Share

Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan
Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan
Author: Aprilia Sakura

01. Siksaan dan hinaan dari ibu tiri

"Kinan, ayo bangun ini sudah siang!" teriak bu Susi pada Kinan anak tirinya.

Terdengar suara air yang mengguyur badan Kinan yang masih tertidur.Kinan yang masih tertidur pun kaget karena, bu Susi menyiramnya pakai air.

"Iya bu, ini Saya sudah bangun. Maaf bu tadi malam Saya tidak bisa tidur karena, kemarin pulang antar pesanan Saya kena air hujan." Kinan menjelaskan pada ibu tirinya.

"Emangnya saya peduli! Bodo amat Kamu mau sakit atau terluka sekali pun, Saya tidak peduli. Sekarang kamu bangun dan cepat masak sarapan pagi,” Bentak Bu Susi.

Selesai mengguyur Kinan, Bu Susi pergi keluar menuju ke dalam kamarnya. Ia sibuk menelpon seseorang yang berada di seberang sana.

Sedangkan Kinan langsung bangun dan segera Dia mengganti pakaiannya yang basah. Setelah itu Dia segera turun ke bawah dan menuju ke dapur. Sesampainya di dapur ia melihat ada nasi sisa tadi malam dan dia berinisiatif untuk membuat nasi goreng.

Ibu dan Saudara tirinya turun dari lantai dua menuju ke ruang makan dan Mereka menikmati sarapan tersebut dan menghabiskan nasi goreng yang Kinan siapkan di atas meja tersebut. Untung tadi Kinan sempat memisahkan sedikit nasi goreng untuk dirinya sarapan.

Kinan yang melihat adik dan ibu tirinya sedang menyantap sarapan pagi dengan lahapnya. Tidak ingin mendapat masalah lagi, maka dari itu Dia langsung pergi menuju ke dapur. Selesai makan Mereka pergi dari ruang makan,Kinan yang melihat Ibu dan saudara tirinya pergi, langsung membersihkan meja makan. Setelah itu Dia menyantap nasi goreng yang Dia pisahkan tadi. Kinan pergi menuju ke kamar mandi dan siap untuk mandi karena sebentar lagi Dia akan pergi kerja.

Sedangkan Adik tirinya sudah duluan pergi dengan mengendarai motor maticnya dan langsung menuju ke kampus.

Sedangkan Bu Susi duduk di ruang keluarga dan membuka aplikasi belanja online Dia memilih tas yang menurutnya bagus dan menarik. Dia tertarik untuk membeli tas tersebut.

Selesai memakai seragam ia segera mengambil tas tote bag yang biasa dipakai untuk menyimpan handpone dan dompet kecil di tasnya tersebut.Kinan berpamitan pada bu Susi yang sedang asik memilih beberapa tas di aplikasi online tersebut.

"Bu, saya pamit mau berangkat kerja dulu." Pamit Kinan pada Ibu tirinya.

"Ya sudah pergi kerja sana, oh iya Kinan kasih Ibu uang 100 ribu dulu. Ibu mau membeli tas, kebetulan ada diskon makanya Ibu tidak mau kalau sampai stok tas nya habis," ujarnya pada Kinan.

"Bu, Kinan sudah tidak ada uang lagi. Uang gaji kemarin saja Ibu sudah ambil kan," ujarnya pada Ibu tirinya.

"Pasti kamu punya uang, ayo kasih untuk Ibu," ujarnya yang memaksa Kinan untuk memberikan uang padanya.

"Demi Allah bu, Saya sudah tidak punya uang lagi," ujarnya pada Bu Susi.

“Pasti Kamu bohongi Saya! Kamu pasti sembunyi uang dari Ibu. Iya kan,” ucap Bu Susi dengan suara tinggi.

“Nggak Bu, Saya mengucapkan yang sebenarnya. Kalau Saya sudah tidak memiliki uang lagi,” jawab Kinan.

“Mana tas Kamu! Saya mau lihat. Apa benar Kamu tidak memiliki lagi uang, Hah."

Bu Susi merebut tas yang Kinan bawa dan membongkar isi di dalam tas tersebut. Namun Dia tidak menemukan uang yang Dia cari. Setelah itu Dia membuang tas Kinan ke lantai.

"Lagian Kamu kerja kok di toko bunga yang gajinya itu minim sekali, kalau cari kerjaan itu di kantor dong. Biar gajinya besar,” ucap Bu Susi pada Kinan yang langsung mendorong pundak Kinan.

"Bu, Kinan hanya tamatan SMK mana ada kantor yang menerima ijazah lulusan SMK," ujarnya pada Bu Susi.

Kinan langsung mengambil tas yang tadi di bongkar oleh Ibu tirinya tersebut.

"Emang nasib Kamu itu selalu sial, bayangkan saja Ibumu meninggal saat melahirkan Kamu dan memang benar Kamu itu anak pembawa sial!” ujarnya dengan nada tinggi pada Kinan dengan tangan di atas pinggang.

"Cukup Bu! jangan sudutkan Saya lagi dan jangan bawa nama almarhumah Bunda," ucap Kinan dengan suara yang bergetar dan setelah itu Kinan langsung lari keluar dari rumah.

"Eh kamu mau kemana! Ibu belum selesai bicara," teriaknya pada Kinan.

Namun kinan tidak peduli dan Dia langsung pergi meninggalkan rumah.Sesampainya di toko Dia melihat kedua temannya yang sedang melayani pembeli. Di atas meja kasir sudah terdapat jadwal tugas untuk dirinya mengantar bunga pesanan milik hotel Areta.

“Wah hari ini Saya harus antar bunga-bunga ini ke hotel Areta. Semangat Kinan! Kamu pasti bisa,” gumamnya dalam hati dan menyemangati dirinya sendiri.

Kinan berpamitan pada kedua temannya untuk mengantar pesanan bunga pada pelanggan toko. Sepanjang perjalanan Kinan bersenandung dengan gembiranya. Tanpa Dia sadari dari jalan perumahan elit keluar sebuah mobil BMW berwarna hitam yang akan keluar dari perumahan elit tersebut. Tanpa Dia sadari sepeda yang Dia pakai bergerak kekanan dan kekiri akibatnya sepeda tersebut jatuh dan menggores samping mobil tersebut.

Kinan kaget dan Dia hilang keseimbangan dan sepeda Kinan kini tersungkur di aspal sedangkan bunga yang Dia bawa dalam keranjang semuanya berserakan di jalanan.

Pemilik mobil pun berhenti dan membuka pintu mobilnya. Dia melangkahkan kaki menuju ke arah Kinan yang saat ini masih berada di bawah.

“Hei Kau sudah menabrak mobilku!” Ucap suara dingin dari seorang Laki-laki tersebut.

Kinan mendongakkan wajah, menatap seseorang yang sedang menatapnya dengan sorot mata yang tajam dan mematikan

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status