Share

BAB 17 : Ke Puncak

Tara baru saja keluar dari kamar mandi saat melihat Eva duduk di atas tempat tidrunya dengan cemas. Ia baru selesai memasukan barang-barangnya ke dalam tas untuk keperluan di puncak nanti.

“Kenapa, Bu?”

“Kamu gak bilang sama papa kalau kemarin gak jadi ke Makassar?”

Tara mengusap tengkuknya menggunakan handuk. Ia memang tidak memberitahu Farhan seperti yang disarankan Karina tempo hari, dan mematikan ponsel sejak dua hari yang lalu.

“Dek?”

“Uh, iya. Lupa.”

Eva menghela napas kasar. “Ya ampun, Papa telepon Ibu dan Dio dari kemarin. Kamu tahu kan Ibu lagi sibuk-sibuknya di kantor kalau akhir tahun gini, Ibu juga gak sempat jelasin kemarin.”

Tara mengangguk paham, bahkan ia melihat Honda Brio yang dikendarai Eva baru ada di garasi tadi subuh, bersamaan dengan mobil kantor milik Arsen. “Maaf, Bu.”

“Terus kenapa kamu gak bisa dihubungi?”

“Hapenya aku matiin.”

“Bagus, ya. kamu sengaja menghindari Papa dan limpahin ini semua ke Ibu. Ibu udah capek sama ke
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status