LOGINElvandra pria tampan, dengan sorot mata dingin dan datar. Kini berusia 26 tahun, setelah melewati fase begitu berat karna kekasihnya mengakhiri hubungannya secara sepihak saat pertengkaran lalu.
Elvan, kembali ke kota kelahiran. Bahkan perusahaan yang ia tinggalkan semakin besar dan berkembang, ditambah ia belajar di luar negeri, untuk kembali kuliah bisnis dalam setahun dan lulus dengan nilai dan hasil memuaskan. ”El, daddy kamu bilang ke mami kalau papi kamu mau nikah sama sekretarisnya.” ucap Mami Natasya, ibu kandung Elvandra yang menikah dengan Daddy Kevin sudah lama bahkan mereka di anugrahi putra kecil yang berusia 15 tahun. “Kapan daddy ketemu papi?” tanya Elvandra, butuh waktu lama untuk menerima Daddy Kevin di hidupnya. Dan itu semua karna Elle, yang membantunya kala itu. Namun kini ia hanya sendiri. “Mami gak nanya sih, cuma papi kamu cerita kalau mau menikah sama sekretarisnya. Dan... dia sempat tanya kamu kapan pulang?” “El, kamu setuju kan kalau papi kamu menikah lagi? Mami dan papi udah gak bisa bersama lagi El, perasaan dan cinta tidak bisa dipaksa.” “Mami hanya mencintai Daddy Kevin, bahkan saat mami berusaha hebat melahirkan kamu papi kamu gak ada El. Dia sibuk kerja dan gila kerjaan,” Natasya menghela nafas berat, hubungan Alief dengan Elvandra tidak pernah baik. Hanya baik biasa, namun Natasya memberikan peran baik untuk Elvandra, hingga dimana Kevin saat itu meminta restu dan Elvandra akhirnya setuju jika Kevin menikah dengan Natasya. Dan benar, sejauh ini hubungan keluarga dan pernikahan Natasya dan Kevin berjalan baik. Kevin menyayangi Natasya begitu sebaliknya, bahkan Lucian pun menerima baik Elvandra sebagai seorang kakak. ”Mami tidak perlu ingat masa sialan itu, El gak mau mami sedih. Lagian El gak peduli, kalaupun papi nikah atau apa biarkan saja.” El sudah menjauhkan diri dari Alief, hubungan mereka renggang. Hanya status anak dan ayah, untuk menjalani perannya tak ada. “Terimakasih El, selamat datang kembali ya anakku... kapan kamu nikah? Umur kamu udah 26 tahun lho... kabarnya Elle gimana? Mami udah lama gak ketemu dia.” Elle. Nama gadis cantik, kesayangan Elvandra selalu menjadi pemilik hatinya. ”Aku akan bertemu dengannya mam, aku pulang.” “Baiklah El, terimakasih sudah mampir... kamu anak mami yang hebat. Mami begitu bangga denganmu sayang, kamu selalu menjadi alasan mami kuat dan bahagia.” Ucapan itu, bukan sekedar omong kosong, melainkan kasih sayang yang selalu Natasya berikan. Penuh cinta dan kasih. Elvandra memiliki apartemen sendiri, bahkan rumah mewah ia punya. Namun, ia masih belum menempati dan janji setelah menikah akan hidup di sana. “Elle, selamat datang sayang.” ucap manis Elvandra menuju kampus tempat kekasihnya di sana. *** “El tumben banget lo gak bawa mobil.” ujar Nilam, teman dekat Elle yang sejak masuk kuliah. “Aku lagi banyak pikiran, hari pernikahan mama sekali dekat. Dan menghitung hari lagi, aku gak tau rasanya sakit hati aku Lam, tapi gimana lagi... kebahagiaan mama lebih penting.” Tanpa sadar mata Elle berkaca, ingin menangis. Ia bingung harus cerita dengan siapa. Hanya Nilam, yang bisa menjadi tempat berbagai ceritanya. “Aku bangga denganmu, dan aku hanya bisa kasih kamu dukungan. Kalau ada masalah, kamu bisa bagi denganku El.” “Makasih Nilam, aku pergi dulu ya... taksi aku kayaknya di depan udah.” “Oke, jaga diri Elle.”. Tanpa mereka sadari, Elvandra mengawasi mereka dengan tajam. Apalagi saat melihat Elle yang biasanya cantik, kini matanya menyimpan sejuta kesedihan. Tanpa menunggu lama, sebelum Elle masuk taksi ia langsung memeluknya. “Akhhh...” panik Elle dia pikir siapa, tiba – tiba datang memeluk dirinya. “Sayang, i miss you” suara berat Elvandra membuat dirinya tegang, bahkan tubuhnya bergetar secara tidak sadar. Elvandra kembali... “Bisa pergi,” Elvandra melepaskan pelukannya, bahkan membayar taksi dengan yang merah satu juta. Elle yang masih dalam diam, berharap salah jika didepannya bukan Elvandra. Elvandra, orang yang selalu membuat dirinya kesepian bahkan sedih saat mengingat Elvan. Pria yang selalu menjaganya dengan baik, bahkan Elvan sangat mencintainya. “El, sorry aku buru–” saat Elle mencoba melepaskan tangannya namun Elvandra justru menggendongnya langsung tanpa memberikan waktu untuk menolak. Cup Elvandra mencium seluruh wajah Elle kecuali, bibir. Karna dia sudah janji tidak membuat diri Elle menjadi hina, sebisa mungkin Elvandra menjaganya penuh kasih sayang. “Elle, aku kangen kamu.” “El, kita udah putus. Jangan gini, aku mau pulang El.” “Kita ke apartemen sayang...” ucapan Elvandra membuat jantung Elle berdebar. “Jangan bawa aku kesana El, aku mau pulang. Buka gak pintunya” “Elle, menurutlah... aku gak pernah kasar ke kamu, jangan pancing emosiku Elle. Cukup satu tahun lebih aku kasih waktu kamu sendiri.” “Sekarang, kita habiskan waktu bersama di apartemen” “Gila kamu El!” “Aku gila karna kamu sayang...” Bersambung....Makan malam yang semula direncanakan untuk membahas pernikahan Alief dan Miranda berakhir dengan suasana yang tegang dan dingin. Elle makan dengan debaran yang nyata, melihat Elvandra menatapnya dengan lembut dan hangat. Elle bahkan menahan rasa sesak di hatinya, tatapan Elvandra begitu mencintainya dan Elle tau jika Elvandra tidak akan melepaskan begitu saja. Elvandra pun sama, saat mata mereka bertemu ia menyimpan amarah yang ditahan. Miranda pun sama halnya, melihat mereka semakin bersalah. Dia menjadi orang tua yang egois dan bersalah. Bahkan Alief tidak tau tentang hubungan anak mereka. “Miranda? Kenapa makan seperti itu, apa tidak enak? Mau pesan yang kamu inginkan saja?”Alief tentu memperhatikan calon istrinya seolah gugup dengan raut wajah gusar. “Ti–tidak Mas, ini sudah cukup”“Aksara ini–”“Panggil Elvandra, sampai kapanpun aku tak suka kalian memanggilku Aksara.”Elvandra menegaskan kembali dengan papinya Alief. “Cucuku, bagaimana pun kamu tetep Aksara di keluarga kam
Elle, tidak bisa menyembunyikan raut wajahnya. Kekhawatiran selama ini, ia sudah curiga jika Om Alief adalah orangtua Elvandra. Sekarang, mereka dipertemukan bukan menjadi kekasih kembali. Keinginan Elvandra meminta dirinya kembali terasa tak berguna. ”Elvandra...” lirih Elle bahkan matanya memanas, ia ingin menangis. Bagaimana laki-laki yang dia cintai, akan menjadi saudara? “Aksara... kamu datang. Oma seneng banget kamu datang ke kesini” Oma Jasmine memeluk cucu kesayangan, bahkan hatinya sangat bahagia melihat kedatangan Elvandra alias Aksara. Nama Aksara, adalah nama panggilan dulu saat keluarga mereka masih utuh. Ia adalah Aksara kesayangan mereka, namun semua telah bubar dan selesai di keluarga Alief dna Natasya. Akhirnya, Aksara tidak mau di panggil namanya, ia memilih menjadi Elvandra. Dan tentu saja, sekarang banyak yang mengenal dia Elvandra bukan Aksara. Aksara sudah hilang, sudah tak ada di dirinya. Hanya sebuah nama yang tak memilih arti apapun. ”Papi gak nyangka ka
Sejak pertemuan Elle dan Elvandra di apartemen, mereka sesekali mengirim pesan. Namun, Elle selalu membatasi diri dan tak peduli dengan pesan dan telpon dari Elvandra. Yang di tau, Elvandra sibuk mengurus pekerjaan, dan dirinya sibuk membantu Mama Miranda mengurus pernikahan dengan calon suaminya. “Elle, mama mau ketemu keluar Om Alief malam ini. Karna pernikahan mama 3 hari lagi, kita akan meeting sebentar dan... kamu ikut ya?” Miranda masuk ke dalam kamar Elle yang selalu rapi dan harum. ”Ma, apa harus ikut?” tanya Elle sejak keputusan Miranda izin menikah lagi, ia semakin pendiam dan banyak pikiran “Harus, karna kamu anak mama... kamu keluarga mama Elle.” “Oke, Elle siap – siap sekarng mam.” Akhirnya Elle, ikut ke acara keluarga besar Om Alief, sebenarnya sejak kemarin selalu ada pertemuan keluarga. Mulai dari lamaran singkat, hingga kebutuhan pernikahan yang akan dilakukan cukup mengundang banyak tamu. Karna Miranda salah satu wanita yang cerdas dan cukup dikenal di kala
Elvandra membawa Elle ke apartemennya, walaupun Elle memberontak bahkan mencoba melarikan diri Elvandra jauh lebih dulu menahannya. ”Lepas El!” “Kita udah putus, jangan seenaknya sendiri bisa gak!” ”El tangan aku sakit...” rintih Elle saat Elvandra mencoba menahan tangannya lebih erat. “Maaf Elle, aku kelepasan. Sakit ya?” seketika emosi Elvandra melebur bahkan digantikan wajah panik. Ia langsung mencium tangan Elle sebagai permintaan maaf. Perilaku Elvandra yang manis membuat perasaan Elle yang semula tertutup kini terbuka secara perlahan. Bohong jika Elle sudah melupakan Elvandra, buktinya ada kebahagiaan sendiri saat memeluk Elvandra tadi. Mata Elle berkaca – kaca ingin menangis. ”El kita udah putus satu tahun lalu, jangan ganggu aku lagi. Aku gak mau sama orang yang udah khianati aku!” Ya, masalah lalu akan dibahas Elvandra sampai tuntas hari ini. ”Masuk kedalam dulu Elle, aku akan jelasin sumuanya.” akhirnya paksaan Elvandra ia hanya menurut saja. A
Sebelumnya... “Cari tau calon istri papi gue, latar belakang dan semua identitas keluarganya.”Elvandra tak tanggung begitu saja untuk mencari tau, siapa yang akan menjadi istri baru dari seorang Alief Ibram. Elvandra sudah menghubungi Alief, dan benar jika pria tua itu akan melangsungkan pernikahan minggu depan. Dan anehnya, Elvan merasa tak setuju dan panggilan berakhir begitu saja tanpa banyak ia komentari. “Tuan, saya sudah mendapatkan Anda inginkan.” asistennya, bernama Miko. Miko segera memberikan map dan beberapa foto yang sudah ia siapkan, setelah itu ia kembali pergi saat Elvandra menyuruhnya untuk kembali. Elleanor Seraphine Virzia. Jantung Elvandra berdetak dengan cepat, kenapa dia tidak mencari tahu lebih awal. Kejutan yang menyakitkan. “Jadi... Miranda Audya... ibunya Elle.” Elvan masih diam, mencoba mencerna satu persatu, ini pasti salah. Tidak mungkin papinya akan menikah dengan ibu dari wanita yang ia cintai, Elle. Alief akan melangsungkan pernikahan umum did
Elvandra pria tampan, dengan sorot mata dingin dan datar. Kini berusia 26 tahun, setelah melewati fase begitu berat karna kekasihnya mengakhiri hubungannya secara sepihak saat pertengkaran lalu. Elvan, kembali ke kota kelahiran. Bahkan perusahaan yang ia tinggalkan semakin besar dan berkembang, ditambah ia belajar di luar negeri, untuk kembali kuliah bisnis dalam setahun dan lulus dengan nilai dan hasil memuaskan. ”El, daddy kamu bilang ke mami kalau papi kamu mau nikah sama sekretarisnya.” ucap Mami Natasya, ibu kandung Elvandra yang menikah dengan Daddy Kevin sudah lama bahkan mereka di anugrahi putra kecil yang berusia 15 tahun. “Kapan daddy ketemu papi?” tanya Elvandra, butuh waktu lama untuk menerima Daddy Kevin di hidupnya. Dan itu semua karna Elle, yang membantunya kala itu. Namun kini ia hanya sendiri. “Mami gak nanya sih, cuma papi kamu cerita kalau mau menikah sama sekretarisnya. Dan... dia sempat tanya kamu kapan pulang?”“El, kamu setuju kan kalau papi kamu menikah lag







