LOGINTak terasa, hari pernikahan Elle dan Elvandra semakin dekat. Kurang lebih dalam 2 hari lagi mereka akan menikah. Elle yang semula baik – baik saja, mendadak jatuh sakit bahkan tak sadarkan diri hingga Alief membawanya ke rumah sakit.“Mas, gimana ini? Elle tadi baik – baik saja, dia hanya demam saja tapi pingsan,” Miranda begitu panik bahkan untuk masuk ke kantor saja dia tidak tega.“Sudah tenang Miranda, sekarang Elle sedang di periksa oleh dokter.”“Elvandra sudah aku kabari, sebentar lagi dia akan tiba,” ucap Alief kembali membuat hari Miranda sedikit tenang tapi masih khawatir dengan keaadan Elle.Benar saja, tak lama Elvandra datang dengan wajah datar dan dingin menyimpan kekhawatiran dengan Elle, calon istrinya.Dua hari belakangan ini mereka tidak bertemu, dengan alasan Elvanra sangat sibuk. Tapi, sekarang dia menyesal dan bersalah karna tak ada waktu untuk Elle hingga gadis itu tak sadarkan diri di dalam sana.“Elvandra, Elle sedang di priksa di dalam. Kita tidak tau kenapa E
Elavndra ingin kembali pulang, Elle sudah menyruuh untuk menginap saja. namuan, pria itu menolak.“Aku pulang sayang, besok aku jemput.”“El, kamu gak mau ngobrol sama papi?” tanya Elle membuat Elvandra tersenyum kecil.“Nanti aku ngobrol, aku harus ngerjain beberapa berkas yang sudah menungguku. Miko selalu mengeluh dengan pekerjaan kantor, aku akan membantunya segera.”Elle tidak bisa menahan Elvandra lagi, akhirnya mengangguk dan menerima ciumana singkat di kening Elle baru dia benar – benar turun dari kamarnya dan segera pulang ke apartemen.Baru Elvandra ingin membuka pintu, suara laki – laki menghentikan tangannya.“Elvandra, papi ingin bicara denganmu. Sebentar saja, tidak apa!” ucap Alief membuat langkah Elvandra terhenti, jujur ia belum mau dekat dengan Alief.Kalau bukan semua karna Elle dia juga tak mau melakukan ini, akhirnya Elvandra kembali duduk di sofa ruang tamu. Agar pembicaraan mereka terasa santai tidak tegang seperti biasanya.“Bicara apa?” tanya Elvandra tanpa me
“Miranda, kemana perginya anak – anak?” Alief seminggu ini begitu memperhatikan Elle dan Elvandra. Hubungan mereka yang mulanya dingin, rengang bahkan tak saling menyapa kini mulai membaik.Alief benar – benar tak keras kepala, bahkan dia mengizinkan Elvandra untuk tinggal disini. Tapi sayangnya pria tampan itu menolak keinginan Alief. Elvandra masih setia tinggal diapartemn miliknya, bahkan Elle yang beberapa kali menyuruh Elvandra untuk menginap disini.Sayang sekali, Elvandra masih menjaga jarak, ia tidak berharap lebih dengan Alief yang dia pikirkan hanya Elle seorang.“Aku tidak tau Mas, aku kan mulai fokus ikut kamu bekerja lagi.” Ya, Miranda setelah semua masalah selesai dan damai. Ia memutuskan untuk kembali bekerja, walaupun Alief sangat berat mengizinkan namun akhirnya setuju.Asalkan menjadi sekretaris kembali tentunya jarak dia dan istri tidak terlalu jauh.“Sebenarnya aku berat mengizinkan kamu kembali bekerja, Miranda. Aku ingin kamu di rumah saja, menyambutku pulang dan
Elle bersandar di dada Elvandra mereka memutuskan untuk kembali pulang. Karna berlama - lama dirumah sakit mengurangi waktu Elvandra dengan Elle saja. "Aku gak nyangka El, kita berakhir bahagia. Aku pikir hubungan kita memang ti bisa dilanjutkan, hubungan mantan yang menjadi saudara tiri." "Jangan dibahas lagi, sayang. Aku bahkan melupakan kenyataan jika kita saudara tiri dengan mati - matian, Aku tidak memandang kamu sebagai saudara ku, melainkan kamu adalah wanitaku." Elle tak bisa berkomentar apapun, dia benar-benar bahagia melihat cara Elvandra bertindak untuk dirinya. Terimakasih atas kesempatan waktu ini. "Kita bahas acara pernikahan kita aja, mau tema apa? undangan berapa?" tanya Elvandra menggendong Elle untuk duduk disofa. Elvandra semakin posesif karna kembalinya Elle kali ini tidak diberikan celah sama sekali untuk Elle pergi. "Aku mau acaranya simpel, namun berkesan. Kalau undangan aku gak mau banyak orang El, aku pengen yang diundang sedikit saja.""Kenapa? aku d
Saat itu juga, ruangan Oma Jasmine berubah menjadi tangisan bahagia. Akhirnya ayah dan anak kembali akur dan berpelukan. Pelukan pertama kali dengan ketulusan hati membuat Alief dan Elvandra menguras emosi dan air mata.Elvandra tak menangis, namun perasaan merasa haru melihat dia ada dititik ini memeluk ayah kandungnya. Elle berhasil membuat mereka kembali bersatu, jika dulu Elvandra dan Kevin, sekarang Elvandra dengan ayah kandungnya sendiri yaitu Alief.Oma Jasmine yang semua sakit, kini sudah sehat. Ia mendapatkan obat yang begitu mahal, melihat anak cucunya kembali akur tanpa ada rasa tegang maupun bersinggung saling membenci.“Maafkan kesalahan papi, maafkan papi.” Alief beribu maaf yang mudahnya di terima oleh Elvandra.“Jangan jadi orangtua yang bodoh lagi, jika aku memaafkan mu.” Elvandra dengan penuh percaya diri menegaskan ke Alief.“Papi tidak bisa janji, tapi papi akan berusaha untuk berubah.”Elvandra menarik tangan Elle, memeluk gadis yang selama ini membuat dirinya
Bagian 63Elvandra dan Elle memutuskan untuk kembali ke tanah air, mereka sudah dalam perjalanan pesawat berjam – jam hingga kini telah tiba dirumah sakit dimana Oma Jasmine masih di rawat. Tentu perasaan mereka campur aduk, antara gelisah, cemas dan tekanan beban sendiri untuk Elle bertemu dengan Miranda dan Alief.“Kenapa?” tanya Elvandra saat Elle diam saja.“Tidak El, aku hanya kepikiran dengan kondisi Oma saja.”“Oma baik – baik saja, dan akan segera sembuh.”“Rasanya campur aduk,” lirih Elle menatap rumah sakit besar didepan sana Oma Jasmine di rawat.“Aku disini sayang, jangan bawa beban itu sendirian.”“Iya Elvan... aku baik – baik saja,”Mereka berjalan menuju ruangan Oma Jasmine ternyata, disana tidak hanya Alief dan Miranda melainkan ada Natasya dan Kevin yang sedang menjenguk Oma Jasmine. Mereka belum tau kalau Elvandra akan pulang hari ini, mereka pikir belum tau pasti waktu kapan akan kembali pulang.Ceklek...Pintu ruangan terbuka, semua menoleh ke arah Elle dan Elvandr







