Mag-log inAisyah Nuha Zahira, gadis yang menjadi relawan serta pemilik rumah singgah ini harus menerima kenyataan pahit dalam hidupnya. Ia harus rela pernikahan yang sudah dirancang harus pupus beberapa jam sebelum akad nikah dilaksanakan. Ini disebabkan karena sang mempelai pria pergi tanpa meninggalkan pesan maupun alasan untuknya sedikit pun. Ia meninggalkan jejak luka teramat dalam di hati Aisyah. Hingga satu tahun kemudian, Allah mempertemukan Aisyah dengan seorang laki-laki sholeh bernama Fadli. Tanpa diduga, pertemuan itu meninggalkan jejak di hati Fadli hingga akhirnya lambat laun benih-benih cinta hinggap di hati Fadli. Meski ia tahu bahwa Aisyah tak pernah mencintainya dan bahkan gadis itu masih menyimpan rasa pada sang mantan calon suami. Apakah Fadli berhasil meluluhkan hati Aisyah? Atau akankah Aisyah bisa melupakan masa lalunya dan membuka lembaran baru bersama Fadli?
view more"Oke, insyaAllah paling lambat aku sampe di rumah singgah jam sepuluh. Titip rumah singgah dulu, ya, Nai. Tolong kasih tahu Fatimah untuk cek siapa aja yang datang hari ini," ujar Aisyah, "Assalamualaikum ...." lanjutnya.Setelah menyampaikan pesan pada Nailah, Aisyah kembali memeriksa barang yang sudah habis dan harus dibelinya. Ia harus teliti, agar kejadian minggu lalu tidak terulang. Di mana Aisyah lupa membeli beras dan telur karena ia tidak mencatatnya di list belanjaan. Alhasil ia pun harus kembali ke pasar.Aisyah sudah biasa belanja di pasar. Menurutnya lebih asyik dibandingkan di supermarket. Selain lebih murah, tentu ia bisa bercengkrama dengan penjual yang ramah-ramah."Semua sudah tertulis di list, enggak ada yang tertinggal. Mungkin ini aja karena sebagian belanjaan bulan kemarin masih ada stok," ujarnya."Astaghfirullah ... titipan Fatimah dan abi. Bakpao kesukaan mereka." Aisyah kembali menulis bakpao ke dalam list belanjanya. Ia tidak per
"Semalam katanya mau ditemani abi, Mbak. Kenapa sekarang sendiri?"Benar, semalam abi memang menawarkan diri untuk menemani Aisyah pergi melihat rumah yang akan dibelinya, yang nanti akan ditempati sebagai rumah singgah yang baru."Abi ada urusan hari ini. Katanya ada tamu yang ketemu untuk membicarakan masalah tanah yang dijual," ucap Aisyah. Fatimah pun hanya mengangguk.Abi memang menjual tanah sejak beberapa bulan yang lalu. Dan, alhamdulillah baru kali ini ada yang mau membelinya. Karena hal itulah, Abi Zikri terlihat sangat antusias sekali. Aisyah dengar, orang yang akan membeli tanah abi nantinya ingin dibangun musholla. Mengingat daerah di sana masih minim sekali musholla.MasyaAllah ... mulia sekali."Mbak Nailah belum juga datang. Biasanya dia orang pertama yang datang," celetuk Fatimah.Aisyah membenarkan ucapan adiknya."Mungkin lagi ada urusan. Tunggu aja." Setelah itu, Aisyah bangkit dari tempat duduknya dan
Hari ini tepat hari minggu, waktunya anak-anak yang diajar oleh Aisyah libur untuk belajar. Seperti biasa, rumah singgah tidak terlalu ramai dikunjungi oleh mereka. Karena hal itulah terkadang salah satu dari Aisyah, Nailah, maupun Fatimah memilih untuk ikut libur juga. Jika Nailah libur, maka Aisyah dan Fatimah yang menjaga. Jika Fatimah dan Aisyah libur, maka Nailah yang gantian untuk menjaga rumah singgah ditemani oleh Yusuf.Mereka tidak akan membiarkan rumah singgah dibiarkan tidak ada yang menjaga. Mengingat ada beberapa anak jalanan yang tinggal di sana juga.Namun, kali ini Aisyah dan Nailah berencana ingin mengunjungi teman SMA mereka dulu yang baru saja melahirkan. Fatimah pun yang kini menjaga rumah singgah ditemani oleh Yusuf dan anak jalanan lainnya yang berniat menemani Fatimah.Teman yang akan mereka kunjungi namanya Sari. Kebetulan juga kali ini digunakan oleh teman-teman SMA Aisyah dan Nailah untuk reuni.Sari merupakan anak yang cu
Alarm dari ponsel Aisyah berbunyi tepat pukul tiga pagi. Gadis ini merapikan rambut panjang nan hitamnya. Ia pun segera memakai khimar panjang menutupi dada berwarna biru laut dan berjalan keluar menuju kamar mandi guna mengambil air wudhu untuk melaksanakan aktivitas rutinnya di sepertiga malam terakhir.Selepas berwudhu, Aisyah segera kembali ke kamar. Tepat beberapa langkah sebelum masuk, Aisyah harus menghentikan langkahnya karena suara Abi Zikri yang tiba-tiba memanggilnya."Mau melaksanakan shalat, Nak?"Aisyah mengangguk sembari tersenyum. Ia pun tak sengaja melihat baju koko berwarna putih tulang milik abi yang terdapat noda. "Ada noda, Bi. InsyaAllah nanti Aisyah belikan yang baru, ya," ucapnya."Ini juga masih bagus, Nak. Masih bisa digunakan."Selalu begitu, Abi Zikri memang susah sekali untuk diajak belanja baju. Beliau baru akan membeli ketika baju ataupun barang yang dia gunakan benar-benar sudah tidak bisa digunakan lagi.Aisy
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Ratings
RebyuMore