공유

Wanita Berhati Hitam

.

.

.

Chandrakanta terbangun dari tidur nyenyaknya saat tiba-tiba saja ponsel yang ia matikan menyala. Ada banyak panggilan tak terjawab dan juga beberapa pesan masuk.

Dengan mata yang masih mengantuk dan tubuh yang lelah, Chandrakanta meraih benda itu, lalu mengernyitkan dahi saat membaca pesan dari Rania dan Yuvati.

[Mas kamu sedang apa? Kamu berjanji untuk pulang. Saya dan Rania menunggu Mas di sini! Malini keadaannya kritis saat ini.]

Chandrakanta meremas telepon genggamnya. Melirik pada jam dinding di sudut ruangan yang sudah menunjukkan pukul dua malam. Merasa bersalah tentu saja. Tak tahu bagaimana ia akan menghadapi kemarahan Yuvati dan Rania karena sudah meninggalkan Malini. Padahal ia sudah berjanji untuk pulang selepas isya.

Chandrakanta menarik nafas panjang sambil memandang wanita berambut pirang yang tengah tertidur tanpa sehelai benang pun di sebelahnya. Gara-gara sesuatu yang dimasukkan Soraya ke dalam teh chamomile, membuat Chandrakanta larut dalam gairah yang tak ter
잠긴 챕터
앱에서 이 책을 계속 읽으세요.

관련 챕터

최신 챕터

DMCA.com Protection Status