Home / Romansa / Gadis Buta milik Mafia Kejam / Bab 11. Detak dalam Senyap

Share

Bab 11. Detak dalam Senyap

last update Huling Na-update: 2025-07-03 12:57:41

Zera duduk di kursi dekat perapian, menggenggam cangkir teh hangat yang baru ia seduh sendiri. Ia tahu Johnny sedang berada di ruang baca—ia tahu dari aroma khas tembakau ringan yang menyatu dengan wangi kayu tua setiap kali pria itu duduk di sana terlalu lama. Juga dari bunyi samar kertas dibalik, dan sesekali dengusan napasnya yang berat.

Zera berdiri perlahan, membawa cangkir kedua yang ia siapkan tanpa diminta. Ia meniti langkahnya dengan hati-hati, menghitung jumlah ubin dari suara gesekan kakinya. Begitu dekat ke ambang pintu, ia berhenti dan mengetuk dua kali.

Tak ada jawaban. Tapi ia tahu Johnny mendengarnya.

Zera membuka pintu perlahan. “Aku membawakan teh.”

Keheningan.

Namun langkah Johnny terdengar mendekat. Berat dan lambat.

“Kenapa kau datang ke sini lagi?” Suaranya terdengar datar. Dingin seperti biasanya.

“Aku tidak tahu,” jawab Zera jujur. “Mungkin karena aku tidak suka minum teh sendirian.”

Zera mendengar derit kursi kulit saat Johnny duduk kembali. Ia melangkah ke ar
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Gadis Buta milik Mafia Kejam   Bab 33. Rahasia yang taj seharusnya didengar

    Hujan turun perlahan di halaman kediaman Lawrence malam itu, menimbulkan suara lembut di atas kaca jendela besar ruang tamu. Di antara redup cahaya lampu gantung kristal, Evelyn Lawrence duduk tegak di kursi panjang berlapis beludru merah tua. Tangannya yang mengenakan sarung satin memegang ponsel dengan tatapan dingin.Suaranya tenang, tapi menyimpan nada mengancam.“Aku sudah memperingatkan sejak awal, proyek itu tak boleh bocor lagi. Kau tahu apa yang akan terjadi kalau dunia luar mendengarnya.”Suara berat dari seberang sambungan terdengar pelan—tak jelas siapa. Tapi nada bicaranya menunjukkan posisi tinggi, seseorang yang dulu mungkin menjadi bagian dari proyek rahasia itu.“Tenanglah, Nyonya Lawrence,” suara itu bergetar samar, “data mengenai Neuro X-9 sudah diamankan. Tak seorang pun yang hidup bisa mengaitkannya dengan keluarga Lawrence.”Evelyn menegakkan punggung, menatap kaca di depannya yang memantulkan bayangan wajahnya sendiri—dingin, nyaris tanpa emosi.“Neuro X-9…,” gu

  • Gadis Buta milik Mafia Kejam   Bab 32. Bayangan yang menyimpan rahasia

    Beberapa hari yang lalu .... Malam merayap pelan di kediaman Lawrence. Langit menggantung berat, seolah menelan cahaya bulan. Hujan baru saja berhenti, meninggalkan aroma tanah basah yang menyesakkan dada.Shio melangkah tanpa suara di sepanjang koridor menuju halaman belakang. Ia bermaksud memastikan area keamanan setelah sistem pendeteksi gerak sempat menunjukkan aktivitas mencurigakan di sisi timur taman. Namun langkahnya terhenti ketika mendengar suara samar dari balik dinding batu tua.Suara wanita. Lembut tapi tegang. Clarisse.Ia mencondongkan tubuh, bersembunyi di balik semak, matanya menajam di antara sela cahaya lampu taman yang temaram.“…kau yakin ini akan berhasil?” tanya Clarisse pelan. “Johnny bukan orang bodoh. Sekali saja dia mencium ada yang janggal, semuanya bisa berantakan.”Suara pria menjawab dengan nada datar. “Tenang saja. Flashdisk itu sudah diletakkan di ruang kerjanya. Semua bukti akan mengarah pada Zera. Bahkan jika Johnny mencoba menyelidiki, dia tetap ak

  • Gadis Buta milik Mafia Kejam   Bab 31. Anyir Darah

    Langkah kaki Johnny terdengar berat ketika pintu kamarnya berderit terbuka. Malam telah larut, udara dingin menempel di dinding-dinding batu rumah besar itu. Dari arah ranjang, Zera yang sejak tadi duduk dalam diam langsung menegakkan tubuhnya. Telinga tajamnya menangkap irama langkah itu—pelan, namun setiap hentakan membawa aura kemarahan yang menyesakkan.Ada bau yang menusuk hidungnya. Bukan aroma parfum mahal yang biasanya melekat pada tubuh Johnny, melainkan aroma besi yang tajam, anyir, pekat—darah. Tubuh mungil Zera menegang. Kedua tangannya yang menggenggam kain selimut bergetar.“Johnny…,” suaranya lirih, ragu, seolah takut kata-katanya justru mengundang badai. “Kau… kau pulang?”Johnny tidak langsung menjawab. Ia hanya melepaskan jas hitam yang tadi menempel di tubuhnya, melemparkannya begitu saja ke kursi. Gerakannya kasar, seolah setiap lipatan kain mengingatkannya pada amarah yang belum tuntas.“Apa yang kau dengar, hm?” Johnny akhirnya bersuara. Nada rendahnya menekan, m

  • Gadis Buta milik Mafia Kejam   Bab 30. Cemburu Buta

    Clarisse tertawa kecil, tajam, lalu mendekat lebih dekat hingga jarak mereka hanya sejengkal. Ia menunduk, berbisik di telinga Zera.“Kau pikir Johnny butuh bukti untuk meninggalkanmu? Tidak, sayang. Aku hanya perlu sedikit waktu… sedikit dorongan… dan dia akan sadar betapa menjijikkannya kehadiranmu di sisinya.”Zera menggeleng cepat, wajahnya pucat. “Tidak… dia bukan orang seperti itu—”“Oh, kau terlalu naif,” potong Clarisse. Jarinya menyentuh dagu Zera, mengangkat wajah gadis buta itu dengan paksa. “Kau hanya seorang gadis buta yang terseret ke dalam dunia yang tidak pernah menginginkanmu. Johnny adalah milikku sejak lama, dan kau… hanya noda sementara.”Zera mencoba menjauh, tapi Clarisse menahan. Tekanan pada dagunya semakin keras, hampir menyakitkan.“Aku akan menyingkirkanmu, Zera. Kalau kau pintar, kau akan pergi sendiri sebelum Johnny melakukannya. Karena percayalah… saat dia yang melemparmu keluar, kau tidak akan punya tempat kembali.”Air mata jatuh dari mata Zera, bukan k

  • Gadis Buta milik Mafia Kejam   Bab 29. Terungkap

    Langkah sepatu Clarisse terdengar begitu ringan, namun setiap hentakannya terasa bagai palu godam yang jatuh di dada Zera.“Johnny,” suara Clarisse terdengar halus, penuh percaya diri, tapi mengandung racun yang menyusup pelan. “Aku tidak bermaksud mengganggu, tapi kurasa… ini saat yang tepat.”Johnny menoleh setengah, matanya menyipit, seolah sudah menduga Clarisse tak datang dengan tangan kosong. Zera menggigit bibirnya, firasat buruk menyelubungi batinnya.“Apa yang kau bawa kali ini, Clarisse?” tanya Johnny, suaranya dingin tapi bergetar samar. Clarisse melangkah mendekat, sepatu hak tingginya bergema di lantai marmer. Di tangannya, ia membawa sebuah tablet tipis. Ia menyalakannya dengan satu sentuhan, dan layar menyala, menampilkan rekaman yang seketika membuat jantung Zera serasa berhenti berdetak.Suara itu—suara dirinya sendiri.Suara Zera terdengar dari rekaman, lirih namun jelas: “Aku akan mencoba mendekat padanya… aku harus tahu rahasia yang disembunyikannya. Dia tidak bol

  • Gadis Buta milik Mafia Kejam   Bab 28. Keraguan

    Malam itu, ruang kerja Johnny dipenuhi aroma asap cerutu yang menyengat. Di kursi kulit hitamnya, Johnny duduk tegak, menunggu seseorang. Pintu berderit. Leo masuk dengan langkah ringan, wajahnya setengah tersembunyi oleh bayangan. Senyum kecil melekat di bibirnya, namun matanya tajam, penuh kewaspadaan. “Sepertinya kau sudah tidak sabar,” ucap Leo santai, menarik kursi lalu duduk di hadapan Johnny. Johnny tidak menjawab langsung. Ia menyalakan cerutu, mengisap dalam, lalu menghembuskan asap perlahan. Matanya yang tajam menatap Leo, seperti menimbang sesuatu. “Aku butuh kau untuk sesuatu,” akhirnya Johnny membuka suara. Leo tertawa kecil. “Aku tahu, kalau tidak, kau tak akan memanggilku di jam segila ini.” Johnny meletakkan cerutunya di asbak, lalu mencondongkan tubuh ke depan. “Zera. Aku ingin tahu sejauh mana dia berani.” Leo mengangkat alis. “Kau masih mencurigainya?” “Bukan sekadar curiga.” Johnny mengusap dagunya. “Aku ingin tahu siapa yang menggerakkan dia. Ad

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status