Share

 GOLOK SETAN (恶魔砍刀)
GOLOK SETAN (恶魔砍刀)
Author: Darsono AD

BAGIAN : 1 ( WIRO SABRANG )

Putri Kencana adalah permaisuri raja Kertajaya yang bertahta di kerajaan Singosari. Wanita cantik itu telah dikaruniai putra dua orang laki- laki sebagai pengeran yang kelak menggantikan tahta ayahandanya Kertajaya. Namun wanita itu berburuk sangka pada seorang bocah laki-laki yang menurut cerita gurunya begawan Sentanu adalah putra dari istri selir Gusti raja Kertajaya. Nana bocah laki- laki itu Wiropati yang kini sedang dilatih beladiri oleh begawan Sentanu.

Putri Kencana mendadak datang ke padepokan untuk menjemput Wiropati dibantu oleh seorang pengawal.

"Paman Sentanu, Wiropati aku bawa ke istana hari ini. Kanjeng Gusti ingin agar Wiropati tinggal di istana saja." kata Putri Kencana.

Sentanu tentu saja tidak berani melarang karena yang minta adalah permaisuri sama juga Gusti Kertajaya. Walaupun ia diserahi oleh raja untuk merawat dan mendidik bocah kecil itu agar menjadi ksatria kelak.

"Silahkan Gusti putri." kata Sentanu.

Akhirnya Wiropati dibawa oleh putri Kencana pulang ke istana dengan naik kuda bersama pengawal Gilang. Namun ketika sudah sampai di hutan, Wiropati diikat kaki dan tangannya, serta tubuhnya diikat dengan sebongkah batu besar dan dilemparkan ke dalam telaga yang ada di tengah hutan..

"Tolooong..ampuuun.." Wiropati berteriak tetapi tidak dihiraukan oleh ibu tirinya.

" Byuuuurrr."

Tubuh bocah kecil itupun langsung tenggelam ke dasar telaga tanpa perlawanan dan tangisan yang terdengar. Putri Kencana malah tertawa terbahak- bahak karena ia telah berhasil menyingkirkan bocah yang dianggap sebagai duri dalam daging itu.

"Ha ha ha ha mampus kamu tikus kecil Ayoh paman, kita pulang ke istana." kata wanita itu setelah berhasil membunuh Wiropati.

10 TAHUN KEMUDIAN.

Wiro Sabrang adalah pendekar pedang tak terkalahkan pada jaman Bar- bar 1000 tahun sebelum Masehi. Saat terjadi bencana alam hingga menghancurkan seluruh kehidupan dimuka bumi, Wiro Sabrang yang berjiwa ksatria dan penegak kebenaran itu diselamatkan oleh dewa langit dan akan dikembalikan hidup kembali setelah manusia mulai beradab budaya entah berapa ribu tahun lagi.

Langit Singosari yang semula terang benderang itu berubah menjadi hitam gelap berpayung mendung. Sinar mentari begitu cepat pergi atau bersembunyi terhalang oleh gumpalan awan hitam yang makin luas menelan bumi dan semesta.

"Hamba mohon sang hyang Wenang penguasa jagad..beri hamba seorang juru selamat rakyat Singosari." Gumam Sentanu.

Seorang begawan tua dengan rambut putih terjurai ke punggung sedang bertapa di atas sebuah bukit untuk memohon kepada sang Hyang wenang penguasa alam semesta agar tanah Singosari kembali aman tanpa bencana dan musibah seperti yang sering terjadi pada abad ini. Bencana dan musibah itu terjadi semenjak Singosari runtuh dikuasai raja iblis Banaspati yang adalah makhluk halus yang berujud manusia dengan kepala harimau. Banaspati yang datang dan menduduki istana Singosari bersama ratusan pasukan makhluk gaib tentu sulit dikalahkan.

"Glerrrrr!! Glerrrr!!."

Suara ledakan yang sangat dahsyat terdengar hingga mengejutkan seorang pertapa yang sedang konsen.

Begawan Sentanu yang sudah berbulan- bulan bertapa belum menerima wangsit dari sang hyang Wenang penguasa alam semesta kecuali kilatan petir yang terlihat berulang menyambar dan menerangi langit yang gelap.

"Apakah dewa penguasa alam akan memberi wangsit kepadaku?" tanya Sentanu dalam hati.

Itulah firasat yang senantiasa menghantui rakyat Singosari. Pertanda buruk sudah tergambar di langit bila bumi dan penghuninya selalu dilanda bencana dan berbagai musibah. Pagebluk atau kematian yang terjadi setiap hari. Biasanya kematian karena santet yang dikirim oleh para penyihir. Tetapi kali ini bukan santet melainkan para Jim setan yg menyedot darah manusia sebagai tumbal. Darah warga Singosari diisap setan yang gentayangan ke seluruh desa kekuasaan Banaspati. Karena itulah begawan Sentanu yang masih kerabat raja Singosari yang runtuh itu memohon dikirim seorang pendekar yang mampu menandingi kekuatan raja iblis yang sekarang menguasai bumi Singosari.

"Glegerrrr!!'

"Wuuuuusssss!!"

Ledakan dahsyat itu kembali terdengar saat begawan meditasi berkonsen dengan doanya. Ledakan dahsyat itu terdengar sangat mengguncang tempat duduk begawan yang hanya sebongkah batu sebesar rumah. Hampir saja orang tua itu terjatuh karena guncangan dahsyat itu.

"Sentanuuu..!"

Suara yang sangat lantang itu menyebut namanya berbaur dengan deru angin yang sangat dahsyat.

Ketika terdengar suara petir dan geledek menyambar, orang tua itu sangat kaget karena ia melihat selarik sinar kuning memancar sangat terang di angkasa seperti pusat galaxi. Sinar yang sangat menyilaukan itu mengarah kepada begawan Sentanu. Orang tua itupun bergegas berdiri sambil merentangkan tangannya sambil tengadah ke langit. Ia berharap permintaannya dikabulkan oleh sang hyang penguasa alam. Sentanu terus membulatkan mata memandang ke angkasa dimana sinar kuning itu makin membesar dan menyibakkan langit menjadi terang benderang. Kemudian sesuatu terjatuh dari langit hingga mengejutkan Sentanu.

"Jlegg!!"

Tiba2 sosok bayangan manusia telah berdiri di hadapannya. Seorang pemuda tampan dengan golok terselip di pinggangnya.

"Inikah utusan dari sang hyang Wenang penguasa alam yang dikirim kepadaku?" gumam begawan dalam hati.

Dalam kekaguman dan terkejutnya Sentanu memandang tatapan mata pendekar itu yang sangat damai dan luruh.

"Aku adalah Wiro Sabrang utusan dari dewa pelindung Brama." kata pemuda tampan itu sambil mengulurkan tangan kepada begawan Sentanu.

Begawan Sentanu tentu saja sangat senang menerima kedatangan pendekar muda itu sehingga ia langsung menyambut dengan uluran tangan. Saat yang bersamaan datang serangan dari langit yang menghantam tubuh Sentanu yang sedang lengah.

"Hiiiiaaaahhhhh!!"

"Bukk!!" tendangan yang tak diduga itu telah melemparkan Sentanu jatuh ke dalam jurang.

Tapi bersamaan dengan terlemparnya begawan Sentanu, Wiro Sabrang cepat menangkap tubuh begawan yang jatuh ke jurang.

"Hup!!"

"Wiro Sabrang!." gumam pendekar yang telah melempar begawan ke dalam jurang.

"Iblis laknat yang kutunggu" gumam Wiro Sabrang sambil menatap tajam wajah pendekar siluman itu.

Wiro Sabrang adalah pendekar Golok yang sangat mumpuni dalam ilmu pedang. Tapi entah kenapa Wiro menghilang pergi setelah terjadi bencana yang sangat dahsyat yang menghancurkan bumi seisinya. Kini Wiro Sabrang kembali hidup lagi untuk menghadapi semua musuhnya dimasa lalu.

"Bopo..!!" kata Wiro sambil meletakkan begawan Sentanu ke sisi yang aman.

Sentanu masih belum paham dengan Wiro Sabrang yang menyebutnya Bopo/ayah. Seingat Sentanu ia pernah punya murid bernama Wiroso yang mati terbunuh oleh istri Kertajaya ketika usia sepuluh tahun. Tapi kalau melihat gelagat dan penampilan Wiro Sabrang, itu adalah seorang pendekar sangat sakti di jaman Bar- bar.. Mungkinkah pendekar pedang itu hidup kembali dalam tubuh bekas muridnya Wiroso? Batin Sentanu.

Sementara itu Wiro Sabrang sudah bergegas menyerang pendekar muda yang tak lain adalah utusan Banaspati yang memburu begawan Sentanu.

"Hiiiiaaaahhhh!!"

"Gluaaaarrrr!!."

Sinar terang yang menyembur dari telapak tangan pendekar siluman itu bertemu dengan sinar kemilau dari golok setan di tangan Wiro Sabrang.

"Heit!!"

Sentanu benar- benar yakin bila pendekar muda itu adalah kiriman dari dewa Brahma. Begawan Sentanu sangat terkesima melihat gerakan dan kecepatan Wiro Sabrang dalam bertarung..

Wiro Sabrang yang saat pergi meninggalkan pondok begawan masih bocah dan tidak memiliki senjata apapun sehingga tak kuasa menerima hukuman dari raja iblis.Tapi kini ia telah tumbuh menjadi seorang pendekar yang sangat sakti. Terbukti berani menghadapi pendekar siluman itu.

"Hiiiiaaaaatttt."

Pendekar siluman itu dengan cepat melesat dengan pedang membabat leher Wiro Sabrang. Tapi Wiro Sabrang yang sebenarnya sudah dikenal oleh pasukan dari Banaspati setelah berkali - kali menghalangi serangan mereka ke desa.

"Bluaaaarrrr!!!"

Golok setan yang berada di tangan Wiro memancarkan cahaya keemasan yang kemilau menuju wajah pendekar tampan itu hingga merubahnya menjadi wajah tengkorak yang sangat seram. Begawan Sentanu baru tahu jika yang disangka dewa pelindung itu prajurit dari raja iblis.

"Kurang ajar!!" ujar pendekar siluman itu saat wajahnya disulap oleh golok Wiro menjadi aslinya.

.

Dari jarak cukup jauh begawan geleng kepala menyaksikan kecepatan Wiro Sabrang bekas dalam menghadapi lawannya yang bukan manusia. Nanti ia akan tanyakan asal usul golok sakti ditangan Wiro Sabrang. Sinar emas yg terpancar dari golok di tangan Wiro Sabrang telah merubah ujud wajah tampan pendekar siluman itu menjadi ujud aslinya tengkorak berambut panjang terjurai ke punggung.

"Ha ha ha Wiro.. kebetulan sekali aku bisa menangkapmu kali ini tidak perlu memburu jauh- jauh.." kata pendekar siluman yang tak lain adalah Wonopati adik dari raja Iblis Banaspati.

"Wonopati masih hidup." gumam Wiro dalam hati. Karena seingat Wiro, ia telah membinasakan pendekar iblis itu saat bertarung di dalam alun- alun.. Sambil merentang tangan kiri kedepan Wiro Sabrang mulai menghunus golok setan di tangan kanan diarahkan ke langit bersiap menebas leher Wonopati.

"Claaappp!!"

"Wuuuuuzzzzz!!"

Sinar gemerlap itu muncul dari pedang di tangan Wonopati beradu dengan sinar biru dari golok setan di tangan Wiro Sabrang. Maka terdengar ledakan yang sangat dahsyat menggelegar menggetarkan semesta. Gunungpun ikut bergetar dan bebatuan diatas bukit runtuh bagai gempa bumi saja.

Begawan Sentanu yang berada di tempat agak bawah merasakan goncangan tanah yang dipijak. Begawan Sentanu berdiri tegang memandang sinar kuning keemasan yang mengembang seperti galaksi membakar tubuh manusia berkepala tengkorak itu. Kemudian sinar kuning itu menghilang ditelan kegelapan ketika tubuh siluman Wonopati juga lenyap dari pandangan Wiro.

"Hmm setan alas!" gumam Wiro Sabrang setelah melihat lawannya lenyap melarikan diri seperti saat bertarung di alun- alun Singosari. Wonopati selalu kabur dengan menghilang begitu saja.

****

Raden Kertajaya yang sakit parah dalam peperangan sudah mulai bisa duduk dan bicara di tempat pengasingan. Seorang begawan penasehat Kraton yang selalu menemani istirahat memberi tahu jika Kraton itu harus memiliki pusaka untuk menjaga kekuatan istana. Keris Nogososro atau pusaka lain yang bertuah.

Kedatangan begawan Sentanu mengajak Wiro Sabrang benar2 sangat ditunggu oleh Raden Kertajaya karena ia sudah hampir 6 bulan pergi mencari pusaka itu. Raden Kertajaya sudah bermimpi kejatuhan bulan semalam. Itu pertanda beliau akan mendapatkan mujijat yang sangat besar. Bila kini ia kedatangan orang yang belum dikenal itu bersama begawan Sentanu, tentu saja sangat mengejutkan sekaligus mengharukan Raden Kertajaya.

"Ampun Gusti, hamba datang bersama pemuda tampan yang bernama Wiro Sabrang ini yang tidak lain adalah putra dari nyimas Gandasari garwo ampil paduka." kata begawan Sentanu sambil menyembah.

"Oh pemuda tampan itu masih sentono Kraton ya?" tanya Gusti Kertajaya agak terkejut gembira sambil menatap wajah Wiro Sabrang. Pemuda itupun ikut menyembah seperti yang dilakukan begawan Sentanu. Namun Raden Kertajaya sangat kagum karena aura wajah pendekar yang dibawa Sentanu sangat luar biasa bercahaya penuh kewibawaan. Bahkan para pengawal istana yang saat itu dalam pengasingan, sangat terpukau memandangi betapa gagah Wiro Sabrang yang saat itu hanya mengenakan pakaian dari kulit binatang ular dan menyandang senjata pedang/golok. Rasanya tak mungkin kalau ia disebut sebagai putra mahkota raja Kertajaya yang kaya.

"Maaf kisanak, apakah benar apa yang dikatakan begawan Sentanu?"

"Hamba tidak kenal dengan begawan Sentanu itu siapa ! Hamba adalah utusan dewa Brahma untuk melindungi paduka" jawab Wiro Sabrang.

Betapa terkejut Sentanu mendengar pernyataan Wiro Sabrang kalau ia tidak kenal dengan Sentanu. Padahal tadi sempat memeluk dan menyebutnya "Bopo". Sentanupun memandang kepada pemuda itu.

"Namamu Wiro Sabrang? asalmu dari mana kisanak?" tanya Kertajaya.

"Hamba datang dari langit diutus Hyang agung dewa Brahma."

Kini Sentanu jadi teringat nama Wiro Sabrang itu adalah pendekar jaman purba sebelum ada kerajaan Singosari. Sentanu hanya mendengar namanya dari para pendekar senior, belum tahu dan melihat sendiri karena sudah bukan jamannya. Sebaliknya Kertajaya juga pernah mendengar dalam silsilah keluarga istana tidak ada nama itu. Tapi Wiro Sabrang sudah dikenal dalam dunia persilatan sebagai pendekar pedang yang Masyur tanpa tanding.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status