Byan tersenyum kecil melihat wanita yang ia cari ternyata kini justru berada tepat di depannya. Semula ia hendak langsung menghampiri Kia, namun langkahnya pun sejenak terhenti kala melihat wajah cantik itu yang sedang terlihat bersedih.Ia mengernyit melihat cairan bening yang masih mengalir membasahi pipi wanita itu. Kia... menangis?Lelaki bersurai kelam itu pun melanjutkan langkahnya kembali, lebih cepat kali ini, dengan langkah yang lebar demi untuk bisa segera meraih tangan Kia, dan seketika menariknya perlahan untuk masuk ke dalam pelukannya."Semuanya akan baik-baik saja," bisik Byan lembut sembari mengusap lembut rambut panjang Kia, tak mempedulikan bahwa kini ia dan gadis itu telah menjadi pusat perhatian orang-orang yang berlalu-lalang di lobby.Beberapa orang yang mengenali Kia bahkan diam-diam saling berbisik, mengira bahwa gadis itu tengah dipeluk kekasihnya.Ketika Byan mulai merasakan bahwa ia dan Kia telah menjadi perhatian orang-orang, lelaki itu pun perlahan melepas
Kepala bersurai hitam itu pun perlahan semakin turun, hingga akhirnya tenggelam di antara kedua paha seksi Kia yang terbuka. Byan tak lagi membuang waktu untuk mencicipi hidangan lezat yang tersaji di depan mata, siap untuk disantap dengan penuh nikmat.Byan mengusap dengan lidahnya, sebelum mulai menyelusup ke dalam kelembutan Kia untuk mencari titik kenimatan dan merangsangnya dengan manuver lidahnya yang mahir. "Uumhhh..." Kia mengatupkan kedua kelopak matanya sembari melenguh panjang, ketika merasakan lidah Byan yang menari-nari lincah di bagian bawah tubuhnya. Sekujur tubuhnya merinding nikmat dan serasa tenggelam dalam lautan gairah yang liar tak bertepi.Gadis itu merintihkan nama Byan dan mencengkram rambut tebal lelaki itu erat, saat merasakan gelombang yang mulai bergulung-gulung menuju perutnya. Puncaknya yang kedua kalinya hampir tiba.Kia serasa gila setiap kali Byan menyentuhnya. Ia selalu merasakan orgasme yang begitu cepat, berkali-kali dan terlalu dahsyat hingga memb
"Tinggallah di sini untuk selamanya, Kia. Jadilah kekasihku."Kia masih berusaha mencerna semua perkataan Byan yang semula ia kira hanyalah bualan belaka, namun kini ia tidak yakin lagi. Manik gelap lelaki itu terlihat sangat serius dan... tulus. Tapi yang benar saja, apa dirinya baru saja diminta oleh seorang gigolo untuk menjadi kekasihnya?? Kia pasti lebih dari bodoh daripada menjadi kekasih Alex jika menerima tawaran seorang gigolo!Diduakan dengan Tessa saja rasa sakitnya bukan main, lalu apa jadinya jika ia harus rela kekasihnya memberikan pelayanan seks di atas ranjang dengan wanita-wanita lain di luar sana? Ah, sangat tidak masuk di akal Kia sama sekali!Meskipun, sejujurnya gadis bersurai panjang itu juga tidak bisa menampik hadirnya desir desir aneh di dadanya, saat lelaki setampan dan selembut Byan mengatakan suka dan ingin menjadikan Kia kekasihnya. Byan itu... adalah sosok lelaki idaman setiap wanita. Selain tampan dan lembut, di juga sangat peka. Mampu menarik gairah
Kia terbangun ketika merasakan kecupan lembut di keningnya. Seulas senyum manis tersemat di bibir sensual itu dengan kelopak mata yang masih menutup. Namun Kia mengernyitkan keningnya, ketika menghirup aroma parfum Byan yang segar dan kelihatannya baru saja disemprotkan di tubuhnya. Seketika gadis itu pun membuka kedua matanya."Kamu mau kemana?" Tanya Kia, yang melihat Byan ternyata sedang berdiri sudah sangat rapi seperti mau pergi.Lelaki itu pun duduk di samping ranjang dan mengelus rambut panjang Kia. "Ada hal yang harus kuurusi, Kia. Hanya sebentar. Aku janji akan kembali dalam satu setengah jam." "Hm. Hal apa?" Byan tersenyum ketika melihat bibir ranum Kia sedikit cemberut saat bertanya. "Masalah pekerjaan. Kamu nggak apa-apa kan kutinggal dulu?" Kia mengangguk pelan meski rasanya ia agak kesal. Entah kenapa, tapi itu yang ia rasakan. "Aku pergi dulu. Mintalah apa pun kepada pelayan di sini jika kamu membutuhkan sesuatu," pamit Byan sembari mengecup sekilas bibir Kia, dise
"Lelaki. Ck. Kenapa sih mereka semua sama saja brengseknyaa?!" Wanita bergaun putih itu kemudian meneguk cairan berwarna gelap dari dalam gelas yang langsung tandas hanya dalam beberapa tegukan.Tak peduli jika minuman memabukkan itu akan semakin merampas kesadarannya, terutama setelah di gelas yang ke lima.Kia cemberut sembari menghela napas keras, kemudian menopang wajahnya dengan kedua tangan yang bertumpu di atas meja bartender. Pikirannya terngiang kembali pada foto seorang wanita cantik yang sedang hamil di atas meja kerja Byan."Kurasa sebaiknya berhenti berharap saja, karena ini semua begitu melelahkan," gumannya lagi dengan tatapan nanar menatap gelasnya yang telah kosong.Kia merasa dirinya begitu bodoh, mengira bahwa Byan akan berbeda dengan Alex bajingan itu. Namun nyatanya, lelaki itu bahkan jauh lebih buruk!Byan.Manik coklat Kia mengerjap pelan kala mengingat sosok rupawan itu. Jika dipikir-pikir, wajar saja sih kalau Byan lebih brengsek dari Alex. Dia gigolo dan luar
"Byan! Turunkan aku!"Sepanjang perjalanan menuju ke arah parkiran mobil, Kia terus berteriak dan memberontak. Namun seolah tuli dan tidak peduli, Byan pun terus melangkah dengan ayunan kaki tegas sembari terus membopong Kia di atas pundaknya."BYAN! TU--"Kia memekik kaget ketika tiba-tiba saja Byan kali ini benar-benar menurunkannya. Lelaki itu pun menyandarkan punggung Kia di bagian body samping mobil Rubicon miliknya, lalu kedua tangan Byan mengurung tubuh gadis itu.Manik gelap bagai angkasa malam tak berbintangnya menatap netra coklat bening milik Kia, dengan sorot yang menghujam dan selalu berhasil membuat Kia tak berkutik, seolah terhipnotis dalam pengaruh aura yang menguar dari lelaki itu. "Apa kamu selalu begini, Kia? Lari ke club dan mabuk-mabukan ketika ada masalah, alih-alih berusaha untuk menyelesaikannya dengan baik-baik, hm?" Kia mengerjapkan matanya tiga kali, demi berusaha mengusir efek yang dihembuskan oleh mata beriris gelap Byan dan suara serak lelaki itu yang t
Byan melajukan mobilnya di jalan raya dengan kecepatan sedang. Sesekali, manik gelapnya melirik ke arah samping, dimana sosok rupawan itu sedang terlelap dengan sangat pulasnya. Seulas senyum pun seketika terkembang di bibir lelaki itu. Kelegaan yang memenuhi dadanya membuat Byan mengulurkan satu tangannya untuk mengelus rambut hitam panjang yang terurai hingga melewati bahu gadis di sampingnya.Kia mungkin masih terpengaruh alkohol yang ia minum, hingga rasa kantuk tetap membuat tidurnya sangat nyenyak. Byan benar-benar bersyukur menemukan Kia tepat waktu, ia akan sangat murka dan mungkin akan menghancurkan Bara jika saja adik tirinya itu berani menyentuh gadisnya. Dan kini setelah semua kesalahpahaman mulai terjelaskan, Byan merasa bebas. Kia telah mengetahui tentang Alana, dan Byan sangat menyukai reaksi gadis itu yang malah menangis tersedu mendengar kisah almarhum istrinya. Di balik semua sikap menggoda dan liarnya itu, sesungguhnya Kia itu manis sekali. Juga sangat tulus dan
Hasrat. Adalah enam huruf yang menggambarkan besarnya ketertertarikan seksual antara dua manusia yang kini sedang melakukan aktivitas penuh gelora. Byan, di satu sisi, adalah seseorang yang tidak pernah merasakan kepuasan ketika melakukannya dengan Kia. Oh, dia mencapai klimaks, tentu saja. Dengan sangat nikmatnya. Namun ketika terjangan gelombang kenikmatan itu perlahan usai, gairahnya pun akan kembali muncul ke permukaan. Ia tidak mampu mengatasi hasratnya yang meledak-ledak kepada Kia, satu-satunya wanita yang telah mengembalikan keinginannya untuk bercinta setelah tiga tahun yang berlalu dalam kepahitan untuk melupakan Alana dan Aksa, almarhum istri dan putranya. Kia. Kiara Retania. Byan tahu kalau obsesinya kepada wanita ini sudah pada taraf yang cukup mengkhawatirkan, tapi ia tidak ingin sembuh. Ia akan selalu menginginkan Kia, Kia dan Kia. Byan bahkan sadar jika ia pun tidak bisa mengontrol dirinya yang akan terus menatap penuh damba kepada wanita cantik bermani