GADIS KECIL DI PELAMINANKU 24
Aku terdiam. Karena sampai sekarang aku belum tahu juga alsan pastinya. Aku menggeleng pelan membuat Salsa geram."Kenapa gak cari tahu, mungkin saja ada sesuatu yang diluar dugaan kita, 'kan?" ujarnya lagi.
"Untuk apa, Salsa? Itu semua tidak akan bisa mengembalikan kepingan hati gue jadi utuh kembali. Dia tetap salah. Harusnya Daffa sudahi hubungannya dengan gue, jika dia sudah mengucapkan janji suci dengan wanita lain."
"Iya, iya maaf. Aku geram juga sama si Daffa." Salsa mengusap-usap pundakku.
"Sa, mau ikut gue gak?" tanyaku.
"Ke mana?"
"Ketemu, madu."
"Hah?"
Saat Salsa masih terbengong tidak mengerti, aku menarik tangannya agar ikut denganku. Ini hanya antisipasi, jika di sana aku disakiti oleh dia.
*"Mbak!" Wanita dengan gamis warna maroon melambaikan tangannya saat melihatku.Aku menghampiri dia dan duduk
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 25"Mamaaa ... huhuhu!!"Tanpa mengetuk pintu, tanpa mengucapkan salam, aku langsung masuk dan berteriak sekencang mungkin.Ke sana kemari mencari sosok yang aku panggil Mama. Hingga aku berhenti dan duduk di sofa empuk ruang keluarga.Tidak lama kemudian, wanita berusia empat puluh delapan tahun itu muncul dengan menggandeng anak kecil. Aku tahu itu anaknya Nabila. Mama datang dan langsung menghampiriku yang duduk di sofa rumahnya."Yumna, kenapa?""Mama. Bila ... dia menyuruhku mundur dan segera meninggalkan Mas Daffa, Ma!" ujarku dengan menangis sesegukkan dalam pelukan Mama Arum."Maksudnya?" tanya Mama mengurai pelukan."Jadi, awalnya aku ingin mengurungkan niatku untuk bercerai dari Mas Daffa, Ma. Tapi, tadi Bila datang dan dengan sangat kasar, dia menyuruh Yumna mundur dan segera mengakhiri pernikahan kami, Ma.""Apa! Nabila menemuimu?""He'em, Ma." Aku m
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 26"Ngelamun terus, Non."Aku yang duduk di pinggir kolam, harus terkejut dengan kedatangan Surya yang membawakan segelas jus mangga untukku."Makasih," ucapku mengambil gelas dari tangan pria itu.Surya itu supir, tapi dia supir paling beruntung di dunia ini. Jika biasanya supir tidak boleh masuk ke rumah majikannya, tapi beda dengannya. Justru dia bisa dengan leluasa masuk ke rumah ini, bahkan tuan rumah sendiri menyuruhnya untuk tinggal dan tidur di kamar yang bersebelahan dengan kamar majikannya sendiri.Lagi, Surya ini seorang sarjana ekonomi. Papa dengan sadar dan tanpa paksaan menyekolahkan Surya di universitas yang sama denganku, sampai dia bergelar sarjana. Hebat, bukan?"Ya, kamu gak mau gitu kerja di tempat yang lebih baik, gitu?""Maksud, Non?""Kamu, itu sarjana, Ya. Kenapa harus terus jadi supir aku. Kamu, bisa kerja kan
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 27Pernikahan yang berlandaskan cinta, mahligai yang telah lama aku impikan sebentar lagi akan berakhir. Semuanya akan hancur dengan satu kata perceraian.Pembatalan pernikahan dan perceraian adalah hal yang sama. Sama-sama memisahkan suatu ikatan pernikahan. Namun, bedanya adalah jika pembatalan, ikatan pernikahan yang pernah terjadi antara aku dan Mas Daffa, itu dihapuskan, seakan-akan tidak pernah terjadi adanya suatu hubungan pernikahan diantara kamiSedangkan perceraian, pernikahanku akan tetap tercatat dan sah secara hukum, juga perpisahanku yang akan disahkan dan tercatat juga di pengadilan agama.Dalam perceraian, pihak yang berhak mengajukan gugatan hanyalah istri atau suami. Beda dengan itu, pembatalan pernikahan bisa diajukan oleh suami atau istri, bahkan orang tua dari salah satu pasangan yang menikah. Maka dari itu, disini Papa-lah yang berperan mengajukan pembatalan pernikahan atas
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 28Seperti kata Papa tadi, aku hanya diam di tempat. Tidak memberikan komentar apa pun. Karena memang aku tidak paham dengan yang mereka bahas. Bidangku di fashion, jadi wajar saja aku terlihat seperti orang bodoh di tengah-tengah dua orang cerdas ini."Terima kasih atas waktunya, Pak. Mudah-mudahan kerja sama ini bisa berlanjut dan akan membawa kita pada kesuksesan," ucap pria itu menjabat tangan Papa sebagai tanda berawalnya kerja sama.Kemudian, pria muda itu undur diri dan keluar dari ruangan Papa. Sekarang, hanya ada aku dan Papa yang masih berada di ruangan ini."Kamu pulang duluan saja, Yum. Papa kira tadi cuma sebentar, tapi ada beberapa hal yang meski Papa kerjakan di sini," ujar Papa membereskan kertas-kertas yang berserakan di mejanya."Ya ... Papa mah gitu. Yaudah, deh aku pulang duluan, ya?" Aku mengambil tas dan menghampiri Papa yang masih duduk d
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 29"Tolong!" Aku berteriak saat tangannya terlepas dari mulutku."Tol—"Lagi, aku tidak melanjutkan ucapanku saat mulutku dibungkam oleh bibirnya.Tuhan, tolong selamatkan aku dari lelaki ini!Air mataku sudah tidak terbendung lagi. Aku menangis dalam diam. Teganya Mas Daffa melakukan ini padaku. Kenapa harus dengan cara ini meminta haknya. Aku tahu, aku juga sadar kalau aku istrinya, tapi tidak harus dengan memaksa."Yumna ...."Brukk!!Mas Daffa bergumam setelah melepaskan ciumannya. Kini tubuhnya ambruk di samping tubuhku. Dia tertidur.'Terima kasih ya Allah.'Aku segera menggeser tubuhku agar menjauh darinya. Entah sebanyak apa minuman yang dia minum, hingga membuat dia sampai tidak sadar seperti i
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 30Tidak berapa lama, Papa dengan diikuti Surya dan Bi Nah, turun dan kembali menghampiri aku yang kini sudah mulai tenang dan tidak lagi menangis."Gimana, Pa?" tanya Mama saat Papa sudah duduk di sampingku."Daffa mabuk. Dasar tidak tahu malu. Dibangunin juga susah," ujar Papa menggulung lengan kemejanya hingga sikut."Ya Allah, segitunya dia. Terus gimana, mau didiemin aja gitu?" tanya Mama lagi."Papa, udah telpon ibunya, paling bentar lagi dia datang. Dasar menyusahkan," umpat Papa. Kini Papa menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa. Aku tahu, Papa pasti lelah setelah bekerja, dan di rumah harus mengurusi menantunya yang bikin ulah."Assalamualaikum!"Suara salam membuat kita melihat bersamaan ke arah sumber suara. Ternyata Mama Arum dan Nabila yang datang. Mereka langsung menghampiri kita dan menanyakan di mana Mas Daffa ber
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 31"Hahahaha!" Aku tertawa terbahak. Semakin dia mendekat, tawaku semakin pecah.Ini sangat lucu, dia membuatku tidak berhenti tertawa. Melihatku yang tertawa terbahak, Mama pun ikut terbawa olehku. Beda dengan kami yang terus tertawa, Papa malah berkacak pinggang menghadang tamu yang hendak masuk."Siapa kamu? Mau apa kamu ke sini?"" tanya Papa dengan wajah galaknya."Saya ... kedatangan saya, mau melamar anak Bapak.""Hah?!"Mata Papa melotot saat dia mengatakan ingin melamarku. Sedangkan aku yang berada di belakang Papa, masih tertawa dengan memegangi perutku yang sakit."Yum, kamu kenal siapa dia?" tanya Mama berbisik. Aku mengangguk menjawab pertanyaan Mama."Siapa?" tanya Mama lagi."Andra, teman Yumna, sekaligus rekan bisnis Papa," kataku pada Mama.Mama melebarkan mata, Mama menarik-narik lengan suaminya, saat aku berkata jika yang datang adalah
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 32Setelah kedatangan Mas Daffa waktu itu, sampai sekarang aku tak lagi pernah bertemu dengan dia. Tidak ada pesan juga yang dia kirim untukku. Sepertinya, dia sudah bosan dan lelah membujukku untuk kembali padanya.Aku pun mulai menata hidupku kembali. Aku menyibukkan diri kembali pada butik milikku. Melampiaskan sakit hati dan kecewa dengan bekerja.Satu bulan sudah aku menjalani kesendirianku. Aku merasa hidupku lebih tenang tanpa adanya gangguan dari Mas Daffa lagi. Akhirnya, sebentar lagi aku akan terbebas dari ikatan pernikahan yang menyakitkan."Non, saya bawakan susu dari Bibi."Aku yang tengah bermain ponsel, seketika menghentikan tanganku dan turun dari ranjang. Membuka pintu yang ternyata ada Surya dengan segelas susu di tangannya."Ini susunya, tadi Bibi disuruh ke warung sama Bapak," ujarnya lagi seraya memberikan gelas itu padaku."M