Share

Bagian 8

GAIRAH CINTA ROOSJE

Penulis : David Khanz

Bagian 8

—---- o0o —----

Usai makan siang bersama, Hanan mengikuti langkah Sumiarsih menuju ruang santai keluarga. Di sana —dulu— semasa laki-laki muda itu masih kanak-kanak, selalu dijadikan tempat berkumpul bersama mendiang Ayahanda Juanda.

Sebagai putra tunggal, curahan kasih sayang dari kedua orangtuanya, tentulah sangat besar. Dibekali dengan arahan pendidikan dasar formal dan agama kuat, tidak menjadikan seorang Hanan tumbuh menjadi remaja yang sombong dan manja. Justru karena itu, dia memiliki pribadi mandiri dan penuh hormat terhadap sesama. Terutama kepada orang-orang terdekatnya sepanjang hidup.

“Alhamdulillah ya, Bu,” ujar Hanan mengawali pembicaraan dengan ibunya, “beberapa tahun Hanan pergi dari kampung ini, sudah banyak perubahan yang Hanan lihat di sini.” Sumiarsih mendengarkan dengan santai sambil menikmati secangkir teh tawar. “Banyak lahan-lahan hijau yang Hanan lihat tadi sewaktu di perjalanan, berubah menjadi kebun-kebun lu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status