LOGINSebelumnya...
“Cari tau calon istri papi gue, latar belakang dan semua identitas keluarganya.” Elvandra tak tanggung begitu saja untuk mencari tau, siapa yang akan menjadi istri baru dari seorang Alief Ibram. Elvandra sudah menghubungi Alief, dan benar jika pria tua itu akan melangsungkan pernikahan minggu depan. Dan anehnya, Elvan merasa tak setuju dan panggilan berakhir begitu saja tanpa banyak ia komentari. “Tuan, saya sudah mendapatkan Anda inginkan.” asistennya, bernama Miko. Miko segera memberikan map dan beberapa foto yang sudah ia siapkan, setelah itu ia kembali pergi saat Elvandra menyuruhnya untuk kembali. Elleanor Seraphine Virzia. Jantung Elvandra berdetak dengan cepat, kenapa dia tidak mencari tahu lebih awal. Kejutan yang menyakitkan. “Jadi... Miranda Audya... ibunya Elle.” Elvan masih diam, mencoba mencerna satu persatu, ini pasti salah. Tidak mungkin papinya akan menikah dengan ibu dari wanita yang ia cintai, Elle. Alief akan melangsungkan pernikahan umum didepan publik bahkan pihak kedua keluarga sudah memberikan restu dan undangan untuk datang. Dunia Elvandra seolah mencerna kembali, bagaimana mungkin ini terjadi. Elle, wanita yang dia cintai akan menjadi adik tirinya. Dada Elvan seperti ditusuk dengan kenyataan pahit. Namun dengan cepat ia menutup kembali map dengan kasar dan satu yang ada dikepalanya saat ini Elle. Bagaimana perasaannya wanitanya, saat tau mamanya akan menikah dengan papi Elvan sendiri? Elvandra emosi, bahkan ia tak mendapatkan peran ayah dari Alief, dan tiba-tiba ia akan menikah dengan Miranda, ibu Elle.“Jadi Elle akan menjadi adik tiri gue?” tatapan tak percaya Elvandra.
”Istri papi gue... Miranda, orangtua Elle”
”Alief sialan, dasar pria tua... aku akan memberikan dia pelajaran” Emosi Elvan semakin memuncak ia langsung menemui Alief yang ada diperusahaan.
Bahkan tepat, Miranda sedang cuti menyiapkan seluruh keperluan pernikahan mereka. Brakkk!!! Elvan datang dengan mata tajam, bahkan nafasnya ia tahan sebisa mungkin. Ini terlalu keterlaluan dan hal konyol yang terjadi dihidupnya. ”El... kamu ngapain kesini?” bingung Alief, papinya. Ia langsung menghentikan meeting saat Elvandra membuka pintu dengan keras dan kasar. ”Aku ingin bicara dengan Anda!” suara dingin, penuh tekanan dan penuh emosi yang siap menghabisi Alief langsung jika tak ingat dia papinya sendiri. ”Papi meeting sebentar El, kamu tunggu di ruangan pa–” ”Jika tidak bisa katakan, aku tak punya banyak waktu” Setelah berbicara, Elvandra langsung masuk ke ruangan Papi Alief bahkan ia tak peduli di ruangan itu ada foto masa kecilnya atau apa tidak menarik simpati Elvandra sendiri. Hanya satu, bagaimana Elle dan dirinya jika mereka menikah. Mereka keterlaluan, apa Miranda tidak sadar jika yang akan menjadi suaminya adalah orangtua Elvandra. Elvandra marah, ia akan menyuruh Alief membatalkan pernikahannya. Bahkan tak peduli Alief akan murka seperti apa yang penting pernikahan itu batal. ”El, ada–” ”Batalkan pernikahan mu dengan Miranda sekarang, aku tidak sudi memiliki ibu sepertinya. Hanya Natasya ibuku dari lahir hingga sekarang” ia langsung memotong ucapan Alief tanpa memberikan Alief jeda untuk menjelaskan bahkan bertanya dengan tujuannya. “Apa maksud kamu El, pernikahan papi dan Miranda tidak bisa batal. Undangan sudah menyebar, bahkan seminggu lagi kita menikah El.” Tolak Alief dengan tegas, ia sudah mencintai dan menyukai Miranda begitu lama. Hingga bisa menikah melanjutkan hidupnya dengan seorang istri setelah lama menduda. Dan kini justru Elvandra marah didepannya dan menyuruh membatalkan pernikahan. Benar, hubungan Alief dna Elvandra tidak sedekat ini. Tapi tetep saja status mereka ayah dan anak. ”Aku ingin papi membatalkan pernikahan dengan Miranda, jika papi nekat melanjutkan pernikahan ini... jangan pernah ikut campur apa yang aku lakukan kedepannya. Walaupun itu membuat Papi, maupun Miranda sendiri akan hancur.” Ancaman Elvandra bukan sekedar omong biasa, ia bicara nyata. Ini lakukan untuk Elle, kekasihnya.... cintanya. ”Kamu melakukan apa El, papi gak ngerti. Kamu sendiri yang ngomong terserah papi, dan kamu gak peduli apa yang papi lakukan. Tapi sekarang? Tiba-tiba kamu nyuruh papi batalkan pernikahan ini?” “Jangan harap, papi sudah melakukan banyak hal untuk menyiapkan ini semua. Undangan sudah tersebar di mana – mana dan kamu dengan entengnya menyuruh papi batal.” ”Itu artinya papi menyetujui apa yang aku lakukan kedepannya, jangan halangi langkahku. Jika papi berani, aku akan ambil semua hak waris harta papi... karna aku yang punya uang papi.” ”Aku ulangi, batalkan pernikahan papi dengan Miranda” Elvandra marah, bahkan mengecam banyak kata sakit ke papinya sendiri. Didalam mobil, setelah keluar dari perusahaan Elvandra memejamkan mata. Ia tak tau harus bagaimana sekarang, mengetahui fakta jika Elle akan menjadi adik tirinya. Sakit. Harusnya Elle menjadi istrinya, wanitanya. Bukan justru menjadi adiknya. Kenapa dunia terlalu kejam untuk hubungan mereka? “Menikah atau tidak menikah dengan Miranda, jangan pernah cegah aku udah mendapatkan Elle... kalian sudah merusak masa depan ku dan Elle. Aku tidak peduli dengan status pernikahan kalian, aku hanya ingin Elle dihidupku.” ”Bukan Alief, bukan Miranda melainkan Elle sendiri.” Saat itu amarah Elvandra semakin naik, ia segera melajukan mobilnya menuju kampus kuliah Elle disana. Ia selalu menyuruh orang mengawasi Elle di kampus, dan selama ini Elle tak pernah dekat dengan pria lain kecuali dirinya. Justru saat Elle menjaga hati untuk Elvandra, sesakit apa nanti saat tau jika Elvandra adalah kakak tirinya nanti... “Elle harus bersamaku, selamanya. Bahkan menentang restu dari mereka aku tidak peduli. Aku hanya memperjuangkan cintaku, hidupku.” Bersambung...Makan malam yang semula direncanakan untuk membahas pernikahan Alief dan Miranda berakhir dengan suasana yang tegang dan dingin. Elle makan dengan debaran yang nyata, melihat Elvandra menatapnya dengan lembut dan hangat. Elle bahkan menahan rasa sesak di hatinya, tatapan Elvandra begitu mencintainya dan Elle tau jika Elvandra tidak akan melepaskan begitu saja. Elvandra pun sama, saat mata mereka bertemu ia menyimpan amarah yang ditahan. Miranda pun sama halnya, melihat mereka semakin bersalah. Dia menjadi orang tua yang egois dan bersalah. Bahkan Alief tidak tau tentang hubungan anak mereka. “Miranda? Kenapa makan seperti itu, apa tidak enak? Mau pesan yang kamu inginkan saja?”Alief tentu memperhatikan calon istrinya seolah gugup dengan raut wajah gusar. “Ti–tidak Mas, ini sudah cukup”“Aksara ini–”“Panggil Elvandra, sampai kapanpun aku tak suka kalian memanggilku Aksara.”Elvandra menegaskan kembali dengan papinya Alief. “Cucuku, bagaimana pun kamu tetep Aksara di keluarga kam
Elle, tidak bisa menyembunyikan raut wajahnya. Kekhawatiran selama ini, ia sudah curiga jika Om Alief adalah orangtua Elvandra. Sekarang, mereka dipertemukan bukan menjadi kekasih kembali. Keinginan Elvandra meminta dirinya kembali terasa tak berguna. ”Elvandra...” lirih Elle bahkan matanya memanas, ia ingin menangis. Bagaimana laki-laki yang dia cintai, akan menjadi saudara? “Aksara... kamu datang. Oma seneng banget kamu datang ke kesini” Oma Jasmine memeluk cucu kesayangan, bahkan hatinya sangat bahagia melihat kedatangan Elvandra alias Aksara. Nama Aksara, adalah nama panggilan dulu saat keluarga mereka masih utuh. Ia adalah Aksara kesayangan mereka, namun semua telah bubar dan selesai di keluarga Alief dna Natasya. Akhirnya, Aksara tidak mau di panggil namanya, ia memilih menjadi Elvandra. Dan tentu saja, sekarang banyak yang mengenal dia Elvandra bukan Aksara. Aksara sudah hilang, sudah tak ada di dirinya. Hanya sebuah nama yang tak memilih arti apapun. ”Papi gak nyangka ka
Sejak pertemuan Elle dan Elvandra di apartemen, mereka sesekali mengirim pesan. Namun, Elle selalu membatasi diri dan tak peduli dengan pesan dan telpon dari Elvandra. Yang di tau, Elvandra sibuk mengurus pekerjaan, dan dirinya sibuk membantu Mama Miranda mengurus pernikahan dengan calon suaminya. “Elle, mama mau ketemu keluar Om Alief malam ini. Karna pernikahan mama 3 hari lagi, kita akan meeting sebentar dan... kamu ikut ya?” Miranda masuk ke dalam kamar Elle yang selalu rapi dan harum. ”Ma, apa harus ikut?” tanya Elle sejak keputusan Miranda izin menikah lagi, ia semakin pendiam dan banyak pikiran “Harus, karna kamu anak mama... kamu keluarga mama Elle.” “Oke, Elle siap – siap sekarng mam.” Akhirnya Elle, ikut ke acara keluarga besar Om Alief, sebenarnya sejak kemarin selalu ada pertemuan keluarga. Mulai dari lamaran singkat, hingga kebutuhan pernikahan yang akan dilakukan cukup mengundang banyak tamu. Karna Miranda salah satu wanita yang cerdas dan cukup dikenal di kala
Elvandra membawa Elle ke apartemennya, walaupun Elle memberontak bahkan mencoba melarikan diri Elvandra jauh lebih dulu menahannya. ”Lepas El!” “Kita udah putus, jangan seenaknya sendiri bisa gak!” ”El tangan aku sakit...” rintih Elle saat Elvandra mencoba menahan tangannya lebih erat. “Maaf Elle, aku kelepasan. Sakit ya?” seketika emosi Elvandra melebur bahkan digantikan wajah panik. Ia langsung mencium tangan Elle sebagai permintaan maaf. Perilaku Elvandra yang manis membuat perasaan Elle yang semula tertutup kini terbuka secara perlahan. Bohong jika Elle sudah melupakan Elvandra, buktinya ada kebahagiaan sendiri saat memeluk Elvandra tadi. Mata Elle berkaca – kaca ingin menangis. ”El kita udah putus satu tahun lalu, jangan ganggu aku lagi. Aku gak mau sama orang yang udah khianati aku!” Ya, masalah lalu akan dibahas Elvandra sampai tuntas hari ini. ”Masuk kedalam dulu Elle, aku akan jelasin sumuanya.” akhirnya paksaan Elvandra ia hanya menurut saja. A
Sebelumnya... “Cari tau calon istri papi gue, latar belakang dan semua identitas keluarganya.”Elvandra tak tanggung begitu saja untuk mencari tau, siapa yang akan menjadi istri baru dari seorang Alief Ibram. Elvandra sudah menghubungi Alief, dan benar jika pria tua itu akan melangsungkan pernikahan minggu depan. Dan anehnya, Elvan merasa tak setuju dan panggilan berakhir begitu saja tanpa banyak ia komentari. “Tuan, saya sudah mendapatkan Anda inginkan.” asistennya, bernama Miko. Miko segera memberikan map dan beberapa foto yang sudah ia siapkan, setelah itu ia kembali pergi saat Elvandra menyuruhnya untuk kembali. Elleanor Seraphine Virzia. Jantung Elvandra berdetak dengan cepat, kenapa dia tidak mencari tahu lebih awal. Kejutan yang menyakitkan. “Jadi... Miranda Audya... ibunya Elle.” Elvan masih diam, mencoba mencerna satu persatu, ini pasti salah. Tidak mungkin papinya akan menikah dengan ibu dari wanita yang ia cintai, Elle. Alief akan melangsungkan pernikahan umum did
Elvandra pria tampan, dengan sorot mata dingin dan datar. Kini berusia 26 tahun, setelah melewati fase begitu berat karna kekasihnya mengakhiri hubungannya secara sepihak saat pertengkaran lalu. Elvan, kembali ke kota kelahiran. Bahkan perusahaan yang ia tinggalkan semakin besar dan berkembang, ditambah ia belajar di luar negeri, untuk kembali kuliah bisnis dalam setahun dan lulus dengan nilai dan hasil memuaskan. ”El, daddy kamu bilang ke mami kalau papi kamu mau nikah sama sekretarisnya.” ucap Mami Natasya, ibu kandung Elvandra yang menikah dengan Daddy Kevin sudah lama bahkan mereka di anugrahi putra kecil yang berusia 15 tahun. “Kapan daddy ketemu papi?” tanya Elvandra, butuh waktu lama untuk menerima Daddy Kevin di hidupnya. Dan itu semua karna Elle, yang membantunya kala itu. Namun kini ia hanya sendiri. “Mami gak nanya sih, cuma papi kamu cerita kalau mau menikah sama sekretarisnya. Dan... dia sempat tanya kamu kapan pulang?”“El, kamu setuju kan kalau papi kamu menikah lag







