Share

Bab 14 Ungkapan Rasa Terpendam

Seperti biasa hari ini Farzana hendak pergi ke Masjid Al-Ghifari untuk mengajar anak-anak mengaji. Baru memasuki pintu gerbang dia sudah disuguhkan pemandangan yang menyakitkan hati. Tepat di depan ruang kelas ada Boim dan Fatimah yang tengah berbincang ria. Keakraban kedua orang itu sungguh mencabik-cabik ulu hatinya. Namun ia mencoba tak peduli dan langsung memasuki ruang kelas.

Boim sempat melihat Farzana sekilas. Namun sayang, si gadis terus melangkah dan tak mau membalas tatapannya. Boim merasa ada yang aneh dengan sahabatnya itu. Mungkinkah dia masih marah? pikirnya. Helaan nafas berat langsung ia keluarkan karena tak tahan dengan sikap Farzana yang cuek kepadanya.

Dikarenakan sibuk memikirkan Farzana, Boim jadi lupa kalau di depannya masih ada Fatimah. Untunglah gadis itu tak menyadari bahwa sedari tadi Boim sedang melamun. Buru-buru ia alihkan kembali fokusnya kepada Fatimah.

“Jadi ustaz mau kan?” tanya Fatimah.

Dahi Boim berkerut heran karena tak mengerti apa yang dimak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status