Saat ratusan petir berwarna keemasan tersebut mengenai tubuhnya, Awan bisa merasakan jika kematian sedang menjemputnya saat itu juga. Listrik dengan daya jutaan volt, seperti ditembakkan ke dalam tubuhnya dalam satu waktu. Rasa sakitnya tidak terhingga dan membuat Awan merasa seperti dibunuh puluhan kali dalam satu waktu.Ini merupakan ujian kesengsaraan petir yang sangat langka dan hanya terjadi satu kali dalam beberapa abad.Tidak hanya tubuhnya yang serasa hancur total, seluruh panca inderanya seakan tidak berfungsi dan membuat semua lobang di tubuh Awan memancarkan cahaya putih terang dengan kilat kesengsaraan di dalamnya.Wus!Tubuh Awan mengejang hebat, sebelum akhirnya ia melihat cahaya yang sangat terang muncul dari atas langit. Saking terangnya, membuat Awan tidak bisa melihat dengan jelas. Sampai ia merasakan tubuhnya tiba-tiba melayang dengan sendirinya.Saat itu, tidak ada lagi rasa sakit, seperti yang ia rasakan sebelumnya. Yang ada hanya ketenangan total, layaknya perasa
Berbeda dengan Amanda, meski levelnya juga meningkat berkat ritual tersebut, sejatinya Amanda hanya mengulangi menaiki level yang sudah pernah ia naiki sebelumnya, berkat semua warisan serta memori ratu Iduna yang tertinggal di dalam dirinya.Lalu, setelah memperhatikan jejak energi Alis Singit yang tertinggal di lengan Arnold, Awan pun paham dengan apa yang sebenarnya telah dilakukan Alis Singit untuknya.Alis Singit rupanya telah menangkap sisa energi dari serangan Awan, saat mereka bertarung di pulau kabut Abadi. Lalu, dengan cara tertentu, Alis Singit menggunakan energi Awan dan menanamkannya ke dalam mantera yang ia tempel ke lengan Arnold.Tentu saja, semua itu tidak terjadi begitu saja. Jika tidak, Alis Singit tidak perlu repot-repot menanamkan mantera seperti itu pada Arnold dan ia bisa saja melakukannya sendiri. Alis Singit sudah memperhitungan pertarungan antara Awan dan Arnold dan mantera yang ditanam Alis Singit baru akan aktif, begitu terdesak oleh volume energi yang san
"Rhaysa." Panggil Awan lembut menyadarkan wanita yang sedang berada di dalam pelukannya.Tidak jauh dari tempat Arnold berdiri saat ini, tampak Awan sedang memangku tubuh Rhaysa alias Raine.Anehnya, Arnold tidak merasakan energi apapun dari Awan. Seolah Awan hanyalah manusia biasa yang tidak memiliki kekuatan apapun dalam dirinya. Namun, mengingat Awan baru saja berhasil membuatnya terpental dan hampir mencelakainya, Arnold tidak berani berbuat gegabah dan memilih menunggu sambil mempelajari situasi yang sebenarnya.Di sisi lain.Mendengar namanya dipanggil, Rhaysa segera membuka matanya dan menemukan jika dirinya sedang berada dalam pelukan seorang pria. Beberapa saat yang lalu, Rhaysa sempat berpikir jika dirinya akan mati setelah terkena serangan mematikan Arnold.Serangan terkuatnya berhasil dihancurkan Arnold dan tidak berhenti sampai di situ, kekuatan kegelapan Arnold membuat seluruh indera Rhaysa menjadi tumpul untuk sesaat dan Rhaysa terjebak di dalamnya. Membuatnya mustahil
Begitu Arnold berhasil merapal puncak jurusnya, bayangan iblis raksasa bertubuh merah muncul dari atas langit. Aura Arnold terlihat mengerikan dan menekan seluruh pulau Arcadia. Mereka yang berada di luar penjara alam ruh sekalipun, bahkan bisa merasakan betapa mengerikannya aura kegelapan yang dipancarkan Arnold saat itu.Rhaysa yang melihat itu, diam-diam berdoa dan berharap jika Awan bisa mengatasi serangan Arnold. Anehnya, orang yang didoakannya masih terlihat begitu tenang. Seolah semua pertunjukan Arnold, hanya terlihat seperti pertunjukan mainan di matanya.Tidak seperti Arnold, Awan tidak terlihat merapal jurus apapun dan hanya melayang di udara. Ketenangannya, membuat siapapun sulit untuk menebak apa yang sedang dipikirkannya saat itu.'Apa yang direncanakan mas Awan sebenarnya? Kenapa mas Awan tidak menggunakan jurus apapun?' Pikir Rhaysa khawatir.Rhaysa mencemaskan jika reaksi Awan saat itu, karena berpikir bahwa serangan Arnold terlalu kuat dan membuat Awan hanya bisa pa
Saat dua orang dewa bertarung, alam hanya bisa menanggung kerusakan.Istilah seperti itu, sangat cocok untuk menggambarkan apa yang terjadi di pulau Arcadia saat ini. Begitu Arnold merapal jurus puncak kitab Paras Sewu, pulau Arcadia seketika berguncang hebat dan seluruh pulau dipenuhi oleh aura kegelapan.Perlahan, retakan-retakan besar banyak bermunculan di atas permukaan tanah dan semakin lama semakin lebar. Bangunan-bangunan megah keluarga Royal adalah yang pertama menjadi korbannya.Permukaan tanah yang tiba-tiba merengkah, mulai menelan bangunan megah ini ke dalamnya dan mereka yang telah mati dalam pertempuran besar hari itu, juga ikut tenggelam ke dalam tanah."Gempa? Kekuatan seperti apa yang mampu menimbulkan gempa sebesar ini?"Pasukan aliansi dan prajurit Istana Es Abadi, tidak bisa menutupi kecemasan dalam hati mereka. Tanpa ada yang memerintahkan, insting mereka seolah mendorong mereka untuk segera menjauh dari pusat pertarungan
Melihat keganasan jurus terkuat Arnold, ekspresi Awan langsung dipenuhi oleh konflik. Ia tidak takut dengan jurus maut Arnold, melainkan dampak yang akan ditimbulkan setelahnya, jika serangan mereka saling beradu. Tidak diragukan lagi, bentrokan serangan mereka, akan menimbulkan bencana yang sangat luar biasa dan dapat menimbulkan bencana alam. Tidak hanya pulau Arcadia, pulau-pulau dan juga negara yang berada di dekat pulau Arcadia akan ikut menanggung akibatnya. Saat itu, jatuhnya ribuan bahkan jutaan korban dari orang-orang tidak bersalah, tidak akan dapat terhindarkan.Tapi, untuk diam dan tidak melakukan apa-apa, juga bukan pilihan yang bijak. Orang seperti Arnold, jika dibiarkan hidup lebih lama, akan semakin merajalela dan membuat kerusakan di mana-mana.Untuk itu, Awan dipaksa untuk mengambil keputusan cepat, sebelum bencana mengerikan terjadi.Di tengah amukan badai kegelapan Arnold, aura keemasan menyelimuti tubuh Awan dan membuatnya terlihat sebagai satu-satunya cahaya di
Saat itu, Awan ingin melawan. Namun, begitu melihat semua pasukan istana Es Abadi dan juga Raine ditekan oleh kekuatan empat orang penjaga hitam Tanah Dewa, membuat Awan terpaksa harus menahan diri dan memikirkan jalan keluar lain."Apa kamu masih ingin menolak untuk berlutut di hadapan penjaga agung?" Bentak salah seorang penjaga hitam dengan nada mengintimidasi."Kamu didakwa telah mencampuri urusan duniawi terlalu jauh. Sebagai hukumannya, kamu dan seluruh orang yang mendukungmu akan dihukum sangat berat. Kultivasi kalian akan dilenyapkan dan siapa yang menentang akan dihukum mati." Lanjut salah seorang dari penjaga hitam dengan kalimat tegas."Sekarang, berlututlah dan akui semua kesalahanmu! Dengan begitu, kami mungkin saja akan mempertimbangkan untuk meringankan hukuman kalian!" Ucap penjaga hitam lainnya dengan nada angkuh."Berlutut?" Awan tertawa dingin mendengar perintah para penjaga hitam.Betapa tidak masuk akalnya keputusan mereka? Jika para dewa penguasa di tanah dewa b
"Jika kalian benar datang mewakili kehendak para dewa dan untuk menegakkan keadilan, maka aku akan jadi orang penurut. Namun, lihatlah apa yang telah kalian lakukan! Kalian bahkan tidak mempelajari dan memperhitungkan situasinya dengan benar dan kalian memaksaku dan semua orang disini untuk tunduk dan menerima semua keputusan kalian begitu saja. Apa itu masuk akal?" Balas Awan tanpa rasa gentar sedikitpun.Lord Baron mendengus dingin memandang rendah Awan dengan segala argumentasi yang coba dikemukakannya. Bagaimanapun, di sini mereka adalah pengadilnya dan keputusan mereka bersifat mutlak.Awan atau siapapun tidak diperkenankan untuk menentang ataupun mempertanyakan perintah mereka. Namun, karena Awan bersikeras untuk mempertanyakan keputusan mereka, Lord Baron terpaksa turun tangan untuk menghukum Awan dan menginjak-injaknya, sampai ia tidak berani lagi menentang mereka.Lord Baron mengangkat satu tangannya ke atas dan sedetik kemudian membalikkannya ke bawah. Saat itu, Raine dan p