Share

Kebebasan

Siang berganti malam. Hampir enam jam berlalu sejak kejadian di ruang tamu. Aku dan Om Lian masih terjaga di kamar. Tak seperti pengantin baru kebanyakan yang menghabiskan waktu untuk bermesraan. Kami malah sibuk bergelut dengan kesibukan masing-masing. Mengejar segala ketertinggalan selama mengurus pernikahan dan masalah yang sempat ditimbulkan.

Di ruang kerjanya yang tersekat kaca bening, aku melihat Om Lian begitu serius menatap layar laptop di hadapan dengan kacamata baca yang bertengger manis di hidung bangirnya. Sementara aku duduk di pojok ruangan dekat balkon kamar.

Entah kenapa semenjak kejadian malam itu Om Lian semakin membatasi kontak fisik di antara kami. Seolah ada ketakutan yang berusaha dia sembunyikan dari sikap tenang yang terkesan dipaksakan.

Melihat gelagatnya intuisiku menyakini, bahwa penyimpangan seksual bukan satu-satunya alasan. Kalau memang sejak dulu dia tak menyukai perempuan. Kenapa sosok bernama Diana itu berhasil membuat Om Lian menghabiskan waktu sepul
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status