Share

Bab 23 Dilamar?

Penulis: Ratu As
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-29 12:28:14

Yudis mengantar Ziana pulang, wajahnya tampak semringah dan puas dengan malam ini. Di matanya Ziana begitu sempurna, bahkan ketika sudah larut begini cantiknya tidak pudar sama sekali.

Sementara Ziana lebih banyak diam dan memalingkan wajahnya, menikmati perjalanan pulang dengan menatap keluar jendela. Sengaja menghindar setiap kali Yudis menatapnya.

"Sampai sini saja, Kak Yudis, terima kasih." Ziana meminta diturunkan di jalan masuk kost.

"Aku ikut turun ya? Aku antar sampai pintu?" Yudis mengajukan diri. Sebagai lelaki gentleman, dia tidak mau kehilangan momen.

Ziana menggeleng. "Tidak perlu. Aku sendiri saja, lagian enggak enak kalo ada yang lihat."

Ziana enggan diantar sampai depan pintu kost, jelas karena tidak ingin menimbulkan gosip. Saat ini dia tinggal di tempat yang padat penghuni. Sebenarnya ada niatan ingin pindah mengontrak ke tempat yang lebih luas dan lega, namun saat ini Ziana masih terkendala finansial.

***

Hanya dalam waktu semalam, berita tentang Ziana yang dat
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Gadis Lugu Tertindas, Dipungut Paman Tampan   Bab 66

    "Maaf--" Arhan langsung membalik badannya ketika tersadar tanpa sengaja melihat Ziana sebagai sosok seorang gadis. Gadis cantik yang tubuhnya begitu ramping dengan kulit mulus. Ziana menyilangkan tangan, menutupi dada tanpa bisa menyingkir. Dia menggigit bibirnya, merasakan dingin juga kakinya yang nyeri. Tangan Arhan meraih handuk dan menjatuhkannya tepat di atas Ziana. Membuatnya tertutup seperti anak kucing. "Pakai itu dulu," titah Arhan masih membelakangi Ziana. Ziana membenarkan handuk dengan melilitkannya ke dada. Setelahnya, baru Arhan mendekat dan membantunya. "Kenapa sampai jatuh?" Arhan berjongkok. "Terpeleset--" jawab Ziana memegang pergelangan kakinya. Arhan menyentuhnya sebentar, lalu mengambil shower dan memilih membersihkan tubuh Ziana yang masih berbusa, rambutnya juga belum selesai berkeramas. "Bersihkan dulu. Nanti kita obati di luar. " Ziana menurut, menahan rasa sakitnya. Dia menggosok rambut dan tubuhnya saat air mengucur ke arahnya. "Pak Arhan

  • Gadis Lugu Tertindas, Dipungut Paman Tampan   Bab 65

    Ziana menanggapi Sandra dengan begitu serius. "Tentu saja jalan-jalan dan shopping!" jawab Sandra antusias dengan kekehan geli. Sontak saja dia mendapat cubitan lagi. ***Kondisi Vela saat ini memperihatinkan. Dia dipulangkan ke pihak keluarganya, namun meski tahu putrinya mendapat penganiayaan dari sang suami, orang tua Vela tidak bisa bertindak. Ibu Vela hanya bisa duduk menahan tangis, melihat Vela terbaring tak sadarkan diri dengan luka-luka yang belum sepenuhnya pulih. "Aku tidak bisa melakukan apa pun. Ayah Vela terikat kerja sama bisnis dengan Bram. Jika kita melaporkan dia ke polisi, bisnis keluarga bisa runtuh dan terancam bangkrut." Ibu Vela meratap, dia bicara dengan wajah sendu tak berdaya. "Semua ini gara-gara gadis itu. Aku yakin sebenarnya memang ada perselingkuhan. Tapi Bram sengaja membuat berita palsu untuk menyudutkan Vela dan membuat namanya bersih." "Herman, apa kamu tahu siapa gadis yang sebelumnya ada di berita itu?" Ibu Vela bertanya pada adiknya yang se

  • Gadis Lugu Tertindas, Dipungut Paman Tampan   Bab 64

    Sebelum bicara, Darma bersikap begitu manis dengan mengambilkan potongan daging dan menaruhnya di piring Ofi. "Santai saja. Kita bicara sambil makan--" "Tapi aku tidak punya banyak waktu," sahut Ofi dengan angkuh. "Lebih baik Ayah tidak perlu basa-basi."Darma tersenyum kecut, menahan gereget pada putri kandungnya yang sekarang sok berkuasa. "Begini, sekarang kamu kan sudah bertunangan dengan Arhan. Bagaimana kalau kamu bantu Ayah bujuk dia agar mau bekerja sama untuk proyek--"Ofi berdeham keras memotong ucapan Darma. Lalu mengambil tisu dan mengelap bibirnya dengan anggun. Sudah Ofi duga, orang tuanya pasti memiliki tujuan. Ingin mengambil keuntungan dengan memanfaatkan hubungan Ofi dan Arhan. "Maaf, Ayah, sekali pun aku dan Pak Arhan bertunangan, tapi masalah bisnis Ayah sama sekali enggak ada hubungannya denganku--" Jawaban Ofi seketika membuat wajah Darma memerah. "Lagi pun kami baru bertunangan, belum resmi menikah. Jadi bagaimana bisa aku memintanya, kecuali--" Ofi bica

  • Gadis Lugu Tertindas, Dipungut Paman Tampan   Bab 63

    Yudis datang ke rumah sakit, mendapati tidak ada yang menjaga Ziana di ruang rawatnya. Dia memindai sekitar yang sepi. Tidak ada tanda-tanda akan ada orang yang datang. Lelaki itu pun menerobos masuk dan membangunkan Ziana. Siang itu, Ziana sedang tertidur sendirian. Sandra keluar untuk membeli makanan. Tanpa basa-basi, Yudis langsung mencengkeram rahang Ziana. Jelas saja Ziana yang tadi dalam kondisi tidak sadar, terbangun kaget. "Rupanya kau masih hidup--" Dia menyeringai, mengintimidasi. "Harusnya kamu mati saja, toh nyawa orang sepertimu sebenarnya sangat tidak berharga." Ziana tidak bisa bicara karena pipi yang ditekan sampai membuat rahangnya serasa akan remuk. "Tapi baiklah, karena rencana kemarin gagal. Aku akan melanjutkannya sekarang." Tangan Yudis beralih menyusuri leher Ziana lalu mencekiknya. "Le--pas!" Ziana berontak dengan menarik tangan Yudis, namun tenaganya kalah jauh. Sampai akhirnya Sandra datang. "Kak Yudis, apa yang sedang kamu lakukan!" sentaknya mengage

  • Gadis Lugu Tertindas, Dipungut Paman Tampan   Bab 62

    Ekspresi putrinya sangat menggelikan. Arhan tersenyum miring mencibirnya. Namun, dia yang sedang dalam kondisi hati yang baik tidak mempermasalahkan. "Pulanglah. Ada yang ingin Ayah bicarakan dengan dia," bisik Arhan pada Sandra. Sandra menatap ayahnya mencoba menebak apa yang hendak ayahnya bicarakan. "Apa itu tentang--""Benar," sahut Arhan cepat. Dia yakin putrinya mengerti apa yang hendak Arhan katakan pada Ziana. "Baiklah." Sandra menarik napas dalam, setelahnya menarik dua pemuda itu bersamanya. "Kalian juga ikut pulang! Biarkan ayahku yang menjaganya malam ini." "Eh, kalian mau ke mana--" Ziana juga tampak keberatan saat dia ditinggal hanya dengan Arhan. Tentu ketimbang dijaga Arhan, Ziana lebih nyaman bersama Sandra. Berada di dekat Arhan masih membuat Ziana selalu gugup, berdebar, tak jarang sampai susah napas. Setelah semuanya pergi, tinggal Arhan saja. Dia berdiri dengan tangan di saku. "Aku sudah lebih baik. Pak Arhan tidak perlu--""Saya juga tidak berniat menunggu

  • Gadis Lugu Tertindas, Dipungut Paman Tampan   Bab 61

    "Maaf, bukan maksudku--" Ofi bergeleng penuh rasa bersalah. "Aku--""Sudahlah, Ayah--" Sandra bersuara. "Sudah siang, Ayah harus pulang dulu sebelum ke kantor kan?" Sandra mendekati ayahnya, membujuknya agar tidak bersikap lebih dingin. "Aku akan jagain Zia." Untuk meluluhkan ayahnya, Sandra tidak lupa untuk memasang senyum dan bersikap manis. Bagaimana pun dia paling tahu cara menghadapi ayahnya. Arhan berdeham. Dia mengalihkan tatapannya pada jam tangan. "Kamu ingin saya antar? Ayo--" Arhan menoleh pada Evan yang sejak tadi berdiri penuh harap. Senyumnya yang tadi sempat memudar kini kembali menyala. Anak itu berjingkrak meraih tangan Arhan ingin digandeng. "Ayo, Om!" seru Evan riang. Dia berpamitan pada Sandra dan bergegas keluar bersama Arhan. Ofi juga menyusul, sebelum itu Sandra sempat memberinya semangat. "Tante enggak perlu canggung, tadi Ayah hanya reflek saja. Dia tetap menghargaimu." Ofi mengangguk dan membalas Sandra dengan seulas senyum. Usai kepergian mereka, ki

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status