begitu pertempuran antara dua kelompok ini pecah, pertunjukkan yang mengerikan segera tersaji. Ini merupakan pertarungan yang sangat tidak imbang, mengingat jauhnya ketimpangan jumlah pasukan di antara dua kubu. Satu orang anggota tim Delta harus berhadapan dengan sepuluh lebih anak buah Bernard. Namun, perbedaan jumlah bukan berarti mereka kalah dalam hal kualitas. Segera, perbedaan kualitas segera terlihat begitu pasukan Delta mengamuk dan membuat anak buah Bernard keteteran.Kekuatan mereka sangat jauh berbeda. Dalam satu serangan, dua sampai tiga orang anak buah Bernard berhasil dikirim terbang.Meski
Kaki Bernard seolah berubah menjadi jeli. Ia terkulai jatuh, seolah tidak memiliki tenaga untuk menopang tubuhnya."Kak, a-aku sudah tamat. Aku- aku dipecat dan sekarang tim investigasi perusahaan sedang menyelidikiku. Aku bisa dipenjara jika perbuatanku sampai ketahuan." Ucap Andhika tanpa daya.Andhika baru selesai bicara dan tiba-tiba ponsel Bernard berdering. Panggilan itu dari istrinya, wajah Bernard tampak tegang begitu mendengar laporan istrinya.Istrinya memiliki usaha pabrik tekstil dan sekarang pabrik tersebut terbakar. Petugas DAMKAR tiba-tiba menjadi sangat sibuk, sehingga tidak ada yang dapat membantu menyelamatkan pabrik. Kecil kemungkinan, pabrik istrinya bisa diselamatkan.Padahal, istriya baru saja menghabiskan sebagian besar dana perusahaannya untuk membeli bahan dari Turki untuk kemudian di olah dan di ekspor pada pelanggan perusahaan mereka yang ada Amerika. Tidak berhenti sampai di situ, klien besar istrinya baru saja menelpon dan mengatakan bahwa kerjasama mere
Sejalan dengan tautan berita tentang Axel, di bawahnya ada rekomendasi berita yang berhubungan dengannya. Itu adalah berita pemecatan tidak hormat Andhika Gumilar dari posisinya sebagai wakil direktur Musica Studio, karena terlibat beberapa skandal.Lalu, ada berita tentang mega korupsi di perusahaan Alto Corp, perusahaan keluarga Gumilar. Status Bernard Gumilar ditetapkan sebagai DPO dan sedang diburu oleh pihak kepolisian dan KPK karena beberapa kasus korupsi dan penyuapan beberapa kepala daerah dan juga anggota dewan, demi memuluskan jalan bisnisnya selama ini.Awan terkejut mendapat serangkaian berita tersebut. Dia masih tidak percaya, jika semua itu dilakukan oleh Vannesa. Sampai ketika Vannesa mengirimkan pesan pribadinya, "Saya sudah membereskan mereka, bos."Karin yang berada di sebelah Awan, sempat membaca pesan tersebut. Ia terperangah, tidak menyangka jika Awan akan memiliki kekuatan semengerikan ini. Hanya satu perintah darinya, seluruh kekayaan dan usaha keluarga Gumilar
Awan sampai di kediaman Joe. Namun, saat masuk ke dalam gerbang, Nami dan pasukannya tidak ikut masuk ke dalam. Ia bersama Lana dan Chiya memilih berkelok ke arah taman.Saat Awan datang, ternyata bibinya dan juga adik sepupunya telah bersiap menyambut kedatangannya. Rini, bibinya telah diberitahu oleh Joe tentang kedatangan Awan hari itu. Tentu saja, mereka sangat bersemangat. Di rumah hanya ada mereka berdua serta beberapa pembantu. Noura, jam segini tidak akan berada di rumah. Ia dan Joe sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Semenjak kejadian penyerangan Noura sebelumnya, keluarga menjadi lebih protektif dengan tidak membiarkannya tinggal di apartemen seorang diri.Tapi, karena dasarnya Noura memang seorang yang sulit di atur dan suka hidup bebas, ia sering menghabiskan waktu di luar dan baru kembali saat sudah larut malam.Ini adalah kedatangan Awan pertama kali ke rumah mereka, semenjak ia kehilangan ingatannya. Beberapa hal tampak harus menyesuaikan. Misal, ekspresi Awa
"Yang sabar ya, nak! Yang penting, kamu jangan menyerah dan tetap terus berusaha." Ucap bibinya menyabarkan seraya mengelus lembut kepala Awan dengan penuh kasih sayang. Rini telah lama memperlakukan Awan layaknya anaknya sendiri. Meski kenyataannya ia memiliki dua orang anak perempuan, tapi yang dirasakan oleh Rini dan Joe, mereka memiliki tiga orang anak. Dimana Awan sebagai anak tengah mereka.Awan merasa tersentuh dengan perlakuan mereka terhadapnya. Meski masih tidak memiliki ingatan apapun tentang keluarga ini, ia bisa merasakan betapa dirinya dicintai oleh keluarga ini. Itu semua sudah cukup sebagai bukti, betapa ia diterima dalam keluarga bibinya."Terimakasih, bi. Mohon doanya!" Pinta Awan tulus."Padahal aku berharap kak Awan beneran jadian loh sama kak Karin. Jadi, teman-temanku gak berani nanyain kak Awan lagi." Seloroh Luna dengan gaya polosnya.Awan tergelak, namun di sebelahnya Karin langsung tersipu, dadanya kembali berdebar tidak menentu."Adek, kamu masih saja, ya!
Saat mereka datang, mereka disambut oleh dua orang tenaga keamanan. Mereka adalah orang-orang dari klan Atmaja.Semenjak kejadian dimana Lina, mamanya Renata hampir dilecehkan, Awan saat itu memerintahkan secara khusus orang-orang dari klannya untuk menjaga keamanan mama angkatnya tersebut."Selamat datang, ketua." Sambut mereka kompak.Awan menganggukkan kepala dan tersenyum ke arah mereka. Kendaraan yang dikendarai oleh Karin lanjut terus ke dalam, hingga berhenti di depan pintu masuk utama.Yang membukakan pintu dan menyambut mereka pertama kali adalah Inah. Dia merupakan satu-satunya pembantu yang masih setia bertahan hingga saat ini. Sekarang, berkat kesetiaannya itu, Inah dipercaya Awan untuk menjadi kepala pembantu di rumah tersebut dan bertaggung jawab khusus melayani dan menjaga ibu angkatnya."Tuan Awan, sudah sangat lama anda tidak ke sini. Padahal ada berita penting yang mau Inah sampaikan." Ujar Inah, ceriwis seperti biasanya.Namun saat itu, ia hanya mendapati ekspresi A
Klik."Silahkan masuk!" Ucap Inah mempersilahkan Awan dan yang lainnya masuk ke dalam kamar.Inah tampak bersemangat ketika membawa Awan bersamanya. Di dalam sana, seorang wanita dewasa berusia hampir lima puluhan, namun masih terlihat begitu cantik, dalam keadaan setengah berbaring di atas ranjang, sedang menatap Awan dengan mata penuh kerinduan."Awan, anakku... akhirnya kamu datang!" Sambut Lina haru. Kondisinya masih belum pulih seratus persen, karena sebelumnya ia terlalu lama terbaring di ranjang. Sehingga, perlu waktu untuk membuat seluruh fungsi gerak tubuhnya bisa kembali bekerja dengan normal. Jadi, yang bisa dilakukan mama Lina hanya membentangkan kedua tangannya ke arah Awan.Awan sempat ragu, tapi segera Karin menyenggol lengannya dan memberi kode padanya. Awan segera tahu apa yang harus dilakukannya, ia berjalan ke arah mama Lina dan menyambut gapaian tangannya dan membalas pelukan mama Lina.Ibu mendiang Renata tersebut memeluk Awan dengan sangat erat, seolah ia sudah
Di dalam kamar putrinya, Lina mengambil sebuah kotak di atas meja rias. Tentu saja, tidak ada yang berubah dari dari dalam kamar itu. Meskipun, Awan tidak mengingatnya. Namun, saat ia berada di sana sedikit lebih lama, kening Awan sedikit berkerut. "Kenapa, Nak? Apa kamu mengingat sesuatu?" Tanya Lina berharap. Awan tampak ragu, "Entahlah, Ma. Ketika masuk ke dalam kamar ini, aku merasa sangat familiar dengan kamar ini. Tapi, aku masih tidak dapat mengingatnya." Jawab Awan jujur dan tampak tidak berdaya. Ia seakan sudah begitu dekat untuk bisa mengingatnya, namun seakan ada kabut tipis yang menghalangi jalannya. Lina tersenyum senang, tentu saja ia berharap Awan akan dapat mengingat lebih banyak. Selanjutnya, Lina mengulurkan kotak yang tadi diambilnya pada Awan. "Apa ini, ma?" "Bukalah!" Saat Awan membukanya, di dalamnya terdapat sebotol parfum merek Caron Poivre. "Ini?" Awan tampak bingung dan bertanya-tanya, kenapa ibu angkatnya itu justru memberinya parfum? "Cobalah!"