Share

Bab 15 Maaf Fatimah!

Motor Boim melaju sangat kencang menembus jalan raya yang padat di siang hari. Di boncengan belakang Farzana tak henti-hentinya merapal doa untuk Ahmad. Anak laki-laki itu masih tertidur dan belum bangun dari pingsannya yang begitu lama. Dalam dekapan Farzana, Ahmad tertidur sangat nyenyak. Beberapa kali gadis itu mencoba mengguncang-guncang tubuh sang bocah namun tak ada respon sama sekali.

Farzana mulai ketakutan setengah mati. Takut terjadi sesuatu pada Ahmad. Keringat dingin tak berhenti mengucur deras di kepalannya saking panik. ‘Ya Allah lindungi Ahmad,’ Farzana berdoa dalam hati. Boim yang sibuk berkendara juga ikutan panik. Berkali-kali ia terus mengumpat karena lampu merah tak kunjung berubah menjadi hijau.

“Sial!” umpat Boim keras sehingga bisa didengar oleh Farzana.

“Astagfirullah Boim,” Farzana beristigfar karena geram melihat tingkah Boim.

“Nih lampu merah kenapa lama amat sih!” bentak Boim sambil memukul spion sepeda motor sebelah kanan.

“Sabar, bukan hanya kamu s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status