Share

Mencari Bantuan 2

Aku mengiyakan. Lekas kulangkahkan kaki ke musala rumah sakit untuk menunaikan kewajiban tiga rakaat. Aku juga pamit pada beliau, untuk menunggu waktu Salat Isya.

Ketika kembali ke kamar Mas Angga, Papa sudah tak ada. Mungkin beliau sudah pergi. Aku lantas duduk di sofa. Pria yang ada di atas ranjang tampak tertidur lelap. Aku tahu dari suara dengkurannya.

Hah!

Aku mengembuskan napas. Batu tadi siang aku keluar dari rumah sakit. Kenapa harus kembali ke sini lagi. Aku sudah rindu dengan tempat tidur yang empul dan nyaman. Badan juga terasa pegal semua. Beberapa hari selama Zahir dirawat, tidurku tak nyenyak.

Lelah, aku merebahkan diri di sofa. Hingga, aku tertidur lelap.

***

Suara brankar membangunkanku. Terdengar juga suara tangisan seorang wanita seiring dengan langkah brankar yang menjauh. Pasti ada pasien tadi dalam keadaan darurat.

Lekas aku melirik Mas Angga yang masih terbaring di atas ranjang tanpa selimut. Aku memandang diri. Ada selimut yang menutupi. Pasti Mas Angga yang me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status