Share

02. Kinan harus ganti rugi!

Penulis: Aprilia Sakura
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-17 23:03:44

“Ma- maafkan saya Tuan,” ucapnya dengan suara yang bergetar.

“Maaf! Coba kamu lihat, sepeda bututmu itu sudah menggores samping mobilku!” Ujarnya dengan suara ketus dan Dia menunjuk samping mobil yang lecet akibat terkena stang sepeda Kinan

 Kinan menoleh ke arah telunjuk laki-laki tersebut. Ternyata mobilnya tergores akibat kena stang sepedanya. Kinan menatap wajah Laki-laki tersebut dengan nanar.

“Saya tidak mau tahu Kamu harus ganti rugi! Dan Kamu harus perbaiki mobil Saya yang lecet tersebut,” ucapnya pada Kinan.

“Ganti rugi? Berapa yang harus Saya bayar Tuan, untuk mengganti rugi mobil Tuan yang lecet?” Tanya Kinan yang memberanikan diri bertanya pada Laki-laki tersebut.

“Kamu harus ganti rugi sebesar 20 juta.” bisik Laki- laki tersebut dengan gaya santainya.

“Hah 20 juta!” Kinan yang kaget dengan nominal yang Pria itu sebutkan.

“Iya 20 juta. Itu untuk biaya ganti ruginya,” ujarnya dengan santai.

“Apa Kamu sanggup bayar ganti rugi! Kalau Kamu sanggup mana uangnya.” Pinta Laki-laki tersebut.

Kinan terdiam dan berpikir, darimana Dia akan mendapatkan uang 20 juta. Untuk mengganti rugi pada Laki-laki tersebut. Dia hanya pasrah apa yang akan terjadi padanya.

“Kenapa diam saja? Ayo cepat ganti rugi.” Desaknya meminta ganti rugi pada Kinan.

“Maaf Tuan, Kalau untuk sekarang Saya belum ada uang untuk mengganti mobil Tuan yang tergores. Tapi setelah Saya gajian nanti pasti Saya akan menyicil bayar ganti ruginya,” ucap Kinan.

“Apa! Kamu mau menyicil bayar ganti kerusakan mobil Saya!  Memangnya Kamu pikir Saya penagih hutang keliling yang bisa kamu bayar dengan cicil,” ujarnya pada Kinan dan Dia melihat ke arah Kinan yang tertunduk.

"Mana KTP kamu?” tanya Laki-laki tersebut.

“Hah KTP? Untuk apa Tuan menanyakan KTP Saya,” ujar Kinan.

“Cepat mana KTP kamu,” bentaknya dengan nada tinggi.

Kinan pun langsung mengambil KTP yang ada di dalam dompetnya. Dia memberikan pada Laki-laki tersebut. Setelah itu Dia langsung menundukkan kepala. Ada rasa takut di dalam hati Kinan.

“KTP ini sebagai jaminannya, jika Kamu tidak bertanggung jawab atau Kamu melarikan diri, Maka Saya akan membawa kamu ke jalur hukum,” ucapnya dengan tegas.

“Saya pasti akan bertanggung jawab Tuan, Anda tenang saja, Saya tidak akan kabur.” tantang Kinan pada Arsen.

Entah dari mana dia dapat keberanian seperti itu. Hingga dia mampu menjawab Pria dingin tersebut. Kinan saat ini sudah tersulut emosi karena, dari tadi Pria tersebut terus saja memojokkannya.

“Jika Kamu tidak bisa membayar ganti rugi. Maka Kamu harus bekerja di apartement Saya sebagai pelayan pribadi Saya selama tiga bulan tanpa di gaji,” ucapnya dengan seringai senyum puasnya.

Kinan kaget bukan main Dia harus bekerja di rumah orang yang baru Dia kenal tanpa di gaji selama tiga bulan. Dia mencoba untuk menenangkan kembali hatinya yang panas. Dia mencoba berbicara halus pada Pria tersebut.

"Maaf Tuan, apa tidak ada keringanan untuk Saya? Kalau saya bekerja di Apartement Tuan tanpa di gaji, nanti Saya dan keluarga  mau makan apa,” ucapnya pada Lelaki tersebut.

"Saya tidak peduli yang penting Kamu ganti rugi.” Tuntutnya pada Kinan.

"Baik Tuan, Saya akan bekerja pada Tuan tapi setelah Saya selesai bekerja di toko bunga, bagaimana Tuan? Apakah Tuan mau jika Saya bekerja separuh waktu," ujar Kinan yang mencoba bernego pada Lelaki tersebut.

"Tidak! Saya tidak setuju dengan tawaran mu itu. Saya mau Kamu bekerja di rumah saya selama tiga bulan.” Tolak Lelaki tersebut.

Kinan yang mendengar tolakan dari Lelaki itu hanya pasrah. Dia tidak bisa berbuat apa-apa. Selain, mengikuti keinginan Laki-laki tersebut.

“Satu lagi Kamu harus memanggil Saya dengan sebutan Tuan Arsen.” bisik Arsen di telinga Kinan, yang membuat bulu kuduknya merinding.

“Ba-baik, Tuan Arsen,” ujar Kinan.

Laki- laki  itu membaca nama yang tertera di KTP tersebut. Namun dia masih menatap Kinan dengan tajam. Menelisik penampilan Kinan dari atas kepala hingga bawah kaki.

"Kinanti Larasati, nama yang cukup bagus," ucapnya.

Kinan pun terdiam saat namanya di baca oleh Pria tersebut. Dia meminta Kinan masuk ke dalam mobilnya. Kinan ingat bahwa dirinya harus mengantarkan bunga pesanan dari hotel Areta.

“Tuan, apakah Saya bisa mengantar bunga ini dulu pada customer terlebih dahulu. Setelah itu Saya akan ikut dengan Tuan,” ucapnya yang meminta tolong pada Arsen.

“Lalu bagaimana dengan sepeda Saya Tuan? Tidak mungkin Saya akan meninggalkannya disini,” ujar Kinan yang risau akan sepedanya tersebut.

“Baiklah Saya akan mengantarmu ke tempat tujuanmu semula, soal sepeda kamu tidak usah khawatir nanti saya akan membelikan sepeda yang baru untukmu,” ujar Arsen.

“Dasar orang kaya mentang-mentang banyak duit apapun di ukur pakai uang.” Sungut Kinan.

“Saya dengar apa yang baru saja kamu ucapkan,” ujar Arsen.

Kinan pun kaget  ketika Arsen mendengar Dia sedang bersungut padanya. Namun, setenang mungkin dia membuang muka ke arah jendela mobil. Sedangkan, Arsen hanya tersenyum melihat Kinan yang jengkel padanya.

 “Memangnya bunga itu mau kamu antar kemana?” Tanya Arsen.

“Saya mau antar bunga ini ke hotel Areta,” kata Kinan pada Arsen.

“Hah hotel Areta! Jadi yang memesan bunga dari toko tempat Kamu bekerja itu orang dari hotel Areta,” tanya Arsen pada Kinan yang menundukkan kepalanya.

“Iya Tuan,” jawab Kinan.

Arsen fokus menyetir mobilnya tersebut, dan Kinan yang berada di sampingnya terdiam melihat tingkah Pria di sampingnya tersebut. Dia pun tidak mau ambil pusing dia membuang muka ke arah samping jendela mobil.

Tak terasa mereka berdua sudah sampai di depan hotel tersebut, dan Kinan bergegas menuju ke ruang receptionist. memberitahukan bahwa Dia datang untuk mengantarkan bunga pesanan Bu Indriana.

Selesai mengantar bunga dia langsung masuk kembali ke dalam mobil milik Arsen. Arsen yang melihat wajah Kinan yang di tekuk, terlihat sangat lucu. Tanpa dia sadari senyum di wajahnya mengembang.

“Sudah kamu antar bunga tersebut?” Tanya Arsen.

“Sudah Tuan,” jawab Kinan.

Kinan duduk di samping kiri mobil depan. Tidak lupa juga dia memasang seat belt. Setelah itu mobil pun melesat dengan kecepatan tinggi menuju apartement Arsen.

Sesampainya di depan apartement milik Arsen. Mereka berdua berjalan menuju ke tangga lift dan berhenti di depannya. Menunggu sekitar lima menit pintu lift pun terbuka Arsen dan Kinan masuk ke dalam dan di dalam hanya ada mereka berdua saja.

“Apakah apartement Tuan berada di lantai berapa?” Tanya Kinan.

“Di lantai sepuluh,” jawabnya singkat.

Mereka berdua terdiam kembali. Tidak lama lift pun macet dan mereka berdua terkurung di dalam lift tersebut. Arsen dan Kinan panik saat lampu lift mati dan mereka meminta tolong. Namun, tidak ada yang mendengarkan teriakan mereka.

“Bagaimana ini Tuan? Kita terkurung di dalam lift,” ucap Kinan.

“Tenanglah, Saya akan menelpon anak buah Saya biar mereka datang membantu kita,” ucapnya dengan santai sambil memegang handpone dan menelpon seseorang.

Namun sialnya di dalam lift dia tidak menemukan jaringan sama sekali. Arsen frustasi, dia berteriak “ Ah sial! Kenapa di saat genting seperti ini malah jaringan tidak ada.”

Kinan sudah merasakan dadanya sesak karena kurang oksigen. Dia pun luruh ke bawah dan pingsan. Arsen yang melihat Kinan pingsan langsung memeluknya. Dia bingung apa yang harus dia lakukan agar Kinan sadar kembali. Akhirnya Arsen membuka mulut Kinan dan  menempelkan mulutnya pada mulut Kinan dan dia memberikan napas buatan untuk Kinan.

Namun,berdesir perasaan aneh pada Arsen ketika dia memberikan napas untuk Kinan. 

“Perasaan apa yang sedang Saya alami saat ini? Tidak mungkin Saya menyukai gadis menyebalkan ini.” Sungutnya dalam hati.

Kinan pun terbatuk saat Arsen selesai memberikan napas pada dirinya. Dia kaget melihat wajahnya sedekat itu dengan Arsen. Kinan langsung mendorong tubuh Arsen dan Dia langsung berdiri dan akhirnya lift bisa di gunakan kembali.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   131. Semua Keluarga Bahagia

    Pagi ini mereka sudah selesai sarapan. Mereka berniat akan ziarah ke makam sang papa. Batu nisan dengan tulisan Marbun tertera di atas makam tersebut. Mereka menabur bunga diatas makam Papa dan membacakan doa untuk Papa tercinta.“Papa, anak kita Gina sudah kembali. Saat ini dia sudah menikah dan memiliki dua orang anak kembar. Lihat lah anak pertama kita juga sudah menikah dan memiliki seorang istri yang cantik. Aku, anak- anak dan menantu datang kesini ingin ziarah sama kamu Pa. Maafkan Mama yang sudah lama tidak datang kesini, tapi mulai hari ini kita akan sering bertemu Pa. Karena, Mama sudah memutuskan untuk tinggal di kampung. Mama ingin selalu dekat dengan Papa,” ujar Mama Ratih yang menjelaskan pada suaminya yang sudah tiada.Kinan dan yang lainnya merasa sangat sedih mendengar curahan hati Mama pada suaminya yang telah tiada. Kinan mengelus sang Mama dengan penuh kasih sayang.“Mama jangan nangis lagi ya, aku dan Bang Andre akan selalu menjaga dan melindungi Mama,” ucap Kina

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   130. Mama Ratih Pindah Ke Kampung

    Pagi ini Arsen, Kinan, Andre dan Ira sudah siap. Mereka akan mengantar mama Ratih ke kampung halaman. Mengendarai mobil masing-masing. Sepanjang perjalanan mereka asyik mengobrol dan si kembar asyik bernyanyi.“Lihat bang, anak-anak terlihat sangat senang diajak ke kampung halaman,” ujar Kinan yang memperhatikan anak-anaknya.“Iya mereka begitu senang diajak ke kampung.”“Sayang kalian senang ya diajak pulang ke rumah Oma?” tanya Kinan pada kedua anaknya.“Iya Mommy, aku dan adik senang di ajak ke rumah Oma,” ucap Frederick pada sang Mommy.“Kalau adik Nicholas gimana, apakah senang juga kita ke rumah Oma?” tanya Kinan pada Nicholas.“Aku juga senang Mommy, dan sampai disana aku bisa bermain,” katanya yang sudah ingin cepat- cepat sampai di kampung.Kinan tersenyum mendengar celoteh kedua anak kembarnya. Dia merasa bersyukur memiliki kedua anak yang pintar dan Soleh. Selain itu, dia juga memiliki suami yang sangat perhatian padanya dan pada anak-anak juga.“Sebentar lagi anggota kelua

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   129. Rencana Mama Ratih tinggal di Kampung

    Mereka tiba di rumah Mama Ratih. Kinan, Baby twins dan juga Suster langsung disambut Mama Ratih dan Ira.“Selamat datang cucu Oma tersayang! Sudah lama sekali kita tidak bertemu ya,” kata Mama Ratih pada anak dan kedua cucunya.“Oma! Aku mau makan kue,” rengek Baby Nicolas.“Ayo kita masuk! Oma sudah buat kue untuk cucu-cucu nenek yang ganteng ini,” ucap Mama Ratih yang langsung menemani si kembar masuk.“Bagaimana kabar kak Ira? Apakah semuanya sehat?” tanya Kinan pada kakak iparnya.“Alhamdulillah kabar saya baik, bagaimana kabarmu Bu?” Tanya Ira.“Jangan panggil Ibu dong! Masa Kakak Ipar manggil aku ibu sih! Panggil adik atau panggil nama saja.” Kinan meminta Ira untuk memanggil dirinya dengan sebutan nama saja.“Baiklah aku akan memanggilmu dengan sebutan nama saja,” ujar Ira pada Kinan.“Nah gitu dong, kalau panggil pakai nama kan terlihat lebih akrab,” kata Kinan pada Ira.“Ya sudah kita masuk yuk, aku sudah lapar,” ucap Kinan yang sedikit pelan.“Kebetulan tadi Mama sudah masak

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   128. Kinan menuju ke rumah Mama Ratih

    Setelah kematian Pak Rudi, Kinan sering merasa bersalah pada dirinya sendiri. Dia merasa belum bisa jadi anak yang membahagiakan orang tuanya.“Sayang, kamu menangis?” Tanya Arsen pada Kinan.“Aku hanya ingat sama Ayah dan Bunda, aku kangen sama mereka,” ucap Kinan yang meneteskan air mata.“Sebaiknya kamu kirim doa untuk Ayah dan Bunda.” Arsen memberikan saran pada Kinan.“Iya bang, setiap sujudku selalu ku panjatkan doa untuk Ayah dan Bunda,” jelas Kinan pada Arsen.“Iya sayang, apapun yang kamu lakukan, aku akan selalu mendukungmu,” ujar Arsen pada Kinan.“Sudah jangan menangis lagi sayang,” ucapnya pada Kinan.“Iya bang.”Arsen memeluk sang Istri, Kinan yang di peluk pun merasakan kehangatan dari pelukan sang Suami. Kinan bersyukur di saat dirinya terpuruk masih ada sang suami yang memperhatikan dirinya.“Sayang, Abang mau ke kantor dulu ya. Kamu di rumah, jaga kesehatan dan jangan terlalu banyak melamun ya sayang,” pesan Arsen pada sang Istri.“Iya bang, hati-hati di jalan ya. A

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   127. Kematian Pak Rudi

    “Nggak mungkin Ayah meninggalkan aku! Ini semua bohong kan Bang! Jawab aku bang, jangan diam saja!” Teriak Kinan dengan histeris.“Sayang kamu tenang ya, kasihan baby yang ada di dalam sini kalau kamu nggak tenang sayang,” jelas Arsen pada Kinan.“Ayah,bang, dia sekarang sudah pergi meninggalkan aku, hiks hiks hiks,” ucap Kinan dengan deraian air mata.“Ikhlaskan ya sayang, ini semua sudah takdir dari yang Maha Kuasa, kita harus mengikhlaskan semua yang sudah terjadi,” Arsen menenangkan sang istri.“Ayo kita masuk sayang,” ajak Arsen pada sang istri.Mereka berdua masuk ke ruang operasi yang dimana masih tergeletak jasad Pak Rudi di atas bed pasien. Terlihat senyum di wajah Pak Rudi. Kinan baru saja akan menemui jasad Ayahnya. Namun, Dokter dan Suster meminta Kinan dan Arsen keluar dari ruang operasi.“Pak, Bu, maaf jenazah pasien akan kami pindahkan ke ruang jenazah,” ucap seorang Suster yang akan mendorong bed pasien keluar dari ruang operasi.“Baik Suster, silahkan, “ ujar Arsen ya

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   126. Pak Rudi mengalami kecelakaan lalu lintas

    Setelah acara pernikahan Olivia, semua keluarga sudah pulang ke rumah masing-masing. Begitu juga dengan Kinan dan keluarga kecilnya telah pulang ke rumah. “Capek banget Bang,” keluh Kinan pada sang suami. “Kalau kamu capek biar Abang gendong ya,” jawab Arsen yang langsung membopong Kinan, dalam pangkuannya. “Terima kasih ya bang, kamu selalu ada di saat aku membutuhkanmu,” ucap Kinan pada sang suami. “Iya sayang, apa pun akan abang lakukan asalkan, kamu dan anak-anak bahagia,” ujarnya pada Kinan. Kinan mengalungkan tangan di leher Arsen. Dia merasa bahagia karena, Arsen memanjakan dan menyayangi dirinya dengan baik. Arsen membawa Kinan masuk ke dalam kamar dan membaringkan sang istri di atas King size yang selama ini mereka pakai memadu kasih. “Sebaiknya kamu istirahat ya, sepertinya baby kita kecapean dan Mommy nya harus beristirahat,” Arsen meminta sang istri untuk beristirahat. “Iya bang, terima kasih ya sudah mau memanjakanku,” ucapnya pada Arsen. “Iya sayang,” jaw

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status