หน้าหลัก / Romansa / Gadis Tanpa Ingatan / 15. Kemunculan Ingatan Tentang Paman Rudi

แชร์

15. Kemunculan Ingatan Tentang Paman Rudi

ผู้เขียน: Alvarezmom
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-06-27 04:35:45

Udara malam menggigit, menusuk hingga ke tulang. Tapi rasa dingin itu tak sebanding dengan kecamuk yang berkecamuk di dada Raina. Ia dan Elvano berdiri di tengah kegelapan pekarangan belakang rumah keluarga Gunawan—tempat yang tak pernah dikunjungi selama bertahun-tahun, karena disebut angker oleh warga sekitar.

Raina menggenggam liontin berbentuk hati yang tadi mereka temukan. Jari-jarinya gemetar, tapi bukan karena cuaca. Di dalam liontin itu, ada sehelai rambut—halus dan hitam—terjepit di antara dua sisi kaca kecil yang mulai kusam. Entah mengapa, ia merasa liontin ini bukan sekadar perhiasan... tapi jejak nyata dari sebuah masa lalu yang sengaja disembunyikan.

“Elvano,” ucap Raina pelan, “kita tak bisa kembali ke dalam rumah. Tidak malam ini.”

Elvano mengangguk, matanya menatap jendela lantai dua tempat Nadine dan bayangan itu tadi terlihat. "Dia tahu kita sudah melihat semuanya. Kita butuh tempat yang aman... dan seseorang yang tahu lebih banyak tenta
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทล่าสุด

  • Gadis Tanpa Ingatan   15. Kemunculan Ingatan Tentang Paman Rudi

    Udara malam menggigit, menusuk hingga ke tulang. Tapi rasa dingin itu tak sebanding dengan kecamuk yang berkecamuk di dada Raina. Ia dan Elvano berdiri di tengah kegelapan pekarangan belakang rumah keluarga Gunawan—tempat yang tak pernah dikunjungi selama bertahun-tahun, karena disebut angker oleh warga sekitar.Raina menggenggam liontin berbentuk hati yang tadi mereka temukan. Jari-jarinya gemetar, tapi bukan karena cuaca. Di dalam liontin itu, ada sehelai rambut—halus dan hitam—terjepit di antara dua sisi kaca kecil yang mulai kusam. Entah mengapa, ia merasa liontin ini bukan sekadar perhiasan... tapi jejak nyata dari sebuah masa lalu yang sengaja disembunyikan.“Elvano,” ucap Raina pelan, “kita tak bisa kembali ke dalam rumah. Tidak malam ini.”Elvano mengangguk, matanya menatap jendela lantai dua tempat Nadine dan bayangan itu tadi terlihat. "Dia tahu kita sudah melihat semuanya. Kita butuh tempat yang aman... dan seseorang yang tahu lebih banyak tenta

  • Gadis Tanpa Ingatan   14. Ruang Rahasia Bawah Tanah

    Klik. Suara kunci yang diputar dari luar terdengar seperti palu godam yang mengunci takdir. Raina berlari ke pintu, memutar gagangnya. Terkunci. Ia memukul daun pintu kayu tua itu. "Nadine! Buka! Nadine!" Tapi tak ada suara balasan. Tak ada derap langkah di luar lorong. Hanya keheningan yang terasa menggema, menusuk. Elvano berdiri diam, matanya masih menatap surat yang tergeletak di atas meja. Jari-jarinya mengepal. “Dia tahu kita tahu.” Raina menarik napas dalam-dalam, mencoba menahan desakan panik yang mulai mencengkeram. “Kita tidak bisa tinggal di sini. Ini bisa jadi perangkap.” Elvano mengangguk. Ia berjalan menuju jendela tua yang menghadap halaman samping. Membuka sedikit tirainya. Gelap. Tapi lampu-lampu taman masih menyala, menyorot rerumputan dan patung batu di dekat kolam. “Kalau dia ingin menahan kita di sini... untuk apa? Menyembunyikan sesuatu?” “Atau,” sahut Raina, “menjauhkan kita dari sesuatu.” Hening. Lalu tiba-tiba—tok... tok... tok... Ketukan pe

  • Gadis Tanpa Ingatan   13. Rahasia di Lantai Dua

    Jam di dinding besar aula menunjukkan pukul 21.06. Masih ada lima puluh empat menit sebelum waktu yang ditentukan. Tapi jantung Raina terasa seperti berdetak lebih cepat tiap detik berlalu. Ia harus naik ke lantai dua. Tapi tidak sendiri. Ia melangkah ke arah luar aula, menuju koridor belakang, melewati pelayan-pelayan sibuk dan tamu-tamu yang mulai larut dalam alunan musik jazz yang menggantikan piano klasik tadi. “Raina?” Langkahnya terhenti. Nadine berdiri di ambang pintu balkon samping. Mata hijaunya menyipit. “Aku tidak ingat pernah melihatmu di daftar undangan,” katanya pelan. “Karena aku tidak suka hal-hal formal.” Nadine tersenyum sinis. “Tapi kau tampak... terlalu cocok untuk seseorang yang tidak diundang.” Ia menyesap anggurnya. “Hati-hati. Rumah ini menyimpan banyak rahasia. Dan beberapa di antaranya... menggigit.”

  • Gadis Tanpa Ingatan   12. Raina mulai mengingat

    Sore itu, langit kota mulai memudar ke jingga, tapi hati Raina justru menghitam. Undangan pesta di tangannya mengilap keemasan, disablon tinta timbul dan ditutup segel lilin merah berlogo Gunawan Corporation. Sekilas terlihat mewah dan megah, namun bagi Raina, itu tak ubahnya surat perintah masuk ke medan perang.Ia menatap segel itu, lalu membukanya perlahan. Di dalamnya, selembar kartu undangan yang berbunyi: "Keluarga Gunawan mengundang Anda untuk menghadiri perayaan ulang tahun Nadine Gunawan ke-25.Acara akan dilangsungkan di Gunawan Estate, hari Sabtu, pukul 19.00 WIB.Dress code: Formal.Kehadiran Anda akan sangat kami hormati."Raina menyandarkan punggung ke kursi. "Formal, ya," gumamnya. Seolah pesta itu hanya tentang gaun malam dan gelas sampanye, bukan tentang pengkhianatan dan darah yang belum dibayar lunas. Atau masa lalu yang belum sepenuhnya ia mengerti.Dari dapur, Elvano memperhatikannya. Ia tak lagi bertanya ke mana

  • Gadis Tanpa Ingatan   11. Undangan Emas.

    Raina menghabiskan sisa malam itu dalam diam. Duduk di ujung ranjang, memandangi kartu nama hitam yang terasa seperti kunci ke pintu rahasia yang selama ini tertutup rapat. Di bagian belakang kartu, hanya ada satu kalimat kecil berukir perak:“Tak semua darah membawa keluarga, tapi semua luka membawa kebenaran.”Kata-kata itu terus berputar dalam pikirannya, seperti mantra yang perlahan-lahan merobek tirai kebingungan. Elvano masih tertidur di sofa, napasnya tenang. Ia tampak damai, tak menyadari badai baru yang telah masuk diam-diam ke dalam rumah mereka.Pagi belum benar-benar datang saat Raina akhirnya beranjak dari tempat tidur. Ia memasukkan kartu nama itu ke dalam saku hoodie-nya, lalu memandangi wajah Elvano sejenak. Ada rasa ingin membangunkannya, memberitahunya semua. Tapi suara wanita tadi terngiang kembali"Pastikan kau sendiri. Jangan bawa siapa pun dari keluarga Gunawan."Raina tahu, Elvano tak bersalah. Ia mungkin satu-satunya da

  • Gadis Tanpa Ingatan   10. Wanita misterius

    Raina menatap langit-langit kamar sambil menggenggam liontin tua itu erat-erat. Meski tubuhnya terbaring di ranjang empuk milik keluarga Elvano, pikirannya tak pernah merasa seterasing ini.Ia telah tahu. Ia bukan gadis biasa. Ia adalah Amara—nama yang pernah dihapus, dilupakan, dikubur oleh keluarganya sendiri. Tapi apakah itu cukup? Apakah tahu nama membuat semuanya terasa utuh?Tidak. Justru sebaliknya.Malam kian larut. Elvano tertidur di sofa ruang tamu, tak sanggup menahan lelah setelah obrolan yang menyesakkan tadi. Raina tak bisa tidur. Tangannya bergerak pelan membuka laci meja samping tempat tidur. Matanya menatap ke dalam, pada benda kecil yang dulu membuatnya penasaran: sebuah ponsel tua.Ponsel itu... yang dulu tiba-tiba menyala dan menerima panggilan dari nomor bernama “Mom.”Raina menggigit bibir. Ia masih ingat jelas suara di seberang waktu itu. Lembut tapi mengancam. “Amara... kau harus pergi ke alamat ini. Seseorang

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status