Share

Bab 1

Setelah peristiwa itu

Devanka membasuh seluruh tubuh dengan air yang keluar dari shower di kamar mandinya. Dia berkali kali menuang sabun dan menggosok tubuh mulusnya itu.

Devanka masih mengingat betul ketika pria tua itu menyeret dan membanting tubuhnya ke lantai.

Hati dan pikirannya penuh dengan rasa ketakutan yang semakin lama semakin menguasai diri, ketakutakan yang tidak mampu tergambarkan, dia benar benar berada pada titik tertakut di dalam hidupnya.

Tidak ada yang terjadi dengan Devanka, namun peristiwa itu memberinya trauma dan ketakutan tersendiri. Hari harinya dipenuhi dengan bayangan pristiwa mengerikan di malam itu, di dalam pikirannya selalu terlintas wajah menakutkan dari sosok pria yang dikenalnya baik dan sopan.

Betapa sulitnya menjadi gadis perawan di kota besar seperti kota Jakarta ini. Banyak kejahatan meraja lela dan hubungan bebas mulai semakin tak terbendung. Banyak orang mulai mengesampingkan norma, tidak ada lagi yang berusaha menjaga tradisi dan budaya.

Sejak kecil Devanka selalu diajari nilai penting leluhurnya, untuk tetap menjaga keperawanan hingga bertemu dengan pria yang menjadi jodohnya. Meminangnya dengan perasaan tulus, ingin bersama dan menjaga, dalam ikatan suci sebuah pernikahan.

Keperawanan yang sesungguhnya,

tidak hanya mengenai selaput dara yang masih utuh, tetapi juga tidak pernah melakukan aktifitas seksual apapun.

Setiap jengkal tubuh masih perawan dan suci, tidak pernah tersentuh oleh lelaki. Itulah arti keperawanan yang sesungguhnya bagi keluarga Lumawi.

Tidak adil juga mengatakan seseorang masih perawan hanya karena selaput daranya masih utuh, tetapi kegiatan seksualnya sangat tidak bisa diremehkan.

Sudah sepantasnya dan seharusnya juga seorang gadis menjaga kehormatannya dan juga keluarganya, untuk tetap menjadi gadis perawan sebelum adanya pernikahan.

Bagi keluarga Lumawi, keperawanan adalah harga mati yang harus dijaga mati matian.

Ini adalah keperawanan yang seutuhnya, tersegel dengan baik, tidak ada yang lebih berharga dari pada mendapatkan jodoh gadis perawan yang menjaga kehormatanya secara sempurna.

Peristiwa malam itu menyisakan ketakutan dan trauma mendalam pada Devanka. Dia takut untuk melangkahkan kaki keluar dari rumah, baginya dunia seperti penuh dengan sorot mata tajam yang siap menerkamnya.

Kabar terakhir yang dia dengar, ayahnya sudah melaporkan tuan Santoso ke polisi, dengan sigap polisi sudah menangkap dan memenjarakannya.

Harusnya Devanka tenang dengan kabar itu, namun justru dia semakin ketakutan, takut jika orang lain melakukan hal yang sama kepadanya.

Devanka memutuskan untuk berhenti dari supermarket tempatnya bekerja dan memilih untuk menyembuhkan traumanya dengan cara bekerja di kebun bunga milik bibi Rose, yang letak kebun dan kiosnya cukup dekat dengan rumahnya.

Selain dekat, Devanka sangat menyukai bunga bunga indah, itu membuatnya lebih tenang dan damai. Paling tidak dia bisa melupakan peristiwa menyeramkan itu.

***

"Hai Devanka, kau bekerja di sini sekarang?" tanya Sekretaris Pete yang merupakan pamannya.

"Iya paman, menyenangkan bisa bekerja dengan bibi Rose," ucap Devanka seraya mengulaskan senyum tipis.

"Iya, senang melihatmu ceria. Paman sudah mendengar berita itu, beruntung tidak ada yang terjadi padamu, paman juga akan berusaha menjagamu sebaik mungkin," ucap paman Pete yang terdengar begitu menyayangi Devanka.

Seperti yang sekretaris Pete katakan, keluarga Lumawi adalah keluarga yang terkenal sangat menjaga keperawanan dan kehormatan anak keturunannya.

Ibu Devanka sudah meninggal sekitar delapan tahun yang lalu, akibat kecelakaan dan dia hanya tinggal berdua dengan ayahnya.

Paman Pete yang merupakan adik dari ibunya bekerja sebagai orang kepercayaan di keluarga Hamzah, keluarga yang cukup kaya di kota Jakarta ini.

Keluarga Hamzah memiliki grup usaha yang mengelola perkembangan kota Jakarta hampir 60 persen, itu membuat keluarga mereka kaya raya. Sektor pangan hingga property, sebagian besar adalah milik keluarga Hamzah.

Lewat bantuan Paman Pete, Devanka pernah bekerja di supermarket yang merupakan milik keluarga Hamzah, hampir satu tahun Devanka bekerja di sana hingga peristiwa menyeramkan itu terjadi.

Devanka berharap dengan bekerja di tempat bibi Rose, dia bisa melupakan semua peristiwa menyeramkan itu.

"Pesanan paman sudah siap?" tanya Paman Pete.

"Oh sekretaris Pete, kau sudah datang rupanya. Bunga sedap malam dan mawar putih pesananmu sudah aku siapkan, seperti biasanya, masih segar dan wangi," ucap bibi Rose yang tiba tiba muncul dari dalam kios bunga segar miliknya.

"Iya, aku harus membawa bunga segar ini sebelum jam tuju pagi, jika tidak aku akan mendapat masalah besar," ucap paman Pete menjelaskan.

Setelah mendapatkan pesanannya, paman Pete segera berlalu dengan mobil hitam milik majikannya itu.

Bibi Rose menceritakan jika paman Pete akan datang setiap tiga hari sekali untuk mengambil bunga sedap malam dan mawar putih, masing masing sepuluh tangkai, bunga terbaik dan baru dipetik, tidak boleh ada yang layu.

Selidik, bunga itu adalah bunga kesukaan kakek Hamzah, pemilik Hamzah Grup, grup perusahaan pemegang kendali hampir 60

Persen kota ini.

Sangat kaya, terpandang dan dihormati. Bisa dibilang kekayaannya tidak akan habis bahkan setelah keturunan ketuju sekalipun.

Menurut berita, dia memiliki putra tunggal yang menjadi pewaris terakhirnya, satu satunya, namun putra mahkotanya tersebut meninggal dalam sebuah kecelakaan tragis.

Walaupun tuan besar Hamzah tidak lagi memiliki putra, namun dia memiliki seorang cucu dari pernikahan putranya. Cucunyalah yang akan menjadi pewaris tunggal keluarga kaya tersebut. Mewarisi semua kekayaan kakeknya, pewaris tunggal dari kekayaan seutuhnya.

Sungguh sebuah keberuntungan yang dibalut dengan luka lara mendalam, kaya raya namun harus hidup tanpa orang tua.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Deo Pablo
mulai penasaran sih dan nagih ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status