Share

Bab 2

Satu perawan

"Ah, uh, oh, lanjutkan, itu enak sekali," erangan lembut terdengar begitu menggoda.

Terlihat Monalisa menggelinjang sejadi jadinya ketika Reynold memainkan lidah di lekuk lehernya.

Reynold terlihat begitu lihai, memainkan lidah yang mulai menyusuri lekuk leher Monalisa hingga sesekali naik ke atas telinga dan menciuminya hingga basah.

Monalisa begitu menikmati permainan lidah Reynold, tubuhnya menggelinjang dan sesekali terdengar erangan nikmat keluar dari mulutnya seolah ingin membuat Reynold semakin terbakar,

hingga terdengar suara pintu diketuk dengan begitu keras.

"Tok, tok, tok."

Reynold dan Monalisa mendengar suara ketukan itu, namun mereka berdua seolah membiarkannya.

Tangan Reynold semakin kencang mendekap tumbuh wanita berparas cantik dan bertubuh mulus itu.

Tangan Rey semakin liar menelusuri lekuk tubuh wanita muda yang hanya mengenakan handuk mandi itu. Tangannya begitu lincah menyusuri dari rahang hingga turun ke leher lalu menelusup masuk keselah handuk kimono yang sedikit terbuka.

Tangannya mendarat di atas dua gunung yang indah itu, lalu meremasnya lembut.

Dari balik handuk terlihat tangannya begitu trampil. Perlakuan itu membuat Monalisa senang dan beberapa kali memekik keenakan.

"Tuan muda! tuan muda!" teriak seseorang dari balik pintu.

Suara teriakan dan ketukan semakin keras terdengar. Reynold terpaksa harus menghentikan kegiatan itu dan itu membuat Monalisa sedikit kecewa.

"Masuk!" teriak Reynold setelah merapikan penampilannya yang hanya mengenakan handuk mandi berbentuk kimono.

"Tu-tuan muda, ada hal penting yang harus saya sampaikan," ucap sekretaris Pete.

"Ada apa? Ini masih sangat pagi kenapa menggangguku," ucap Reynold kesal.

"Sa-saya hendak menyampaikan bahwa kakek jatuh pingsan dan ingin bertemu dengan tuan muda," ucap sekretaris Pete dengan terbata bata.

"Apa? Kakek? Kenapa tidak bilang dari tadi," ucapnya kesal lalu segera berlari keluar menuju ke arah kamar kakek Hamzah.

"Aku sudah bilang, jika urusan kakek kau harus segera memberitahuku, tidak ada yang lebih penting dari pada kakek," ucap Reynold kesal.

"Baik tuan muda," ucap sekretaris Pete sambil terus berjalan mengikuti langkah kaki Reynold yang terlihat gugup.

"Kakek! kakek!" teriak Reynold ketika sudah sampai di kamar kakeknya itu.

Di sana terlihat kakek Hamzah terbaring lemas di tempat tidurnya. Matanya terpejam dengan tubuh tertutup selimut tebal.

"Kakek, apa yang terjadi?" tanya Reynold seraya menggenggam erat tangan kakek yang sangat dia cintai itu.

Reynold adalah cucu satu satunya kakek Hamzah, pewaris tunggal kekayaan Hamzah grup.

Orang tua Reynold meninggal ketika terjadi kecelakaan pesawat lima belas tahun lalu. Saat itu usia Reynold baru menginjak sepuluh tahun, dia harus kehilangan orang tuanya dan sejak saat itu dia diurus oleh kakeknya.

Reynold hanya memiliki kakek Hamzah, itu yang membuat Reynold begitu mencintai kakeknya. Tidak ada yang bisa membuat Reynold bertekuk lutut kecuali kakeknya, hanya kakek Hamzah yang mampu mengendalikan perangai Reynold.

Sebenarnya Reynold adalah pria yang cukup baik, santun dan sangat pandai berbisnis, mewarisi darah pengusaha hebat dari kakek dan ayahnya, hanya saja karena tidak mendapat kasih sayang yang cukup, sering kali Reynold melampiaskan kehausannya akan kasih sayang pada beberapa wanita panggilan yang sering diajaknya menginap di rumah mewahnya.

Kakek Hamzah mulai khawatir dengan perilaku cucu kesayangannya itu. Dia berusaha mencari cara, bagaimana bisa sedikit demi sedikit merubah perangai buruk Reynold tanpa harus kehilangan kasih dan hormatnya. Kakek Hamzah tidak ingin kehilangan cucu kesayangannya itu, manakala dia terlalu keras dalam memaksakan kehendak.

Iya, seperti halnya Monalisa, dia adalah salah satu wanita panggilan Reynold yang sering menemani Reynold tidur, hanya untuk bersenang senang, tidak pernah ada cinta di dalamnya.

"Kakek, bicaralah," ucap Reynold penuh dengan kekhawatiran.

"Ka-kakek tidak apa apa, jangan khawatir," ucapn kakek Hamzah lirih.

Reynold terus menggenggam tangan kakeknya, beberapa kali mencium dan mengelus lembut tangan orang yang sangat dia sayangi itu.

Reynold adalah putra mahkota di Hamzah Grup, kaya raya dan terhormat. Tidak ada wanita yang mampu menolaknya, ditambah lagi dia begitu tampan.

Tubuhnya tinggi dengan otot rapi yang sempurna. Kulitnya putih, bersih dan sangat membuat iri kaum wanita yang melihatnya, karena untuk ukuran kulit seorang pria, dia memiliki kulit yang sempurna.

Wajahnya oval, beralis tebal, bola matanya sedikit kecoklatan, hidung mancung dan bibir merah tipis nan menawan.

Dia cukup keras dan arogan, perangainya sering membuat orang orang takut untuk menentang permintaannya.

CEO muda dengan banyak prestasi, arogan angkuh dan dingin. Namun dia terkenal suka berkencan dengan beberapa wanita cantik, hanya untuk berkencan dan bersenang senang.

Menurut rumor yang berkembang, hampir semua kariawan wanita di kantornya yang memiliki paras cantik nan menggoda pernah memuaskan hasratnya, hanya cinta semalam, rumornya begitu, siapa yang bisa menolak pria tampan nan kaya raya itu.

Bahkan setiap Hamzah Grup membuka lowongan untuk pegawai wanita, selalu ada syarat khusus yaitu cantik dan menarik, selain syarat utama tetap pada kemampuan dan keahlian yang mumpuni.

"Kakek, Jangan membuat Rey takut, hanya kakek yang Rey miliki," ucap Reynold lembut seraya terus menciumi tangan kakeknya.

Reynold duduk bersimpuh disebelah tempat tidur kakeknya, dengan tangan yang terus menggenggam tangan tua kakeknya.

Di depan kakek Hamzah, Reynold yang gagah perkasa itu berubah menjadi anak lelaki yang manis. Tidak ada keangkuhan dan kesombongan, yang ada hanya anak manis yang penuh dengan kasih sayang.

"A-ada yang harus kakek sampaikan," icap kakek Hamzah diselingi dengan batuk yang begitu mengganggu tenggorokannya.

"Kakek," ucap Reynold khawatir.

"I-ini sangat penting, kakek harus menyampaikannya kepadamu," kakek Hamzah terdengar sangat hati hati.

"Di dalam tradisi keluarga kakek, kakek selalu menjunjung tinggi kehormatan. Kau tau Reynold, 50 hari lagi adalah hari ulang tahun kakek yang ke 80. Kakek hanya mau satu hal," ucap kakek Hamzah dengan suara parau, seolah menahan sesuatu yang begitu menyakitkan di tenggorokannya.

"Apa itu kek? Rey akan melakukan apapun yang kakek minta, apapun, bahkan nyawa sekalipun," ucap Reynold yakin.

"Kakek hanya minta, selenggarakan pernikahanmu tepat di hari ulang tahun kakek. Dengan gadis perawan sejati. Di dalam keluarga kakek, seluruh penerusnya hanya boleh menikah dengan gadis perawan sejati. Laksanakan perintah kakek sebelum kakek pergi untuk selama lamanya," ucap kakek Hamzah dengan penuh harap.

"Kakek yakin?" tanya Reynold memastikan dan cukup heran dengan permintaan kakeknya yang tiba tiba.

"Bagi keluarga kakek, kehormatan adalah yang utama," ucapan kakek Hamzah yang diakhiri dengan batuk hebat.

"Ka-kakek," Reynold semakin khawatir dengan kondisi kakeknya.

"Sekretaris Pete!" teriak Reynold memanggil sekretaris kepercayaan kakeknya itu.

"Carikan aku gadis perawan sejati seperti yang kakek mau, segera!" ucap Reynold sengan suara lantang dan jelas.

"Baik tuan muda," ucap Sekretaris Pete yakin dan segera beranjak pergi.

***

Reynold terlihat memasuki kamarnya dengan gontai, langkahnya begitu berat. Dia mulai memimirkan apa yang harus dia lakukan, benarkah dia akan menikah demi menuruti semua yang kakeknya minta.

Bisa jadi ini adalah permintaan terakhir, Reynold tidak kuasa untuk menolaknya.

Di dalam kamar, Reynold terlihat melempar vas bunga yang tadinya berdiri tegak di atas meja. Vas bunga dengan bunga mawar warna putih, bunga kesukaan almarhum ibunya yang sekarang juga menjadi bunga kesukaannya.

Melihat itu, Monalisa yang masih berada di kamarnya mulai mendekat, memeluk tubuh gagah Reynold dari belakang. Tangannya mengusap lembut dadanya, tidak ada penolakan dari Reynold, seolah dia mempersilahkan wanita muda itu untuk memperlakukannya demikian.

Monalisa semakin liar mempermainkan tangannya, dia mulai menelusuri dada Reynold yang masih tertutup handuk putih, turun hingga ke arah perut.

Monalisa terlihat memasukkan tangannya ke selah handuk yang langsung menuju ke arah perut Reynold, terus mengusapnya lembut hingga ke arah bawah, tempat sensitif yang menjadi kelemahan Reynold.

Terdengar suara Reynold mulai mendesah dan menggerakkan tubuhnya karena geli. Seketika Reynold membalikkan tubuhnya dan memeluk Monalisa erat.

Reynold terlihat mulai membalas perlakuan Monalisa. Dia menghujadi monalisa dengan ciuman penuh gairah, mulai dari bibir, lalu turun ke leher dan sebentar turun ke arah dada.

Monalisa begitu menikmati apa yang Reynold lakukan. Beberapa kali desahan kecil mulai keluar sari mulutnya.

Dia menggelinjang tidak karuan, erangan demi erangan menjadi suara yang terdengar begitu melelehkan telinga. Perlakuan Reynold seolah membuat Monalisa terbang ke langit, terbang bersama awan putih dan menari nari.

Tiba tiba Reynold berhenti, pikirannya melayang memikirkan apa yang kakek Hamzah katakan beberapa menit lalu.

"Ada apa Rey?" tanya Monalisa dengan nafas yang masih belum beraturan.

"Kemasi barangmu dan keluar," ucap Reynold yang terdengar tidak biasa.

Monalisa adalah salah satu wanita panggilan yang sering menemani Reynold, namun dia cukup istimewa, mampu menyenangkan hati Reynold dan cukup mendapat tempat istimewa di sisi Reynold

Monalisa kaget mendengar kata-kata itu, lalu segera mengambil barang pribadinya dan pergi dengan wajah musam penuh kecewa.

Reynold mulai melempar tubuhnya ke arah tempat tidur, beberapa kali menarik pikiran untuk sekedar memikirkan apa semua yang dia dengar itu nyata. Menikah dengan gadis perawan? Memangnya ada di jaman sekarang? Perawan sempurna yang tak tersentuh sedikitpun oleh pria.

Mungkin ada, gadis kampung dari desa pinggiran, yang jauh dari hiruk pikuk kota besar. Apa mungkin ada yang cantik? Tidak mungkin aku menikah dengan gadis yang tidak membuatku berselera. Kira kira itu yang Reynold pikirkan.

Pria casanova yang selalu bebas memilih wanita manapun yang dia inginkan, harus menikah dengan gadis lugu yang masih perawan, mungkinkah itu terjadi? Tapi kehendaknya tidak lah lebih kuat dari kehendak kakeknya, tidak ada perintah yang lebih penting selain perintah dari sang kakek.

Hari hari Reynold akan diisi dengan deretan gadis lugu yang akan dia pilih untuk menjadi istrinya, setidaknya hingga lima puluh hari kedepan, atau lebih tepatnya sebelum ulang tahun kakeknya, dia harus menemukan gadis istimewa itu.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Febry
Lucu dan masih penasaran gimna akhirnya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status