Share

Gadis Luka Tanpa Cinta
Gadis Luka Tanpa Cinta
Author: Cicilia Fajar J

Lovani Senja

Jika kamu rindu awan, siapa yang akan rindu hujan?

Mana aku tahu.

Lovani Senja, seorang gadis yang baru saja masuk ke SMA Pelita Bangsa itu sedang berjalan sendirian.

Dua bulan lalu dia selesai mengikuti acara Masa Orientasi Siswa yang menurutnya terkesan biasa saja.

Kaki Lova berjalan santai menyusuri koridor dengan pandangan mata ke depan tanpa menoleh sedikit pun. Beberapa siswa dan siswi juga sedang berlalu-lalang di sekitar Lova. Seorang laki-laki berjalan di belakang Lova dengan mata yang tak pernah lepas dari punggungnya.

Senja akan selalu kembali ke pelukan biru sekalipun sudah direbut pergi oleh gelap malam.

Senyum kecil muncul di bibirnya saat melihat Lova. Binar matanya seolah telah menemukan sesuatu yang sempat hilang.

Tap!

Lova belok ke arah kelas X IPA 1 dan membuat laki-laki di belakangnya berhenti sejenak. Mata laki-laki itu mengamati Lova hingga duduk di bangku kelasnya kemudian beranjak pergi dari sana.

"Lova! Tumben lo berangkat siang?" tanya seorang siswi dengan name tag Prisila.

Lova melirik Prisila sebentar, "Urusan lo apa nanya gitu ke gue?" ujar Lova yang langsung disambut gebrakan meja.

"Heh! Prisila tanya baik-baik ke elo! Kenapa balesan lo kayak orang ngajak ribut?" sarkas Lala yang bernotabe teman Prisila.

Lova melihat ke arah Lala dan mencibir, "Lah, terserah gue!" balas Lova yang membuat Lala geram.

"Lo-,"

"Apa!? Marah? Mental kucing lo, kena gonggong dikit langsung down!" sindir Lova.

Prisila yang melihat keadaan semakin memanas kemudian menarik tangan Lala dan mengajaknya menjauhi Lova.

"Jangan diladeni lagi, La," ucap Prisila lirih.

Lova mengabaikan dua orang yang sudah menganggu paginya itu. Dia mengeluarkan ponsel miliknya dan membuka sebuah game yang saat ini dia sukai.

Clash of Clans.

"Sial," umpat Lova saat tahu dirinya dikeluarkan dari klan tempat akun dia bernaung.

Dia menahan diri untuk tidak mengumpat lagi dan mencari klan baru yang lebih baik. Matanya mencari beberapa klan yang menurut dia baik.

Dark Storm.

Setelah beberapa kali pencarian, Lova menemukan Klan yang menurut dia layak. Kemudian, Lova melirik deskripsi klan dan menemukan pin BBM milik ketua klan. Dia sedikit penasaran seperti apa sebenarnya ketua klan barunya.

"Invite aja lah," putus Lova setelah berpikir beberapa saat.

Ting!

Lova melihat notif jika undangan pertemanannya diterima oleh ketua klannya. Dia membuka BBM dan melihat foto profil bergambar kucing.

“Apaan njir," ujar Lova kemudian langsung mendelete kontak milik ketua klannya.

Langkah kaki terdengar memasuki ruang kelas,  "Pagi anak-anak, sekarang kita mulai pelajaran hari ini," ujar Bu Karti selaku guru matematika anak kelas 10.

"Ya, Bu."

🐾🐾🐾

Guru pengampu mata pelajaran matematika keluar dari kelas X IPA 1. Jam istiharat yang hanya 15 menit itu sudah dimulai.

"Lova! Ke kantin yuk bareng gue?" ajak Kezia di dekat meja Lova.

Lova melirik sekilas kemudian melanjutkan diri membereskan buku pelajaran matematikanya, "Ogah," balasnya sambil memasukan bukunya ke dalam tas.

Kezia tetap tersenyum walau mendapatkan balasan kasar dari Lova, "Oke, gue ke kantin duluan ya!" ujar Kezia lalu berjalan menuju pintu kelas.

"Lo sih, masih mau aja ngajak Lova. Dia'kan terlalu sok, udah diajak atau ditanyain baik-baik pasti balesnya kasar," ucap salah satu teman Kezia yang bernama Dara.

Lova mendongak dan melihat ke arah Dara dengan tatapan datarnya. Telinganya seolah tertutup dan mengabaikan tuduhan buruk untuk dirinya.

Dengan langkah santai Lova ke luar dari kelas dan berjalan menuju kantin. Dia terbiasa sendirian karena bagi Lova semakin banyak dia berteman maka semakin banyak juga potensi dia akan terluka.

Area kantin sekolah sangat ramai, Lova memesan bakso dan es jeruk sebelum memilih kursi yang ingin dia tempati. Hanya ada satu kursi kosong di pojok kantin, dia berjalan ke sana.

"Hmphinih, enak banget bakhpianya." Suara pujian tidak jelas terdengar di telinga Lova.

Lova menatap seorang laki-laki yang duduk bersama temannya di meja sebelah. "Enggak ada etika, " sindir Lova saat melihat seorang laki-laki yang sedang berbicara padahal mulutnya penuh dengan makanan.

"Uhuk, ini bakpianya lo beli di mana? Serius, ini enak banget!" pekik laki-laki itu kegirangan.

"Emm, Gas. Itu gue beli di Yogyakarta. Elo, doyan banget ya sama bakpia?" tanya salah satu teman sebangkunya.

"Apa? Bakpia itu ibarat istri kedua gue!" pekik Bagas bangga dan ingin menepuk dadanya sebelum sadar dia harus jaga image.

"Woy, istri pertama aja belum punya! Pake gaya ibarat istri kedua," timpal teman Bagas sambil memukul kepala Bagas dengan tangannya.

Tatapan datar Lova terarah ke meja segerombolan laki-laki itu. Benar-benar sekelompok orang berisik. Setelah Lova selesai makan, dia berjalan di samping meja laki-laki yang dia tahu namanya Bagas itu. Mata Lova menyorot jijik, "Lo enggak jijik lihat diri lo?" sindir Lova pelan kemudian berjalan menjauhi meja itu.

Bagas melihat Lova bingung, "Emang gue kenapa?" tanya Bagas kepada teman satu mejanya.

🐾🐾🐾

Lova duduk di bangku kelas sambil memainkan ponselnya. Dia kembali membuka game Clash of Clans dan melihat ketua klannya sedang online.

'Tadi lo yang invite BBM gue?'

Sebuah pesan masuk di kolom chat klannya. Alis Lova menaut, jarinya mengetik beberapa kalimat sebelum dia kirim.

'Ya, tadi gue yang invite tapi abis itu gue delete contact.'

Ting!

'Loh, kok gitu? Kenapa di delete contact, neng! Siapa tahu'kan bisa jadi temen.'

‘Males.’

‘Gue jadiin wakil klan deh.’

'Oke, gue invite lagi.'

Lova keluar dari game dan membuka aplikasi BBM. Dia mengundang pertemanan ke ketua klannya lagi.

Ting!

'Hai!'

Sapaan dari ketua klannya muncul di notif BBM Lova. Dengan malas Lova mengetik balasan untuk ketua klannya itu.

'Apa?'

Ting!

'Gue jarang buka BBM nih, boleh minta WA punya elo?'

Dahi Lova berkerut dan mulai mengetik balasan, 'Lihat profil gue.'

Setelah membalas Lova menaruh ponselnya di kolong meja karena bel dimulainya pelajaran selanjutnya sudah berbunyi.

Ting! Ting!

Suara ponsel Lova terdengar. Dia lupa mengatur mode silent di ponselnya.

Lova mengambil lagi ponsel miliknya dan melihat ada notif yang masuk. Pesan dari nomor tidak dikenal membuat Lova membukanya.

'Hai!'

'Save ya, ketua klan!'

Lova menekan bagian profil ketua klannya guna menyimpan nomor. Ketika Lova melihat foto profil ketua klannya, mata Lova menyipit.

"Loh, ini dia?"

Suatu saat nanti, jika tidak ada lagi senja di langit biru. Biru hanya bisa nunggu sampai senja datang lagi atau biru akan mencari di sepanjang dunia, di langit mana senja sedang berada.​

Bersambung...

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
nice opening.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status