Beranda / Romansa / Gairah Cinta Sang Dewa Perang / 35. Pesta Pengenalan Sang Pewaris

Share

35. Pesta Pengenalan Sang Pewaris

Penulis: Renata Respati
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-06 21:00:26

“Louise, aku sudah mengatakannya tadi kalau ini bukan sekedar soal dansa!” Lana melotot mendapati sikap Louise yang setenang aliran air di padang rumput.

“Aku tahu,” ucapnya santai.

“Kalian hanya akan berdansa besok, bukannya langsung bertunangan,” lanjutnya.

“Dengan begitu orang-orang akan memiliki ekspektasi tinggi terhadap hubunganku dengan Kai. Kalau sudah begitu, bagaimana dia bisa terlepas dari bayang-bayang kerajaan?”

“Kau sangat menjaga perasaannya.”

“Tentu saja.”

“Kita akan lihat, sampai mana dia bisa menahan perasaannya sendiri,” Louise menarik salah satu sudut bibirnya ke atas, merasa sangat yakin kalau adiknya itu memiliki perasaan yang sama dengan Lana.

Hanya saja, Kai mungkin memiliki banyak pertimbangan soal hubungan mereka.

Sementara Lana menatap curiga pada Louise, pria itu seperti tahu sesuatu, tapi tidak mengatakan apa pun pad

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Gairah Cinta Sang Dewa Perang   37. Aku Mencintainya

    “Itu hanya perumpamaan saja. Dan yang kumaksud itik itu adalah dansanya, bukan kau. Yang benar saja gadis secantikmu kusamakan dengan itik buruk rupa,” ujar Julian mengoreksi.Louise dan Layla tertawa mendengar percakapan keduanya. Rasanya hari itu berjalan cepat dan tidak terlalu menegangkan seperti yang ditakutkan Lana.“Ada apa?” tanya Louise saat mendapati Lana yang memaksakan senyum.Lana menggeleng.“Ingin keluar sebentar untuk mencari udara segar?” tanyanya.“Boleh, ayo.”Lana dan Louise berjalan bersama keluar dari aula utama menuju taman. Setelah penampilan hari ini, rasanya Lana merasa lega sekali. Sekarang publik sudah mengetahui tentang jati dirinya sebagai tuan putri dan pewaris Estrela. Setelah ini juga orang-orang pasti akan lebih mengenalinya.Jadi Lana hanya perlu lebih berhati-hati dalam bertindak dan bersikap. Jangan sampai membuat kakeknya terlibat masalah karenanya.

  • Gairah Cinta Sang Dewa Perang   36. Cinta Sepihak

    Lana hanya tersenyum, meski pun iya, namun dirinya tidak cukup berani mengakuinya di ruang pubik.“Tentu saja. Iya kan, Lana?” Kai menatap penuh arti, membuat Lana mengerjap beberapa kali karena bingung.‘Apa maksudnya iya?’ batin Lana berisik.Lana tidak memiliki apa pun untuk menjawab pertanyaan para reporter itu, jadi dirinya memilih diam dan hanya tersenyum. Membiarkan Kai melakukan tugasnya dengan baik.“Semoga pertunangan dan pernikahan kalian berjalan lancar.”“Aku menunggu undangan pesta pertunangan kalian.”“Benar-benar pasangan yang sempurna. Aku yakin berita ini akan menjadi headline surat kabar selama berhari-hari.”“Ya, terima kasih,” akhirnya hanya kalimat singkat itu yang bisa Lana katakan.Ucapan para reporter itu hanya mendapatkan jawaban berupa senyuman dari keduanya. Baik Kai maupun Lana, terlihat tidak ingin berada terlalu lama

  • Gairah Cinta Sang Dewa Perang   35. Pesta Pengenalan Sang Pewaris

    “Louise, aku sudah mengatakannya tadi kalau ini bukan sekedar soal dansa!” Lana melotot mendapati sikap Louise yang setenang aliran air di padang rumput.“Aku tahu,” ucapnya santai.“Kalian hanya akan berdansa besok, bukannya langsung bertunangan,” lanjutnya.“Dengan begitu orang-orang akan memiliki ekspektasi tinggi terhadap hubunganku dengan Kai. Kalau sudah begitu, bagaimana dia bisa terlepas dari bayang-bayang kerajaan?”“Kau sangat menjaga perasaannya.”“Tentu saja.”“Kita akan lihat, sampai mana dia bisa menahan perasaannya sendiri,” Louise menarik salah satu sudut bibirnya ke atas, merasa sangat yakin kalau adiknya itu memiliki perasaan yang sama dengan Lana.Hanya saja, Kai mungkin memiliki banyak pertimbangan soal hubungan mereka.Sementara Lana menatap curiga pada Louise, pria itu seperti tahu sesuatu, tapi tidak mengatakan apa pun pad

  • Gairah Cinta Sang Dewa Perang   34. Dia Orangnya

    “Aku akan memastikan pertunangan itu benar-benar terjadi.”Lana menghembuskan napas berat, rasanya sulit sekali untuk bernegosiasi dengan kakeknya yang dominan dan keras kepala ini.“Sekali pun aku tidak menyukainya?”“Orang mana yang tidak saling suka tapi berciuman dengan panas di tengah perang?” ada dengusan mengejek yang terdengar dari suara kakeknya.Suara Lana tertahan di tenggorokan. Menunduk, merasa malu.Dirinya ketahuan!“Dari mana kakek mengetahuinya? Apa kakek menyuruh orang untuk memata-mataiku?” protesnya untuk menutupi rasa malu yang setinggi gunung.“Kau keluar dari kamar secara diam-diam dan pergi ke pertempuran malam kemarin, kau pikir itu tidak berbahaya?” Lana menunduk lagi, merasa bersalah.“Untung saja Kai melihatmu lebih dulu. Kakek tidak tahu hal buruk apa yang bisa menimpamu kalau sampai para pemberontak itu menemukan keberadaanmu.”

  • Gairah Cinta Sang Dewa Perang   33. Kalung Alarm

    Itu adalah sebuah kalung dengan permata kecil yang sangat indah dan berkilau. Lana menyentuhnya untuk sesaat, lalu menatap Kai lagi.“Kenapa kau memberiku kalung?” tanyanya penasaran.“Itu adalah kalung adalah kalung alarm. Kau bisa menekannya setiap kali sedang dalam masalah,” ucapnya.“Lalu?” Lana bertanya lagi.“Aku akan langsung datang secepat yang kubisa.”“Kau bisa melakukannya?”“Akan kuusahakan.”“Tapi kenapa kau memberiku ini? Apa karena kejadian hari ini? Para vampir itu—” Lana menggantung kata-katanya.“Mereka sudah memiliki ingatan tentang aromamu. Jadi kapan pun kau berada dalam jangkauan mereka, sudah pasti itu bukan sesuatu yang baik.”Penjelasan Kai bagaikan bom atom yang baru saja dijatuhkan tepat di atas kepalanya. Lana tidak tahu kalau masalahnya akan jadi sebesar ini. Karena kebodohan dan rasa ingin t

  • Gairah Cinta Sang Dewa Perang   32. Apa Kau Takut?

    Lana menoleh ketika terdengar suara klik dari pintu kamarnya, dan mendapati keberadaan Kai yang sudah berada di sana. Perlahan melangkah dengan pasti untuk mendekat ke arahnya. Membuat Lana gugup dan mundur seketika dari tempatnya. Gadis itu masih belum bisa beranjak dari memikirkan tentang adegan ciuman panas mereka beberapa saat yang lalu.Namun pria itu malah muncul di kamarnya, dengan wajah tenang seolah tidak pernah terjadi apa pun sebelumnya. Apa yang sebenarnya dilakukan Kai malam-malam begini di kamarnya?“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Lana, setengah mati berusaha mengontrol detak jantungnya.“Kau takut?” bukannya menjawab, Kai malah balik bertanya, sembari terus melangkah mendekat.“Apa?” Lana tidak tahu kenapa Kai tiba-tiba menanyakan hal itu.“Sudah dua kali kau melihatku bertarung, dan dua kali juga kau melihat wujud asliku. Apa kau takut?” Kai mengulang pertanyaannya.Lana m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status