Dengan kuat Dion menyodok kepunyaannya masuk ke dalam milik Rossie lalu mulai memaju mundurkan pinggulnya dengan cepat dan kuat. Suara tumbukan tubuh mereka berdua terdengar. Tangan besar Dion memegang pinggul Rossie dan lalu pria itu menarik tangan kanan Rossie ke belakang. Menjadikan tangan wanita itu pegangan, ketika ia sedang memompa lubang milik Rossie.
“Aahhhh... Aaakkhhh.. Aaakkhhh…” desahan Rossie terus terdengar.
Tubuh wanita itu lalu tersentak dan gemetar ketika kembali lagi mendapatkan pelepasannya. Rossie roboh di atas ranjang dengan pantat yang menungging ke atas, pasrah menerima pompaan kuat dari kekasihnya Dion yang umurnya sangat jauh berbeda darinya itu.
Gairah sudah benar-benar menyelimuti Dion. Pria itu dengan brutal memompa kekasihnya itu bahkan pria itu
“Kau suka?” tanya Rossie dengan sengaja.“Jangan ragukan keahlianmu Sweety! Kau selalu bisa memuaskanku!” seru Dion dengan senang.“Kau lebih suka milikku atau istrimu itu?” tanya Rossie dengan menggoda“Kau jelas tahu jawabannya bukan? Aku jelas menyukai milikmu!” Rossie tertawa dan kembali mencium bibir Dion.“Kau sengaja ingin membangunkanku lagi Sweety?” Desis Dion membuat Rossie tertawa.“Apakah kau menginap lagi? Aku masih merindukanmu,” ucap Rossie manja.“Sepertinya tidak Sweety, aku masih ada pertemuan lagi nanti. Aku akan pergi bekerja.” Rossie memasang wajah sedihnya. “Jangan sedih seperti itu, sebelum aku pergi kita akan bersenang-senan
Ke esokkan harinya Rossie terbangun karena bunyi alarmnya. Rossie langsung mematikan alarm tersebut dan melihat ke samping ternyata Dion masih tidur di sampingnya. Ia pikir setelah tadi malam mandi Dion akan pulang tapi ternyata tidak. Rossie tersenyum dan memeluk Dion dengan erat. Akhirnya Rossie sadar kalau Dion tidak memakai bajunya sama sekali setelah mandi. Sehingga kulit mereka bergesekan dan hal itu membangunkan Dion.“Kau membangunkanku Sweety,” ucap Dion sangat ambigu. Tapi Rossie sepertinya tahu dan tersenyum senang karena berhasil membangunkan Dion.“Aku pikir kau udah pulang tadi malam, tapi ternyata tidak. Aku senang saat bangun dan melihatmu ada di sampingku,” kata Rossie sambil mengelus dada Dion dengan sensual.“Aku sudah bilang aku merindukanmu dan membutuhkanmu. Jadi
Dengan kuat Dion menyodok kepunyaannya masuk ke dalam milik Rossie lalu mulai memaju mundurkan pinggulnya dengan cepat dan kuat. Suara tumbukan tubuh mereka berdua terdengar.Tangan besar Dion memegang pinggul Rossie dan lalu pria itu menarik tangan kanan Rossie ke belakang.Menjadikan tangan wanita itu pegangan, ketika ia sedang memompa lubang milik Rossie.“Aahhhh... Aaakkhhh.. Aaakkhhh…” desahan Rossie terus terdengar.Tubuh wanita itu lalu tersentak dan gemetar ketika kembali lagi mendapatkan pelepasannya. Rossie roboh di atas ranjang dengan pantat yang menungging ke atas, pasrah menerima pompaan kuat dari kekasihnya Dion yang umurnya sangat jauh berbeda darinya itu.Gairah sudah benar-benar menyelimuti Dion. Pria itu dengan brutal memompa kekasihnya itu bahkan pria itu
“Benarkah? Mana bukti kau merindukanku?” tanya Rossie dengan berani. Dion segera mencium Rossie dengan kasar dan meremas bokong indah wanita itu.“Ahhh kau nakal,” ucap Rossie di sela ciuman keduanya.“Aku merindukanmu, Aku sangat menginginkanmu makanya setelah menyelesaikan pekerjaan di kantor aku segera kesini. Aku membawakanmu sesuatu, coba lihat ke sana.”Dion menunjukkan beberapa kantong belanjaan yang sudah ada di lantai dekat televisi miliknya, Rossie tidak melihat hal itu karena sudah terkejut dengan kedatangan Dion.“Benarkah? Aku jadi penasaran kau membawakanku apa,” ucap Rossie dan hendak bangkit berdiri ingin melihat hadiah tersebut namun Dion segera menahan wanita itu.
“Lalu bagaimana denganku Dion?” tanya Rossie dengan keadaan yang lemah karena terlalu leah menangis.“Pulanglah, aku tak bisa mengatakan apapun lagi saat ini. Setiap perkataan yang keluar dari bibirku akan menyakitimu. Emosiku sedang tak stabil, semuanya tak sesuai dengan apa yang kupikirkan.”“Kenapa kau tega mengatakan hal itu padaku? Kenapa kau sangat jahat padaku? Apakah aku memang sangat serendah itu di matamu? Dari semua hal yang sudah kita lalui bersama, apakah aku memang hanya sebagai pemuas nafsumu saja? Apakah tak ada sedikitpun tempat untukku dihatimu?” tanya Rossie mulai frustasi.Dion hanya diam, pria itu memilih bungkam dan enggan menjawab Rossie.“Bertahun Dion, bertahun kita bersama dan melakukannya bersama. Selama bertahun itu juga aku selalu ada di s
Rossie masih saja menangis karena perbuatan Dion. Alan menunggu Zwetta untuk mengambil barangnya. Alan tak merasa kasihan sama sekali pada Rossie, ia senang karena akhirnya bisa membongkar rahasia tersebut. Zwetta sudah turun membawa barang-barangnya dan Alan dengan sigap membantu Zwetta.“Honey, tolong jangan pergi,” mohon Dion lagi.Namun Zwetta tak mau luluh dengan permohonan Dion. Zwetta melihat sejenak ke arah Rossie yang masih saja menangis. Tak ada rasa kasihan lagi untuk Rossie, ia tak peduli dengan wanita tersebut. Zwetta langsung saja keluar dari sana dan Alan segera membantunya.Dion tahu bahwa Zwetta tak akan mau mendengarkannya, bahkan pria itu membiarkan Zwetta pergi dengan rasa sesal yang begitu besar. Dion berteriak dengan keras bahkan melempar semua barang yang ada di dekatnya sampai barang tersebut hancur berkeping-