LOGINElle termerung diam di kamarnya, tentu hidup berdua dengan Miranda mamanya sudah begitu lama. 10 tahun Miranda bekerja dari pagi pulang malam, bahkan tubuhnya tak terawat saat itu hingga sekarang dia sudah memiliki pekerjaan baik menjadi sekretaris di perusahaan besar.
Om Alief. Yang dia kenal memang baik walaupun Elle selalu membatasi dirinya. Namun tetep saja, Om Alief sering membelikan dia banyak makanan bahkan pakaian hingga perhiasan sebagai kado atau hadiah. Saat bertemu pertama kali dengan Om Alief, Elle seperti melihat Elvandra versi tua. Wajah mereka mirip, bahkan...Elle bisa menyimpulkan jika Om Alief orangtua Elvan. Namun, kenyataan yang ia tau, orangtua Elvan, bukan Om Alief. Dia pernah bertemu ornagtua Elvan, mereka baik dan menerima Elle dengan sayang. Mami Natasya dan Daddy Kevin, bahkan Elvan memiliki adik kecil bernama Lucian Kiazo, mungkin sekitar usia anak SMP. “Jika mama menikah dengan Om Alief, dan mereka bahagia gapapa kan? Entah kenapa aku merasa khawatir dengan hubungan ini. Tapi aku tetep gak bisa egois, mama selama ini sudah susah payah hidup untuk aku. Dan sebentar lagi...” Dada Elle terasa sesak, ia merasa dunianya sedang tidak baik. Matanya berkaca – kaca ingin menangis merasakan hatinya semakin sakit. “Sebentar lagi aku lulus kuliah dan waktunya bekerja sendiri, jadi aku tidak boleh egois dengan mama mau menikah.” Sejak malam itu, akhirnya Elle dengan sekuat hati merestui hubungan Miranda dengan Om Alief. ”Elle gak pergi ke kampus hari ini?” tanya Mama Miranda saat pamitan ingin ke kantor. “Engga ma, aku gak ada kegiatan. Aku pengen istirahat di rumah aja.” “Yaudah, jangan kecapekan ya... mama berangkat.” pamit Miranda mencium kening putrinya. ”Maa... aku izinin mama menikah lagi. Asal mama bahagia, aku ikut bahagia.” ucapan Elle membuat tubuh Miranda kaku, bahkan ia baru mendengar jika putrinya setuju untuk dirinya kembali menikah lagi. ”Kamu serius sayang?” tanya Mama Miranda, karna ia tahu jika Elle tidak mungkin setuju begitu saja. Bahkan Miranda bekerja di perusahaan Om Alief hampir 5 tahun ini, tentu keputusan sulit dan mudah untuk Elle. “Serius ma, asalkan mama bahagia.” “Terimakasih sayang, kamu anak mama yang paling cantik dan mama paling sayang.” “Tapi Om Alief tahu kan, kalau mama punya aku?” tanya Elle bagaimana pun, Mama Miranda janda anak satu yang sudah dewasa. “Taulah Elle, dia kan sering kesini dan juga ketemu kamu.” “Yaudah mama berangkat ya, untuk masalah mama nanti dibicarakan lagi. Mama ada meeting pagi ini.” ”Iya ma, hati – hati.” Elle menatap Miranda yang mendengar persetujuan dia boleh menikah begitu bahagia. Jadi keputusan ini tidak salah? Asalkan Miranda bahagia, Elle akan bahagia. ”Kenapa hatiku sakit, ada apa ini.” *** ”Pak Alief... terimakasih.” Miranda tersebut kecil, saat makan siang diajak Alief ke restoran bintang lima yang mewah. ”Sama – sama Miranda, dan aku ingin bicara sesuatu dengan kamu.” Jantung mereka begitu berdebar, karna Alief sudah lama menaruh hati dengan sekretarisnya yang cantik ini. Apalagi Miranda perempuan yang cerdas dan bisa diandalkan, bahkan sebanyak kerjaan bisa diatasi oleh Miranda. ”Silakan Pak, Anda ingin bicara apa?” Miranda masih seperti biasa, sopan dan menjaga diri dengan Alief. ”Aku sudah tak bisa bicara panjang lebar Miranda, mau kah kamu menikah denganku? Aku tahu, kamu sekretaris ku yang hebat. Tapi aku sudah mantap dan yakin jika aku benar-benar menyukai dan mencintai mu, Miranda.” ”Kita sudah bekerja hampir 5 tahun lamanya, dan saya izin untuk meminta hidupmu denganku... selamanya.” Tiba-tiba, Alief melamar Miranda bahkan dengan cincin berlian yang mewah, suasana yang romantis. Tentu Miranda bukan wanita muda lagi, usianya sudah 44 tahun. Begitu juga Alief, sudah lama sendiri... umurnya tak muda namun wajah masih gagah dan berwibawa. Miranda berkaca – kaca, ia mengangguk dengan hati bahagia. Akhirnya, hidupnya tidak sendirian. Mereka pasangan yang cocok, menjadi rekan kerja yang serasi. ”Pak, saya bersedia menikah dengan Pak Alief” ”Kamu serius Miranda?” Alief begitu bahagia, ia segera memeluk Miranda dan memasangkan cincin indah di jari Miranda. “Serius Pak, saya sudah bicara ini dengan Elle... dan Elle mengizinkan saya menikah kembali. Dia ingin saya bahagia. Dan saya bahagia saat bersama dengan Pak Alief.” ”Terimakasih Miranda, dan terimakasih Elle... saya tidak tau lagi harus gimana. Saya akan menjadi kepala keluarga yang baik untuk kamu dan Elle, putriku nanti.” ”Pak, tapi apa putra bapak tau tentang ini?” Tiba-tiba Miranda memikirkan anak Alief, karna ia tau Alief memiliki seorang putra, namun ia tak pernah melihat wajahnya bagaimana. Datang ke perusahaan Alief sendiri ia tak pernah. ”Aku akan bicara dengannya, ia akan setuju. Karna kamu dan Elle akan menemaniku dimasa tua nanti Miranda, bukan putraku." ”Semoga anak Bapak setuju dengan pernikahan kita” “Askara setuju pastinya, walaupun dia pria yang cukup keras kepala.” Tanpa Miranda sadari, jika Askara itu adalah Elvandra Askara Ibram mantan kekasih putrinya yang begitu disayangi dan dijaga selama ini. Bagaimana jadinya, jika Askara tau saat Alief akan menikah dengan ibu dari wanita yang dia cintai? Elle adalah hidup Elvandra, yang sebentar lagi akan menjadi adik tirinya. Dan hancurnya Elle, saat mengetahui Elvandra menjadi kakak tirinya. Bersambung...Makan malam yang semula direncanakan untuk membahas pernikahan Alief dan Miranda berakhir dengan suasana yang tegang dan dingin. Elle makan dengan debaran yang nyata, melihat Elvandra menatapnya dengan lembut dan hangat. Elle bahkan menahan rasa sesak di hatinya, tatapan Elvandra begitu mencintainya dan Elle tau jika Elvandra tidak akan melepaskan begitu saja. Elvandra pun sama, saat mata mereka bertemu ia menyimpan amarah yang ditahan. Miranda pun sama halnya, melihat mereka semakin bersalah. Dia menjadi orang tua yang egois dan bersalah. Bahkan Alief tidak tau tentang hubungan anak mereka. “Miranda? Kenapa makan seperti itu, apa tidak enak? Mau pesan yang kamu inginkan saja?”Alief tentu memperhatikan calon istrinya seolah gugup dengan raut wajah gusar. “Ti–tidak Mas, ini sudah cukup”“Aksara ini–”“Panggil Elvandra, sampai kapanpun aku tak suka kalian memanggilku Aksara.”Elvandra menegaskan kembali dengan papinya Alief. “Cucuku, bagaimana pun kamu tetep Aksara di keluarga kam
Elle, tidak bisa menyembunyikan raut wajahnya. Kekhawatiran selama ini, ia sudah curiga jika Om Alief adalah orangtua Elvandra. Sekarang, mereka dipertemukan bukan menjadi kekasih kembali. Keinginan Elvandra meminta dirinya kembali terasa tak berguna. ”Elvandra...” lirih Elle bahkan matanya memanas, ia ingin menangis. Bagaimana laki-laki yang dia cintai, akan menjadi saudara? “Aksara... kamu datang. Oma seneng banget kamu datang ke kesini” Oma Jasmine memeluk cucu kesayangan, bahkan hatinya sangat bahagia melihat kedatangan Elvandra alias Aksara. Nama Aksara, adalah nama panggilan dulu saat keluarga mereka masih utuh. Ia adalah Aksara kesayangan mereka, namun semua telah bubar dan selesai di keluarga Alief dna Natasya. Akhirnya, Aksara tidak mau di panggil namanya, ia memilih menjadi Elvandra. Dan tentu saja, sekarang banyak yang mengenal dia Elvandra bukan Aksara. Aksara sudah hilang, sudah tak ada di dirinya. Hanya sebuah nama yang tak memilih arti apapun. ”Papi gak nyangka ka
Sejak pertemuan Elle dan Elvandra di apartemen, mereka sesekali mengirim pesan. Namun, Elle selalu membatasi diri dan tak peduli dengan pesan dan telpon dari Elvandra. Yang di tau, Elvandra sibuk mengurus pekerjaan, dan dirinya sibuk membantu Mama Miranda mengurus pernikahan dengan calon suaminya. “Elle, mama mau ketemu keluar Om Alief malam ini. Karna pernikahan mama 3 hari lagi, kita akan meeting sebentar dan... kamu ikut ya?” Miranda masuk ke dalam kamar Elle yang selalu rapi dan harum. ”Ma, apa harus ikut?” tanya Elle sejak keputusan Miranda izin menikah lagi, ia semakin pendiam dan banyak pikiran “Harus, karna kamu anak mama... kamu keluarga mama Elle.” “Oke, Elle siap – siap sekarng mam.” Akhirnya Elle, ikut ke acara keluarga besar Om Alief, sebenarnya sejak kemarin selalu ada pertemuan keluarga. Mulai dari lamaran singkat, hingga kebutuhan pernikahan yang akan dilakukan cukup mengundang banyak tamu. Karna Miranda salah satu wanita yang cerdas dan cukup dikenal di kala
Elvandra membawa Elle ke apartemennya, walaupun Elle memberontak bahkan mencoba melarikan diri Elvandra jauh lebih dulu menahannya. ”Lepas El!” “Kita udah putus, jangan seenaknya sendiri bisa gak!” ”El tangan aku sakit...” rintih Elle saat Elvandra mencoba menahan tangannya lebih erat. “Maaf Elle, aku kelepasan. Sakit ya?” seketika emosi Elvandra melebur bahkan digantikan wajah panik. Ia langsung mencium tangan Elle sebagai permintaan maaf. Perilaku Elvandra yang manis membuat perasaan Elle yang semula tertutup kini terbuka secara perlahan. Bohong jika Elle sudah melupakan Elvandra, buktinya ada kebahagiaan sendiri saat memeluk Elvandra tadi. Mata Elle berkaca – kaca ingin menangis. ”El kita udah putus satu tahun lalu, jangan ganggu aku lagi. Aku gak mau sama orang yang udah khianati aku!” Ya, masalah lalu akan dibahas Elvandra sampai tuntas hari ini. ”Masuk kedalam dulu Elle, aku akan jelasin sumuanya.” akhirnya paksaan Elvandra ia hanya menurut saja. A
Sebelumnya... “Cari tau calon istri papi gue, latar belakang dan semua identitas keluarganya.”Elvandra tak tanggung begitu saja untuk mencari tau, siapa yang akan menjadi istri baru dari seorang Alief Ibram. Elvandra sudah menghubungi Alief, dan benar jika pria tua itu akan melangsungkan pernikahan minggu depan. Dan anehnya, Elvan merasa tak setuju dan panggilan berakhir begitu saja tanpa banyak ia komentari. “Tuan, saya sudah mendapatkan Anda inginkan.” asistennya, bernama Miko. Miko segera memberikan map dan beberapa foto yang sudah ia siapkan, setelah itu ia kembali pergi saat Elvandra menyuruhnya untuk kembali. Elleanor Seraphine Virzia. Jantung Elvandra berdetak dengan cepat, kenapa dia tidak mencari tahu lebih awal. Kejutan yang menyakitkan. “Jadi... Miranda Audya... ibunya Elle.” Elvan masih diam, mencoba mencerna satu persatu, ini pasti salah. Tidak mungkin papinya akan menikah dengan ibu dari wanita yang ia cintai, Elle. Alief akan melangsungkan pernikahan umum did
Elvandra pria tampan, dengan sorot mata dingin dan datar. Kini berusia 26 tahun, setelah melewati fase begitu berat karna kekasihnya mengakhiri hubungannya secara sepihak saat pertengkaran lalu. Elvan, kembali ke kota kelahiran. Bahkan perusahaan yang ia tinggalkan semakin besar dan berkembang, ditambah ia belajar di luar negeri, untuk kembali kuliah bisnis dalam setahun dan lulus dengan nilai dan hasil memuaskan. ”El, daddy kamu bilang ke mami kalau papi kamu mau nikah sama sekretarisnya.” ucap Mami Natasya, ibu kandung Elvandra yang menikah dengan Daddy Kevin sudah lama bahkan mereka di anugrahi putra kecil yang berusia 15 tahun. “Kapan daddy ketemu papi?” tanya Elvandra, butuh waktu lama untuk menerima Daddy Kevin di hidupnya. Dan itu semua karna Elle, yang membantunya kala itu. Namun kini ia hanya sendiri. “Mami gak nanya sih, cuma papi kamu cerita kalau mau menikah sama sekretarisnya. Dan... dia sempat tanya kamu kapan pulang?”“El, kamu setuju kan kalau papi kamu menikah lag







