Alana baru mengetahui dirinya adalah satu-satunya cucu seorang raja paling berkuasa dari kerajaan Estrela. Kehidupannya berubah 180 derajat setelah dia ‘dipaksa’ pindah dan tinggal di istana, lalu bertemu dengan tiga tuan muda dari Klan Maverick yang tampan, berkarisma, namun sangat misterius dan penuh dengan rahasia. Ketiga tuan muda itu secara khusus dilatih untuk kelak meneruskan tahta Kerajaan Estrela dan memimpin Illyrian. Siapa pun yang berhasil menjadi penerus, secara otomatis juga akan menikah dengan Lana yang adalah satu-satunya pewaris sah Kerajaan Estrela. Siapakah yang akan menjadi penerus kerajaan dan menikahi Lana? Dan rahasia besar apakah yang selama ini disembunyikan Klan Maverick dari dunia luar? Baca keseruan dan cerita lengkapnya dalam novel fantasi romantis berjudul, “Gairah Cinta Sang Dewa Perang” by Renata Respati.
View More“Kenapa lama sekali?” Lana berdesis tak sabaran, dalam hati mengumpati lamanya waktu yang dibutuhkan hingga namanya dipanggil.
Dia lalu menundukkan pandangannya, menatap sepasang sepatu merah menggoda dengan tumit yang sangat tinggi, itu adalah sepatu paling seksi yang pernah Lana lihat. Sepatu yang dia beli dari hasil menabung selama berbulan-bulan, yang akhirnya dia pakai mengikuti audisi kerajaan hari ini. Audisi kerajaan? Ya, Kerajaan Estrela sedang membuat audisi kerajaan besar-besaran untuk memilih orang-orang terbaik yang akan menjadi abdi istana. Alana Star, gadis cantik dari keluarga sederhana itu tentu saja tidak akan melewatkan kesempatan begitu saja. “Kau gugup?” pertanyaan Layla membuyarkan ketegangan Lana. “Sedikit,” Lana mencoba tersenyum meski pun jantungnya berdebar tak karuan dan tangannya terasa sedingin es. “Kau tenang saja. Dengan wajahmu itu, setidaknya kau sudah mendapatkan poin seratus di awal,” hibur Layla. Lana tersenyum. “Kau ini. Kau tidak lihat para gadis yang datang hari ini?” Lana mengedarkan pandangannya, menunjuk satu per satu orang yang berada di sana dengan tatapannya. “Yah, kuakui mereka semua memang cantik. Tapi bagiku, kau berada di level yang berbeda.” “Terima kasih, aku akan mentraktirmu makan enak setelah lolos nanti,” Lana tersenyum, bersyukur karena memiliki Layla dalam hidupnya. Mereka berteman sejak kecil dan hampir selalu bersama-sama setiap hari hingga sekarang. Layla jugalah yang sudah menunjukkan pengumuman audisi kerajaan hari ini padanya. “Aku akan menantikannya.” “Alana Star.” Lana langsung berdiri begitu namanya dipanggil. Sambil berusaha mengatur napas dan debur jantunya, dia perlahan melangkah ke dalam ruang audisi. Ada setidaknya enam orang di dalam ruangan itu, dan semuanya wanita. Tiga orang sepertinya seumuran dengan ibunya, sedangkan tiga lainnya berkisar di usia tiga puluhan. Lana mencoba tenang, tersenyum dan memunculkan rasa percaya dirinya sebelum salah satu wanita setengah baya yang tampak cantik dan elegan mengarahkannya untuk masuk ke dalam ruangan berukuran 2x3 meter di ujung ruangan dan memintanya untuk membuka baju. Membuka baju! Lana tidak tahu apakah hal ini benar dan termasuk dalam prosedur pemilihan. “Maaf, kenapa aku harus melepas gaunku?” tanyanya dengan hati-hati, berusaha tidak membuat wanita itu tersinggung. “Ini merupakan prosedur awal pemilihan. Karena setiap pakaian yang dikenakan oleh orang-orang di kerajaan dijahit secara khusus, jadi kau tidak akan bisa mengenakannya kalau tubuhmu tidak proporsional,” di luar dugaan Lana, wanita sangat ramah dan setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya penuh dengan kelembutan dan sopan santun. “Hm, begitu rupanya. Dengan kata lain, keindahan tubuh adalah salah satu aspek penilaian untuk bisa masuk ke dalam kerajaan?” “Benar,” Lana mengangguk, lalu mencoba mengikuti saja tanpa bertanya lagi. Dengan hati-hati dia menarik turun risleting gaunnnya. Semburat merah seketika muncul di wajahnya saat tubuh setengah telanjangnya itu dilihat oleh orang lain. Meski pun sesama perempuan, namun tetap saja Lana merasa malu. Wanita itu mengamati tubuhnya dengan seksama. Wajahnya tidak menunjukkan reaksi apa pun, namun detik berikutnya, Lana melihat senyum tipis terukir di bibir wanita itu. Setelahnya, Lana dipersilakan untuk mengenakan gaunnya kembali. “Sudah selesai, kau akan segera mendapatkan hasilnya di pengumuman besok.” “Secepat itu?” tanya Lana setengah berteriak. “Ah, maaf. Aku terlalu bersemangat sampai tidak bisa mengendalikan diri,” Lana menunduk malu menyadari sikapnya. “Tidak masalah.” Lana mengangguk, lalu keluar dari ruang audisi dengan tanda tanya besar di kepalanya. Dirinya masih tidak mengerti, kenapa untuk menjadi seorang abdi istana atau juru masak saja harus memiliki tubuh yang proporsional? Meski pun wanita tadi sudah menjelaskan untuk kepentingan estetika, namun tetap saja Lana tidak bisa berhenti memikirkannya. ‘Rasanya aku seperti baru saja mengikuti audisi untuk pemilihan selir,” batinnya. Setelah pintu ruang audisi tertutup, terdengar riuh suara orang-orang di sana. Mereka sibuk menghubungi seseorang dan berteriak penuh semangat. “Kami menemukannya. Kami sudah menemukannya!” ucap wanita yang tadi berbicara dengan Lana itu pada seseorang di telepon. (“Kau yakin?”) tanya suara di seberang telepon. “Tentu saja, bukankah kau mengatakan kalau di dunia ini hanya ada satu orang yang memiliki tanda lahir seperti itu?” (“Benar. Baiklah kalau begitu, aku akan segera mengurus sisanya dan memberitahu raja.”) “Akhirnya!” sahut wanita muda lainnya yang juga berada di dalam ruang audisi. “Akhirnya hari ini benar-benar datang,” mereka semua saling melempar senyum satu sama lain. *** Lana tiba di rumahnya pukul enam sore dan mendapati deretan mobil mewah yang terparkir rapi di depan rumahnya yang mungil. Beberapa pria bertubuh besar dan tegap juga tampak berdiri di sekitar sana. Wajah mereka serius, seolah tidak menyadari kehadiran Lana yang tengah berjalan dengan bingung saat memasuki rumahnya. “Ayah, ibu, ada apa?” tanyanya dengan hati-hati. Di dalam rumah, Lana juga mendapati seorang pria paruh baya yang sepertinya baru saja selesai berbicara dengan kedua orang tuanya. Pria itu sama sekali tidak terlihat terkejut dengan kedatangan Lana, membuatnya semakin mengernyitkan kening karena bingung. Sementara Vivian Star—ibu Lana—hanya memandanginya dengan tatapan yang sulit diartikan. “Aku akan memberikan waktu untuk kalian.” Sebelum meninggalkan ruang tamu, pria itu sempat menatap dan tersenyum pada Lana. “Lana,” ibunya menyergap Lana dengan pelukan. “Ibu, ada apa sebenarnya? Dan siapa orang-orang itu? Apa mereka para penagih hutang?” Lana menghujani ibunya dengan rentetan pertanyaan yang memenuhi kepalanya. Ibunya menggeleng sembari menahan air mata yang mulai menggenang di pelupuk matanya, sementara ayahnya masih terdiam, syok. Seolah dirinya baru saja terkena pukulan yang sangat besar. “Ayah, ibu, cepat katakan!” Lanjut Lana tak sabaran. Melihat kedua orang tuanya yang hanya diam dan tidak mengatakan apa pun membuat Lana gusar. ‘Apa yang terjadi?’ batinnya penasaran. “Mereka datang untuk menjemputmu,” ucap ayahnya kemudian. “Menjemputku?” “Kemarilah, nak. Ayah dan ibu akan memberitahumu yang sebenarnya.” Lana menurut, dan dalam beberapa menit yang panjang. Gadis itu berusaha fokus untuk mendengarkan setiap detail cerita orang tuanya. “Maksud kalian, Raja Alastor, Penguasa Illyrian? Bagaimana mungkin?” Lana melihat kedua orang tuanya bergantian. “Bagaimana bisa aku tiba-tiba menjadi cucunya?” tanyanya lagi.Louise menghela napas berat sembari membanting punggungnya ke sandaran kursi. Sejak tadi dirinya tidak bisa mengerti apa yang coba diucapkan Lana padanya.“Baiklah kalau begitu, kau menangis saja dulu. Aku akan menunggumu sampai kau bisa bercerita dengan benar,” Louise melipat kedua tangan di dada.Mengedarkan pandangannya ke sekeliling untuk melihat taman yang ditimbuhi oleh berbagai macam tumbuhan dan bunga warna-warni.Tempat itu teduh dan menyejukkan, juga menjadi salah satu tempat favorit Louise untuk melepas penat. Banyak pohon-pohon besar yang ditanam dan tumbuh di sana, menjadikan suasana taman sangat nyaman dan menenangkan.Tapi hari ini, saat Louise ingin melepas penat, dia justru menemukan Lana yang sedang menangis sendirian di tengah taman. Louise tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Namun dari sepatah dua patah kata yang diucapkan gadis itu, sepertinya dia sedang berkonflik dengan Kai.‘Pria bodoh. Sebenarnya apa y
“Kau menggunakanku untuk balas dendam padanya?” tanya Kai lagi. Lana menelan ludahnya susah payah. Sementara di kepalanya, Lana setengah mati memikirkan kalimat yang tepat untuk dikatakan pada Kai. Namun gagal, Lana tidak bisa membela diri kali ini. “Itu… Kai, aku bisa menjelaskannya padamu.” “Katakan!” suara pria itu meninggi. Dari ekspresi wajahnya saja Lana sudah tahu kalau pria itu sedang—marah. “Tadinya iya, tapi aku benar-benar menyesal dan sedang memikirkan cara untuk membatalkan pertunangan itu.” “Kau pikir kau bisa membodohiku lagi, Lana?” wajah pria itu mendekat, berbicara lebih pelan namun Lana merasa itu jauh lebih menyeramkan. “Aku serius, Kai. Aku sedang mencari waktu yang tepat untuk berbicara dengan kakek.” “Apa yang sudah kau lakukan sampai-sampai raja memutuskan pertunangan ini begitu cepat?” tanya Kai penuh desakan. Dia ingin mendengar kejujuran gadis itu secara langsung. “Aku… itu… aku hanya mengatakan kalau aku menyukaimu, lalu kakek mulai meren
Dalam artikel itu menunjukkan sebuah judul yang ditulis dengan huruf besar, “Pesta Penyambutan Sang Pewaris.” Juga satu artikel lainnya berjudul, “Pengumuman Penerus Kerajaan Estrela.”“Bagaimana bisa ada artikel seperti ini?” kedua mata Lana bergerak gelisah.“Undangan sudah disebar, itu sebabnya artikel itu bisa muncul di internet dan juga surat kabar,” jawab Kai.“Secepat ini? Maksudku, sudah jam berapa sekarang? Kenapa kakekku tidak menunggu besok pagi untuk melakukannya?”“Kakekmu tahu kemungkinan kau akan membatalkan pertunangan, jadi dia bergerak lebih cepat untuk menghindari hal itu terjadi. Juga—kemungkinan lainnya dia tidak ingin kehilangan kesempatan emas untuk menjodohkan kita berdua.”“Lalu kita harus bagaimana sekarang? Sepertinya kakek memang bersikeras ingin kita segera bertunangan,” Lana melihat Kai dengan ekspresi takut-takut.Sementara Kai melihat Lana dengan wajah datar seperti biasa, yang lagi-lagi membuat Lana kesulitan membaca isi pikiran pria itu.“Kai?” panggi
“Hm… mungkin aku akan merasa sedih dan patah hati,” jawab Lana asal.“Patah hati?” Lana mengangguk.“Jangan tanya kenapa, karena aku tidak akan menjawabnya.”Lana menggeleng sembari memperingatkan.Kai mengangguk paham.“Apa ada yang ingin kau ketahui lagi tentangku?”“Kakekku sudah mengatakan semuanya.”“Perasaanku—apa kau tidak ingin tahu?” Lana mengangkat sebelah alisnya ke atas, lalu menggeleng.Itu adalah pertanyaan yang sebisa mungkin tidak perlu dijawab, tetapi suara Kai yang bahkan telah melunak terasa belum cukup untuk menyakinkan Lana.“Tidak, kau simpan saja untukmu sendiri. Dan aku akan menyimpan perasaanku sendiri. Toh pada akhirnya kita tidak akan bersama, jadi untuk apa membahas tentang perasaan,” Lana mengedikkan bahunya acuh, meski pun di salah satu sudut hatinya, dia sangat ingin tahu tentang perasaan pria i
“Lana, kau adalah seorang vampir halfblood. Apa kau tidak menyadarinya selama ini?”Tangan Lana gemetaran, dia menyadari, tulang-tulangnya telah berubah menjadi air ketika dia mendengar fakta tentang dirinya sendiri. Lana berusaha keras meraih oksigen di sekitarnya, mencoba tetap bernapas meski pun paru-parunya terasa sangat sesak sekarang ini.Lana menggeleng, tak ingin memercayai apa pun yang baru saja dikatakan oleh kakeknya.Kau adalah seorang vampir halfblood, Lana. Apa kau tidak menyadarinya selama ini?Kalimat itu seperti mata anak panah yang menghujam tepat ke dadanya. Menusuk, mengoyak, dan membuatnya sakit. Lana tiba-tiba meras pusing dan mual secara bersamaan.“Tidak mungkin… itu tidak mungkin,” suara Lana lemah dan nyaris tak terdengar.Raja Alastor paham, Lana pasti sulit untuk menerima kenyataan ini. Terlihat dengan reaksi terkejutnya dan juga kedua tangan mungilnya yang bergetar
“Kai Lautner Maverick, dia adalah seorang vampir, pureblood di antara yang lainnya.”“Yang lainnya?”“Ya, sejak awal dirinya terlahir sebagai seorang vampir. Berbeda dengan anggota keluarganya yang lain. Demi membalas budi karena telah merawat dan membesarkannya, Kai mengubah orang tua, kakak, serta adiknya menjadi sepertinya.”“Maksud kakek… Louise dan Julian juga bukan manusia biasa?” Raja Alastor menggeleng.“Kai menyebarkan racunnya ke seluruh Klan Maverick, menjadikan mereka sebagai Klan terkuat di bumi Illyrian.”“Tadi kakek bilang Kai mengubah seluruh klan menjadi sepertinya sebagai balas budi, apa maksudnya?”“Karena pasangan Maverick itu telah mengadopsinya. Ibu Kai meninggal saat melahirkannya, dan ayahnya juga meninggal beberapa tahun setelahnya. Lalu Kai yang yatim piatu diadopsi oleh keluarga Maverik, sebelum akhirnya kakek mengambil se
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments