author-banner
Ratu As
Ratu As
Author

Novels by Ratu As

Gadis Lugu Tertindas, Dipungut Paman Tampan

Gadis Lugu Tertindas, Dipungut Paman Tampan

"Pak Arhan, aku butuh perlindungan... izinkan aku jadi orangmu!" "Manfaat apa yang bisa saya dapat?" "Aku bersedia menemani Anda sampai tua!" Arhan menyeringai. Dia menatap Ziana dengan senyum mencibir. "Hmm, tapi saya tidak suka gadis kecil yang bodoh." Ziana cemberut, dia yakin Arhan pernah mengutuk sikap lugu Ziana yang sering kali dibodohi dan dimanfaatkan. "Aku bisa belajar untuk lebih pintar. Bagaimana jika memulai dari sekarang?" Ziana menjatuhkan dirinya tepat di pangkuan Arhan. Tersenyum menggoda dan mengerlingkan matanya yang bening dan jernih seperti kilau bintang. "Yakin? Sekali berniat ... kamu tidak bisa lepas." Arhan merangkulkan tangannya di pinggang gadis itu, seperti sebuah kungkungan rantai yang tidak bisa lagi terlepas jika targetnya sudah berhasil direngkuh. "Aku tidak akan goyah lagi, jadi bagaimana ... apa Anda bersedia memungutku?" ***RatuAs Ziana, gadis muda yang berasal dari panti, tidak berpengalaman dan tidak punya koneksi. Terlahir dengan kecantikan malah membuat Ziana lelah dijadikan objek permainan dan dimanfaatkan banyak orang. Dia ingin menghindar dari banyak lelaki yang menawarkan manisnya cinta dengan sejuta lukanya, tapi untuk gadis rapuh sepertinya bahkan menghindar satu langkah saja tak mampu. Dia pun berpikir untuk mendekati lelaki berkuasa, lelaki yang dingin, tegas, dan tidak pernah tergoda oleh pesonanya. Ziana hanya ingin diselamatkan, namun siapa sangka jika lelaki itu memberikan lebih--keamanan, kenyamanan, dan rasa yang berbeda dari pesona seorang lelaki dewasa?
Read
Chapter: Bab 58 Dibuntuti Seseorang
Ziana menelan ludah. Dia menjawab dengan terbata, "A--aku baik-baik saja."Arhan terkenal sebagai lelaki berkuasa yang tidak hanya dingin dan tegas, tapi juga sebagai sosok paling disegani di keluarga.Jika ada masalah yang terjadi dalam keluarganya, dialah yang berperan paling dominan dalam mengambil keputusan. Membuat masalah dengan salah satu anggota keluarga Arhan, berarti secara tidak langsung juga mengusik pria dewasa itu. Tidak bisa dibayangkan, jika Arhan turun tangan untuk memberi balasan pada Ziana ... bisa dipastikan gadis itu akan hilang dari peredaran. "Ayah, aku baru menemukan Ziana. Tolong jangan mempersulitnya," ucap Sandra sebelum ayahnya bicara lagi. Gadis itu berpikiran sama seperti Ziana, mungkin takut ayahnya akan marah. Arhan mendesah, menghela napas dengan tenang. Sekilas dia memperhatikan Ziana. Wajahnya masih sedikit sembab. Mungkin karena banyak pikiran membuat gadis itu juga terlihat kuyu. "Ayah tidak kurang kerjaan sampai harus mempersulit gadis keci
Last Updated: 2025-11-15
Chapter: Bab 57 Anak Miliarder yang Hilang
Vela maju hendak membungkam omong kosong Marvel, namun langkahnya dicegat oleh bodyguard. Dia dan Maura diseret masuk dan didudukkan di sofa. "Gadis itu tidak tidur dengan Anda--"Vela melotot geram, dia tidak menyangka Bramantyo akan secepat ini mendapatkan informasi dan menahan Marvel sebelum dia bertindak. "Tutup mulutmu, Marvel!" teriak Vela dari dalam. Dia berontak ingin bangkit tapi lengannya dicekal. Tatapan Bramantyo kian tajam, dia mendengus kesal dengan wajahnya yang merah padam. "Gadis itu suruhan Vela untuk menjebak Pak Bram. Vela ingin membuat bukti perselingkuhan agar bisa menggugat cerai." Marvel mengatakan semua yang dia tahu. Jelas saja Vela tidak mampu lagi berkutik saat suaminya beralih menatapnya dengan geram dan bengis."Bawa dia! Pastikan ucapannya tadi terekam dan bisa diunggah ke internet!" titah Bramantyo pada orangnya. Fakta itu akan dia gunakan untuk menghapus citra buruk yang sebelumnya tersebar. Jika orang-orang tahu bahwa sebenarnya istrinya sendir
Last Updated: 2025-11-14
Chapter: Bab 56 Rahasia yang Marvel Bongkar
Ziana merasa lebih segar setelah mandi dan membersihkan tubuhnya dari kotoran dan bau telur busuk. Dia duduk di teras kontrakan. Tempatnya sepi, karena penghuni di sana kebanyakan pekerja serabutan. Mereka bekerja dari pagi hingga larut malam. "Makan dulu, Zi." Jio membawakan mie dalam cup yang sudah diseduh. "Makasih, Kak."Air seduh yang hangat menguarkan aroma bumbu yang menggoda. Ziana menikmatinya tanpa pilih-pilih makanan. "Sementara kamu tinggal di sini saja." "Benar, aku dan Jio bisa tidur di tempat tongkrongan. Di luar sana belum tentu aman, tapi kalo di sini orang-orang tidak banyak yang tahu tentangmu." Adit ikut bicara. "Kebanyakan yang tinggal di sini orang-orang miskin yang gaptek, jangankan mengikuti berita di sosial media. Berita di televisi saja belum tentu nonton." Jio manggut-manggut, setuju dengan apa yang Adit katakan. Ziana tidak menjawab, dia hanya diam tidak keberatan. Kondisinya sekarang tidak memungkinkan dia muncul di sembarang tempat. Takutnya fans
Last Updated: 2025-11-14
Chapter: Bab 55 Interogasi
Yudis meringis dan mengusap pelan pipinya. Sejak tadi, pertanyaan inilah yang dia duga akan Arhan tanyakan. "Kemarin malam jatuh dari motor, Paman. Tapi tidak terlalu parah, kok. Hanya cidera ringan dan lecet," kata Yudis dengan lancar. Dia sudah menyiapkan jawaban itu bahkan jauh sebelum datang untuk bekerja. Dia tidak mungkin mengakui luka itu karena perbuatan Ziana. Yang ada orang-orang akan mencurigainya. Arhan tidak membahas lagi, dia segera membicarakan hal lain. "Ada berita tentang Ziana dan Pak Bram di internet. Apa kamu sudah menyelidikinya? Benar Ziana pergi dengannya?" "A--pa?" Membahas soal Ziana lagi membuat Yudis gugup. "Sepertinya benar, Paman. Mereka memang memiliki hubungan, bahkan saat Ziana belum dekat denganku."Tidak tahu apa tujuan dari pertanyaan Arhan, hanya saja agak aneh orang secuek Arhan masih mau mengulik masalah Ziana. "Paman, ingat kejadian di rumah sakit kan? Saat kutanya, Ziana bila
Last Updated: 2025-11-13
Chapter: Bab 54 Ledakan
Adit sigap membawakan koper milik Ziana. Keduanya berlari. "Jangan kabur kamu!" teriak mereka mulai melempar dari jauh. "Dasar jalang! Paling tidak, kamu harus meminta maaf pada Kak Yudis!"Lemparan tomat dan telur busuk yang baunya sangat menyengat mengenai Ziana yang larinya terpincang karena luka akibat beling. Tidak habis sampai di situ, langkah Ziana dan Adit dicegat dari arah lain sebelum keduanya berhasil mencari taksi. "Mau ke mana kalian, hah?" Mereka menatap garang pada Ziana. Adit sebisa mungkin melindungi Ziana dengan badannya yang lebih besar. "Jangan mendekat!" ancam Adit mengepalkan tangannya. Kebanyakan dari mereka adalah gadis-gadis muda pemuja Yudis. Tentu tidak berani jika harus melawan Adit yang seperti raksasa. Namun, mereka tidak mau berhenti, terus melempar tomat ke arah Ziana. "Wanita jahat! Kamu harus masuk penjara!" "Aku doakan agar kamu mendapat penyakit menular karena perbuatamu! Semoga saja cepat mati!""Benar, cewek enggak tahu diri!" Dari belak
Last Updated: 2025-11-13
Chapter: Bab 53 Kita Harus Kabur
Suasana yang tadinya ramai kini hening. Ofi benar-benar mencuri perhatian. Tatapan semua orang kini mengarah pada Vela. Jelas saja wajah Vela seketika berubah pucat, tidak menyangka akan dipermalukan di hadapan banyak temannya seperti ini. "Suamimu yang membuat acara pertunangan itu gagal, dan harus aku gantikan." Ofi menekankan seolah karena masalah itu dia juga kena imbasnya. Jadi dia butuh penjelasan. Vela berdeham, dia menegakkan duduknya lalu tersenyum miring. Bersikap setenang mungkin. "Soal itu, aku tidak tahu. Aku sudah bercerai dengannya, jadi tidak ada urusan apakah dia bersama seorang perempuan atau tidak," jawab Vela yang membuat teman-temannya cukup kaget dengan kabar perceraian. Sekali pun sebenarnya belum benar-benar resmi bercerai karena prosedur hukum belum selesai, Vela begitu percaya diri mengatakannya. Seakan dia tidak boleh direndahkan atau pun terserset dengan masalah Bram
Last Updated: 2025-11-12
Anak Kembar yang Kau Tinggalkan

Anak Kembar yang Kau Tinggalkan

"Anak saya baru berusia enam belas tahun, dan dia hamil! Saya minta pertanggungjawaban nak Diaz!"  Seorang lelaki berumur kisaran empat puluh tahun terduduk dengan wajah kusut dan tatapan penuh luka juga kecewa. Karena anak gadisnya yang selama ini dia jaga telah terenggut kesuciannya oleh kakak kelas di sekolahnya. "Anak saya menghamili putri, Anda?" Ibu dari Diaz tersenyum smrik dengan tatapan meremehkan. Dia tidak akan menyangkal, sebelumnya Diaz memang sudah mengakui kesalahannya yang menodai seorang gadis demi taruhan bersama teman-temannya. Ibu Diaz menatap gadis muda yang terduduk dengan kedua tangan gemetar, saling mengait dan bertumpu di paha. wajahnya kusut dengan mata sembab. Penampilannya begitu sederhana, memakai kaus pendek dengan bawahan rok selutut. Rambutnya sebahu yang tergerai semrawut, namun tidak mengurangi aura cantik dan manisnya.  "Baik, kami akan bertanggung jawab!" Ibu Diaz mengambil sebuah amplop dari dalam tas yang sudah dia siapkan.  "Amplop ini berisi uang dengan jumlah yang tidak sedikit. Saya memberikannya secara cuma-cuma, terserah kalian akan gunakan untuk biaya menggugurkan kandungan atau untuk melahirkan anak itu! Yang jelas, Diaz tidak akan menikahi anak Anda!" tegas Ibu Diaz. "A--apa?  Bagaimana mungkin Anda tega melakukan ini? Bagaimana pun benih yang anak saya kandung adalah cucu, Anda!"  "Hey, Orang Miskin! Kamu pikir saya tidak tahu? Kalian menuntut tanggung jawab agar anak saya menikahi dia demi keuntungan kan? Jangan mimpi bisa hidup enak karena menjebak orang kaya untuk menikahi anakmu! Sekarang pergi!" usir wanita itu dengan wajah garang dia bahkan menyuruh seorang satpam untuk menyeret si gadis dan bapaknya keluar rumah.  "Pergi!" titah satpam dengan mendorong mereka sampai terjatuh di pelataran rumah.  "Bapak? Ba--pak, kenapa, Pak?" Gadis itu menangis histeris ketika melihat bapaknya tiba-tiba sesak napas lalu tak sadarkan diri.  "Bapaaak!" 
Read
Chapter: Bab 77 Extra Part
*** Beberapa bulan kemudian .... "Sayang, kamu baik, kan?" Tangan kiri Diaz mengusap perut Amna yang membuncit, baru lima bulan tapi sudah sebesar itu karena ada dua janin di dalamnya. "Iya, Ayah ... udah berapa kali tanya, hm?" jawab Adelia mendahului mamahnya dari belakang lalu cekikikan dengan Adelio. "Ayahmu sangat khawatir sama Mamah!" Amna ikut tertawa. "Enggak papa, kok, Mas. Kamu nyetirnya pelan banget dari tadi. Aku enggak ngerasain ada goncangan. Si utun juga anteng-anteng ajah," jawab Amna lalu menyuruh suaminya untuk kembali fokus menyetir. Setelah beberapa bulan tinggal di kampung, mereka memutuskan pindah ke kota setelah Adelia dan Adelio menyelesaikan tes kenaikkan kelas. Jalanan kampung ada beberapa yang belum teraspal, Diaz sangat hati-hati dalam menyetir karena takut ibu hamil di sampingnya akan sakit. *** Sampai di rumah, Amna merebahkan diri di sofa. Meski ditinggalkan cukup lama tapi rumah ini bersih dan terawat karena Bi Karti pembantunya Elvis, sesek
Last Updated: 2025-11-12
Chapter: Bab 76 Extra Part
Suasana kamar pengantin baru hawanya emang beda! Amna sudah menempatkan diri di ranjang, bahkan dia sudah berbaring dan menutup mata ketika Diaz baru saja masuk. Karena gerogi, Amna memilih pura-pura tidur dan memakai selimut sampai sebatas leher. Tidak jauh beda dengan Diaz, dia mau masuk ke kamar saja berkali-kali cek baju juga ketek takutnya kurang wangi. Diaz menyugar rambutnya lalu mengetuk pintu dengan lirih membukanya pelan. Saat masuk suasana kamar sudah temaram hanya lampu tidur yang menyala. "Amna Zakia, sudah tidur?" Diaz berdiri di samping ranjang lalu membungkukkan badan untuk melihat Amna. Saking seriusnya melihat, Diaz sampai mendekatkan wajahnya begitu dekat. Amna bisa merasakan embusan napas Diaz, sontak saja dia terkaget dan buru-buru membuka mata lalu memundurkan kepalanya."Kak Diaz, mau ngapain?" Wajah Amna terlihat gugup dan salah tingkah, dia bahkan merasa konyol karena menanyakan hal konyol. Diaz jadi tertawa geli. "Kok, mau ngapain? Mau nemenin kamu tidur!
Last Updated: 2025-11-12
Chapter: Bab 75
"Bi An ...." Amna yang berdiri di samping Andini langsung merangkul pundak bibinya yang merosot hampir saja jatuh karena syok dan lemas. "Bibi duduk dulu!" Amna memepahnya ke tempat duduk. Sementara Laila masih diam terpaku, kabar ini mungkin membuatnya juga sangat syok dan kecewa. Bagaimana mungkin mempelai lelakinya pergi di saat akad akan dimulai?"Apa Mas Jaya memang berniat mempermainkanku?" gumam Laila terduduk lesu di tepi ranjang. Air matanya langsung berjatuhan menimpa pipi yang awalnya sudah dilapisi make up. "Mereka pasti akan datang, mungkin Jaya cuma pergi sebentar. Nanti pasti ke sini!" ucap Amna untuk menenangkan mereka. Dari awal keluarga Jaya lah yang meminta Laila untuk menjadi menantu mereka, tentu saja karena miskomunikasi. Wanita yang Jaya inginkan itu Amna, tapi orang tuanya justru melamar Laila sebagai gadis yang mengembalikan kambing Moly. Jaya tidak tahu jika saat itu Laila yang mengantar, bukannya Amna. Namun karena terlanjur melamar dan kedua orang tuany
Last Updated: 2025-11-12
Chapter: Bab 74
"Maaf ya, tapi memaksaku memang terniat. Tolong jangan lepaskan, nanti kalo kita nikah baru deh pasang ulang. Aku pengen saat kamu melihat sesuatu yang tertempel di ragamu ... kamu akan ingat aku!" Tidak heran, Diaz dan Elvis begitu mirip! Mereka sebelas dua belas dalam hal lamar melamar, Amna jadi geleng-geleng."Ayo bangun!" Diaz mengulurkan tangannya, Amna masih menunduk dengan mengusap sisa air mata di pipi lalu menerima uluran tangan dengan menarik ujung lengan baju Diaz. Kini mereka berdua berdiri bersama lalu saling tatap kemudian berjalan menyusuri jalanan di sinari cahaya bulan yang belum utuh purnama. Mereka berdua terus berjalan menuju ke rumah, hanya berdua karena si kembar sudah lebih dulu pulang bersama Laila. "Kak, aku mau jujur ... mungkin setelah kamu dengar ini, kamu akan menganggapku wanita tidak baik. Tapi setidaknya aku akan lega karena tidak membohongimu," ucap Amna dengan berjalan pelan, bersisian dengan Diaz. Sudut bibir Diaz tertarik membentuk seulas seny
Last Updated: 2025-11-12
Chapter: Bab 73
"Amna, aku tahu ... tidak bisa menghapus semua luka di masa lalu, tapi aku janji akan berusaha memperbaiki di masa depan." Diaz berganti berjongkok di depan Amna lalu merogoh saku jaket dan mengeluarkan kotak kecil. "Kak Diaz, apa yang kamu lakukan? Jangan begini, aku jadi malu!" Amna menoleh ke sekitar, ada beberapa orang yang mulai memerhatikan. Momen melamar seperti ini sering Amna lihat di TV tapi saat mengalaminya langsung ternyata sangat deg-degan, malu, sekaligus salah tingkah. "Kak Diaz, ayo duduk saja, Please!" Amna panik sendiri dengan pipi memerah. "Tidak, Amna. Aku tidak akan bangkit atau bergeser sedikit pun sebelum kamu menerimanya." Amna menggeleng, baginya lamaran Diaz terlalu terburu dan tidak masuk akal. Dia tidak ingin kedua anaknya melihat ini, Amna belum siap. "Enggak, Kak. Tidak sekarang, cepatlah bergeser. Aku tidak mau anak-anak liat!" Amna memohon sambil menarik-narik lengan Diaz. "Baiklah!" Situasi seakan tidak mendukung, ekspresi Amna sangat jauh dari
Last Updated: 2025-11-12
Chapter: Bab 72
"Haduh, Moly iki, kok, makin ayu ya? Wangi, seneng kamu, Mol?" Marni menggendong anak kambing kesayangan keluarga masuk. Juragan Mulyo mengikuti langkah istrinya dengan senyum semringah. Dari pintu kamar, Jaya berdiri sambil mengamati kedua orang tuanya."Moly sudah pulang, Buk?" tanyanya basa-basi. "Sudah. Nih!" Marni menunjukkan kambing berwarna putih itu. "Sama siapa, Buk?" "Loh, kan sama calon mantu? Tadi Ibuk sudah lihat pacar kamu itu," balas Marni mesem-mesem"Wah, Ibuk sudah ketemu? Cantik, Buk?" "Iyo, ayu! Kamu pinter milihnya. Piye, kamu maunya kapan Ibuk sama Bapak lamarkan?" Jaya mesem sambil mengusap tengkuknya yang tiba-tiba terasa panas dingin. Respon kedua orang tuanya yang terlihat pro membuat Jaya makin kepedean dan deg-degan."Secepatnya, Buk!" jawab Jaya lalu membalik badan dan kembali masuk ke kamar. Dia menutup pintu dan duduk di tepi ranjang, kedua tangannya menutupi wajah yang kini sedang tersenyum tanpa henti. "Yeeeeeesss!" ucap Jaya kemudian sambil men
Last Updated: 2025-11-12
Lima Tahun Tanpa Nafkah

Lima Tahun Tanpa Nafkah

Garwita seorang ibu anak satu yang ditinggal pergi oleh suaminya tanpa kabar selama lima tahun. Ketika anaknya sudah cukup besar dia pun berniat untuk pergi ke kota mencari suaminya, namun bukan kabar baik yang dia terima justru kabar tentang suaminya yang meninggal.
Read
Chapter: Bab 37
"Bagaimana ini, Mas? Lukamu?" Garwita menunjuk wajah Kala."Tenanglah, semua akan baik-baik saja." Kala lalu merapikan penampilannya dan bersiap membuka pintu, begitu juga dengan Garwita yang berada di sampingnya. Saat pintu diketuk, kedua sejoli itu langsung membukanya. Menyambut orang tua Kala dengan senyum seramah mungkin."Pak, Bu, kok ke sini enggak bilang dulu?" ujar Kala lalu mencium tangan mereka. Juragan Jarwo tidak menolak. Dia tetap diam saat tangannya diraih oleh Kala dan Garwita. "Lah, piye? Kan siang tadi Ibu telepon! Katanya mau telepon balik. Tapi Ibu tunggu-tunggu ndak ada tuh panggilan dari kamu!" balas Ambar dengan suara merajuk. Kala terkekeh geli, dia baru ingat. "Silahkan masuk, Pak,Bu ...," kata Garwita mempersilahkan mereka untuk duduk terlebih dulu. Sementara dia berlalu ke belakang untuk membuat minuman.Juragan Jarwo tampak berdeham melihat anaknya, dia sadar akan wajah Kala yang babak belur. "Ya ampun, Le. Wajahmu kenapa?" Ambar yang langsung respek. Di
Last Updated: 2025-03-07
Chapter: Bab 36
"Hallo, Le? Gimana kabarmu?" tanya Ambar dari seberang telepon. Usai mendapat perintah dari juragan Jarwo, Ambar langsung menghubungi anaknya.Kala yang sedang berada di jalan melambatkan lajunya. "Baik, Bu, ada apa? Ini Kala lagi di jalan," balas Kala menyelipkan ponselnya ke helm tanpa berhenti dulu, pikirnya nanggung karena sebentar lagi sampai."Oalah, kalau lagi di jalan jangan angkat teleponnya dulu atuh!" balas Ambar khawatir dan urung mengatakan tujuannya telepon.Kala terkekeh-kekeh mendengar suara ibunya. "Ya mau gimana lagi, abis hape geter terus! Ya udah aku lanjut dulu ya, Bu. Nanti kalau sudah berhenti Kala telepon balik!" Kala kembali melanjutkan perjalanan, hari ini dia berniat untuk melamar kerja. Tadi sudah mengajukan surat lamaran ke beberapa sekolah, sementara sekarang dia ingin ke SMK yang memang ada jurusan pertanian di sana. Ya siapa tahu ada lowongan. Kala begitu bersemangat mulai merancang rencana di otaknya untuk masa depan keluarga kecilnya yang mulai dia b
Last Updated: 2025-03-07
Chapter: Bab 35
Sejak kejadian malam tadi, Garwita selalu menghindari kontak mata dengan Kala, apalagi jika harus berhadapan dengannya, Garwita akan bicara sambil menunduk. Bukan tanpa sebab, dia malu luar biasa juga jadi cangnggung karena ci*man itu. "Bu, Gandra mau tambah nasi!" pinta anak itu sambil menyodorkan piring. Buru-buru Garwita mengambilkan apa yang Gandra mau. "Aku juga mau!" Kala ikut menyodorkan piring. Garwita ingin meletakan secentong nasi, tapi Kala menarik piringnya dengan jail begitu terus sampai akhirnya Garwita mendongak. "Ish, mau enggak?" tanya Garwita menatap lelaki di samping Gandra dengan kesal. Kala menahan tawa lalu meraih tangan Garwita dan dan meletakan nasi itu pada piringnya. Pada saat Garwita ingin menarik tangannya Kala sedikit menahan membuat mereka saling adu tatap. Bagi Garwita tatapan Kala itu terlihat seperti menyeriangai dan membuatnya ingin selalu waspada. Sekali menatap wajah Kala, Garwita akan terfokus pada bibirnya lalu bayangan yang iya-iya mula
Last Updated: 2025-03-07
Chapter: Bab 34
Gandra sudah pulang dijemput oleh Topan siang tadi. Anak itu sekarang bermain di kamar Ray, Garwita sudah menahan dan tak memperbolehkannya. Namun, Ray sendiri yang meminta. Dia beralasan sakitnya akan mereda jika melihat anak kecil bermain."Om lagi sakit, ya?" tanya Gandra sambil bermain di lantai. Ray mengangguk dengan senyum ramah. "Hem, besar nanti Gandra mau jadi dokter," ucap anak itu tanpa ditanya."Kenapa?" Ray penasaran dengan alasan Gandra."Ibu bilang, aku anaknya seorang dokter. Ayahku orang yang hebat!" balasnya menirukan cerita yang Garwita buat. Mendengar itu, Ray merasa terharu sekaligus sedih. Anak yang begitu membanggakan ayahnya, nyatanya ayahnya bukanlah seseorang yang patut dibanggakan. Ray menelan ludah dengan berat setiap kali mendengar cerita polos dari Gandra, dari situ dia tahu betapa baiknya Garwita yang selalu menceritakan kelebihan Ray pada Gandra. "Lalu apa lagi, Gandra?" tanya Ray kepo. "Mmm ...." Gandra tampak berpikir. "Kayaknya, ayah itu genten
Last Updated: 2025-03-07
Chapter: Bab 33
Kala terdiam menatap Garwita yang begitu dekat dengan wajahnya. Ingin rasanya dia pura-pura khilaf lalu mencium dengan cepat bibir tipis kemerahan yang sekarang terasa sedang menggodanya. Tapi, Kala tak ingin gegabah dan membuat Garwita jadi takut padanya. Kala menggelengkan kepala untuk meredakan rasa nyeri yang sempat hinggap. "Aku tidak apa-apa," balas Kala mencoba terduduk, Garwita mengikuti. "Lagian, pagi-pagi dah iseng!" celetuknya masih kesal dengan candaan Kala. "Ish, siapa yang iseng! Dah ah, yuk bangun kita salat bareng?" ajak Kala kemudian. Dia tak ingin berlama-lama dekat seperti ini dan membuat sesuatu dalam tubuhnya bergejolak dan memanas. ***"Nanti kuantar kamu dulu, baru Gandra ya?" kata Kala perhatian. Garwita yang sedang menyuap makanan langsung mendongak. "Mas, kulihat di samping rumah ada sepeda, apa masih bisa dipake? Kalau bisa, aku ingin memakainya untuk berangkat kerja." Kala mengernyit, mengingat-ingat apa ada sepeda di sana. "Nanti coba ku cek dulu, ya
Last Updated: 2025-03-07
Chapter: Bab 32
"Mmm, a--ku tak punya apa pun yang bisa dijadikan jaminan. Bagaimana kalau mulai besok bekerja full di sini? Pagi sampai sore?" tawar Garwita, berharap Ray mau berbaik hati.Ray menggeleng dengan senyum remeh. "Menarik!" jawab Ray singkat. "Selain itu, jemputlah Gandra ketika pulang sekolah dan bawa dia ke sini." "Gandra?" Garwita mengernyit. "Ya, saya ingin punya teman main. Gandra pasti akan jadi teman yang menyenangkan!" balas Ray dengan senyum semringah. Itu membuat Garwita lega juga tak menyangka ada yang begitu menyukai dan menginginkan anaknya."Baik, Tuan." "Oke, pulanglah. Nanti Topan yang akan mengurus semuanya. Tunggu saja kabar dari kami," jelas Ray dengan senyum tulus. Dia pun senang karena akhirnya Garwita meminta bantuan darinya. Ray sangat senang jika merasa dibutuhkan oleh Garwita dan keluagarnya. ***"Ibuuu!" panggil Gandra dari arah jalan. Rupanya Kala sudah menjemput anak itu dan membawanya bersama. Garwita langsung mendekat. "Gandra ikut bersama kita? Bagai
Last Updated: 2025-03-07
You may also like
Trap For My Stepfather
Trap For My Stepfather
Romansa · Silva Fajriati
9.0K views
Istri Sitaan Sang CEO
Istri Sitaan Sang CEO
Romansa · Kalendra
9.0K views
Head Over Heels
Head Over Heels
Romansa · Snora
9.0K views
ISTRI  YANG KAU BUANG
ISTRI YANG KAU BUANG
Romansa · Reinee
9.0K views
NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU
NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU
Romansa · Ria Abdullah
9.0K views
Istri Dadakan Tuan CEO
Istri Dadakan Tuan CEO
Romansa · Ira Riswana
9.0K views
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status