GADIS KECIL DI PELAMINANKU 45
Seperginya wanita tadi, aku langsung mamakai ponsel yang ia berikan padaku. Aku mengesampingkan rasa lapar dan lebih dulu menghubungi orang yang bisa membantuku keluar dari tempat ini.
Aku berhenti sejenak saat ponsel sudah menyala. Bingung, aku harus menghubungi siapa sekarang. Papa? Pasti Mama akan tahu jika aku diberikan ponsel oleh orang yang dia suruh untuk merawatku.
Teman-temanku. Ya, mereka pasti bisa membantuku. Aku mengetik dua belas angka nomor telepon milik Salsa dan memanggilnya. Namun, sayang nomornya tidak aktif. Aku mencobanya lagi, tapi masih sama, dia tidak bisa dihubungi.
Aku menyandarkan punggungku pada sandaran ranjang. Menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskannya perlahan.
[Sal, bantu aku. Aku disekap oleh Surya dan Mama Hamidah. Tolong aku, Salsa.]
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 46Aku tidak melanjutkan ucapanku, saat Surya mengacungkan pisau di belakang Viona. Aku mengerti dengan isyarat itu. Surya menyuruhku untuk diam, tidak melanjutkan ucapanku. Ternyata, Viona hanya dijadikan alat oleh Surya dan Mama. Dia tidak tahu, jika Surya memiliki hubungan terlarang dengan Mama.Viona sudah dibutakan oleh cinta. Cinta membuatnya menjadi gelap mata. Kebersamaan kita sebagai sahabat, ia lupakan demi mengikuti kemauan pria yang sebenarnya tidak mencintainya dengan tulus.Aku menyesal sempat berpikir jika Surya menyukaiku. Aku juga menyesal pernah menaruh hati pada pria yang aku anggap lelaki shaleh itu. Sekarang, aku bisa melihat wajah asli dia. Sarung dan peci yang sempat ia kenakan hanyalah sebagai tameng untuk menutupi kebusukannya."Sini, beri
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 47"Yum, bangun, Sayang. Ini sudah pagi lho. Kamu tidur, kok lama sekali. Dari siang sampai pagi lagi. Emang gak lapar, gak haus? Gak capek tiduran?"Perlahan aku mengerjapkan mata saat mendengar orang yang berbicara padaku. Masih sama seperti kemarin, tubuhku sakit. Terlebih, kakiku sekarang mati rasa.Semakin aku membuka mata, semakin jelas pula siapa yang saat ini berada satu ruangan denganku. Mas Daffa, dia tersenyum padaku. Tuhan, kenapa harus dia yang menolongku?"Mas ....""Iya, Sayang. Akhirnya kamu bangun juga. Lama sekali kamu tidur," ujar Mas Daffa."Aku ada di mana, Mas? Kenapa kamu yang menolongku?""Kita ada di vila, Sayang.""Vila? Kita ada di Bogor?" tanyaku mengernyitkan kening.
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 48Tubuhku kembali jatuh. Sakit? Tidak aku rasa, meskipun memang sakit. Perjuanganku masih panjang untuk bisa keluar dari sini."Alhamdulillah," lirihku, saat aku sudah berada di bawah. Aku mengambil kursi roda dan membuka lipatannya hingga bisa aku duduki."Ya Allah, mudahkan jalanku untuk keluar dari sini," kataku seraya membenarkan letak jilbabku yang sudah berantakan. Ah, aku tidak tahu ini jilbab milik siapa, yang aku ingat, pashmina milikku sudah aku gunakan untuk menutupi wajah Surya saat di mobil waktu itu.Perlahan, sedikit demi sedikit aku memutar roda, agar bisa berjalan menjauh dari kamar itu. Aku harus pergi lewat belakang, karena jika lewat depan pastinya akan ketahuan oleh Mas Daffa."Mau kabur, ya? Mau dibantuin?"Aku mendongak. Mulutku menganga menyadari ada orang yang memergoki dan menggagalkan pelarianku."Ma—Mama Arum?!"&nb
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 49Kedua pria tadi berucap syukur karena telah berhasil membawaku pergi dari sana. Satu pria duduk di sebelahku, dan satu pria lagi duduk di depan, tepat di samping pengemudi yang ternyata seorang wanita.Wanita itu menoleh sebentar dengan tersenyum penuh arti padaku."Salsa?""Sa, itu elo, 'kan?" cecarku. Namun, orang yang aku tanya hanya diam tanpa kata.Bukan hanya itu, berbagai pertanyaan juga bersarang di benakku. Apakah Salsa berada di pihak Viona, yang akan menghancurkanku? Jika iya, aku berada dalam bahaya saat ini.Mobil tiba-tiba berhenti dan Salsa melepaskan sabuk pengamannya. "Gue udah gak tahan, gantian lo, yang nyetir," ujarnya pada pria di sampingnya.Pria itu keluar berbarengan dengan Salsa yang ikut
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 50Andra, dia masuk dengan membawa sebuah amplop besar di tangannya."Bagaimana keadaanmu, Yum?" tanyanya seraya menjatuhkan bokong di sofa yang ada di ruangan ini."Seperti yang kamu lihat, Dra. Aku tidak baik-baik saja, setelah aku tahu jika aku ... lumpuh," kataku lirih. Aku menahan air mata yang hendak jatuh kembali.Andra menghela napas berat. Aku tahu dia prihatin dengan keadaanku sekarang. Kemudian, dia berdiri dan berjalan menghampiri ranjangku."Kamu harus kuat. Ini hanya sementara. Hanya soal waktu, dan kamu harus berjuang untuk bisa berjalan kembali," ujar Andra menepuk pundakku.Aku mengangguk lemah. Kalau bukan untuk orang lain, setidaknya aku harus sembuh untuk diriku sendiri."Oh, iya in
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 51"Kamu jahat, Mas. Jahaaaaaatt!""Yumna. Yumna, bangun!"Aku membuka mata dan langsung terduduk. Napasku memburu dengan keringat bercucuran di sekujur tubuh. Salsa menatapku lekat, lalu ia mengambil minum dan diberikannya padaku."Kamu mimpi buruk, Yum?" tanya Salsa.Aku menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Mengusap wajahku yang berkeringat dingin.Syukurlah, jika yang aku alami tadi hanyalah sebuah mimpi. Mimpi buruk yang tidak ingin aku alami."Iya, Sa. Aku mimpi jika Mas Daffa dan Mama datang untuk membawaku.""Tenanglah, itu hanya sebuah mimpi. Hanya bunga tidur," ujar Salsa lagi.Aku pun kembali merebahkan tubuhku di ranjang rumah sakit, setelah hatiku mulai sedikit tentang. Perlakuan jahat yang aku alami sepertinya membekas di alam bawah sadarku, hingga terus teringat dan terbawa mimpi.Setelah beberapa hari aku
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 52"Ya, ini aku. Aku masih hidup, dan aku tidak akan membiarkan Mama merebut apa yang seharusnya menjadi milikku dan Papa. Inikan yang Mama, inginkan?" kataku seraya merobek kertas-kertas itu.Mama melotot melihat kertas yang sudah aku robek-robek menjadi kecil. Aku juga menghamburkan kertas-kertas itu kehadapan Mama."Jadi, kamu tidak mati?" ujar Mama dengan napas yang naik turun."Kenapa? Apa kematianku yang Mama inginkan? Tapi, sayang sekali, Mama tidak berhasil membuatku mati. Justru Mama membuat kekasih Mama kehilangan kakinya," ujarku."Itu semua gara-gara ulahmu. Kau yang membuat kecelakaan itu terjadi.""Oh, bukan aku. Tapi, Mama sendiri. Mama yang menyuruh Surya membawaku pergi dari tempat penyekapan itu. Kecelakaan itu adalah sebuah jalan agar aku bisa lepas dari kalian. Orang-orang jahat!""Hahahaha! Ya ya ya ... aku memang jahat. Aku s
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 53Sejak kepulanganku ke rumah, aku belum melakukan aktivitas apa pun di luar. Aku tetap berdiam diri dengan mengurusi Papa agar ia lekas sehat kembali. Alhamdulillah, setelah satu minggu dari kejadian waktu itu, kini Papa sudah mulai berangsur membaik. Ia sudah bisa kembali berjalan, tidak lagi menggunakan kursi roda."Yumna, maafkan Papa, ya, Nak. Papa sudah membuatmu berada dalam keadaan yang sulit.""Apa, sih Pa, jangan bicara seperti itu. Papa tidak salah, kok," ujarku. Saat ini aku tengah menyuapi Papa makan siang."Papa benar-benar tidak menyangka, jika Hamidah ...." Papa tidak melanjutkan ucapannya. Ia mengembuskan napas perlahan, seraya tatapan mata yang kosong.Mungkinkah Papa menyesal telah menikahi Mama Hamidah? Mungkin.Mungkin juga Papa kecewa dan sakit hati dengan apa yang wanitanya perbuat.Setahuku, Papa sangat mencintai wanitanya itu. Bisa aku lihat dari cara Pap