Share

bab 55

Author: Addarayuli
last update Last Updated: 2025-12-27 20:03:21

Nozela menatap kedua tangannya yang terdapat empat paper bag, masing-masing dua di tangan kanan dan kirinya. Nozela menghela nafas pelan sambil terus mengikuti langkah mamanya dan mama William itu. Untuk pertama kalinya dia merasakan lelah untuk shopping. Biasanya dia tak pernah merasa kakinya pegal meski harus mengelilingi Mall.

Mona dan Tiara terus memasuki store pakaian, tas, sepatu bahkan perhiasan. Setiap toko mereka akan membeli minimal satu barang, membuat Nozela jadi jengkel sendiri. Kedua wanita itu seperti anak baru gede saja yang baru senang-senangnya berbelanja.

"Ih, gue capek." Gerutu Nozela yang berdiri di dekat manekin.

Dia melirik manekin di sampingnya dengan sinis. "Apa lo lihat-lihat?"

Beberapa orang yang melihat Nozela berbicara sendiri mulai berbisik-bisik sambil tertawa pelan. Melihat itu, Nozela tak segan melayangkan tatapan tajamnya pada mereka.

"Kalian pikir gue gila apa?" Gumamnya.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Sahabatku   bab 57

    William buru-buru masuk ke dalam rumahnya, kepalanya celingukan mencari mamanya yang menyuruhnya untuk pulang segera. Namun dia tak menjumpai mamanya sama sekali. William masuk ke dapur, hanya ada beberapa asisten rumah tangga yang tengah menyiapkan makan malam dan seorang penjaga yang kebetulan berada di dapur untuk membuat kopi. "Ada yang bisa kami bantu tuan muda?" Tanya penjaga. William menggeleng, para asisten rumah tangga menunduk hormat pada William. "Mama mana bik?" "Nyonya di kamarnya tuan." Jawab salah satu dari mereka. William lekas pergi ke lift lalu menuju lantai dua dimana kamar kedua orang tuanya berada. Tok. Tok. Ceklek. "Luna? Kamu udah dirumah? Mama mana?" "Tuh di dalem, masuk kak." Luna sedikit menyingkir dari pintu untuk memberikan William jalan, dia kembali menutup pintunya lalu menghampiri mama dan

  • Gairah Sahabatku   bab 56

    Nozela segera keluar dari mobil lalu masuk ke dalam rumah, dia bahkan sampai melupakan jajanannya saat melihat mobil Leon terparkir di halaman rumahnya. Nozela terkejut melihat Leon sudah duduk di ruang tamu sendirian. "Zel, akhirnya kamu pulang." "Bik Jum, ambil paper bag di bagasi dan taro di kamar mama ya." "Baik non." Nozela segera menarik Leon menuju ruang tengah, dia tak ingin pembicaraannya di dengar oleh asisten rumah tangganya. "Ngapain ke sini? Kenapa nggak ngabarin dulu?" Tanya Nozela kemudian duduk. Leon mengikuti Nozela lalu duduk di samping kekasihnya. "Aku udah chat sama telpon kamu berkali-kali Zel, tapi kamu nggak bales sama angkat telpon aku." Nozela bersedekap dada sambil menatap Leon malas. "Nggak denger." Leon meraih kedua tangan Nozela. "Sayang, maafin aku. Jangan marah dong." "Aku nggak marah." Ketus Nozela. "Zel

  • Gairah Sahabatku   bab 55

    Nozela menatap kedua tangannya yang terdapat empat paper bag, masing-masing dua di tangan kanan dan kirinya. Nozela menghela nafas pelan sambil terus mengikuti langkah mamanya dan mama William itu. Untuk pertama kalinya dia merasakan lelah untuk shopping. Biasanya dia tak pernah merasa kakinya pegal meski harus mengelilingi Mall. Mona dan Tiara terus memasuki store pakaian, tas, sepatu bahkan perhiasan. Setiap toko mereka akan membeli minimal satu barang, membuat Nozela jadi jengkel sendiri. Kedua wanita itu seperti anak baru gede saja yang baru senang-senangnya berbelanja. "Ih, gue capek." Gerutu Nozela yang berdiri di dekat manekin. Dia melirik manekin di sampingnya dengan sinis. "Apa lo lihat-lihat?" Beberapa orang yang melihat Nozela berbicara sendiri mulai berbisik-bisik sambil tertawa pelan. Melihat itu, Nozela tak segan melayangkan tatapan tajamnya pada mereka. "Kalian pikir gue gila apa?" Gumamnya.

  • Gairah Sahabatku   bab 54

    Drrtt. Drrtt. "Siapa sih pagi-pagi nelpon." Masih dengan mata terpejam, Nozela meraba nakasnya. Setelah menemukan ponselnya, Nozela mengangkat panggilan entah dari siapa. "Haloo." Ucap Nozela lemah. "Sayang, kamu belum bangun?" Seketika mata Nozela terbuka lebar, dia langsung bangkit dari tidurnya kemudian menatap jam di dinding kamarnya. "Halo, sayang. Kamu masih di sana?" "Halo, iya iya Leon. Aku baru bangun, hehe." "Ya udah nggak papa, aku tungguin kamu di deket taman ya." "Iya, aku cuci muka dulu." "Nggak usah buru-buru." "Oke." Tut. "KENAPA GUE KELUPAAN!!" Nozela bergegas ke kamar mandi lalu mencuci wajah dan gosok gigi. Setelah itu dia mengambil celana joger serta memakai kaos oblong. Nozela memakai sepatunya sambil terburu-buru, dia bahkan tak menyisir ra

  • Gairah Sahabatku   bab 53

    Nozela mencebikkan bibirnya sambil melirik William yang sok perhatian padanya, saat piring dengan steak yang sudah dipotong dadu itu digeser ke depannya, Nozela segera menyikut pelan perut William. William hanya menampilkan senyum terbaiknya, dia bahkan mengabaikan rasa nyeri diperutnya akibat sikutan dari sahabatnya itu. Nozela kurang puas dengan ekspresi yang ditampilkan William. Bisa-bisanya cowok itu tak merasa sakit sama sekali. "Tck, ngeselin." Gumam Nozela. "Ini namanya perhatian, lo nggak suka?" Nozela melirik William dengan raut wajah datar. "Lo perhatian kalo ada mereka aja. Kalo cuma kita berdua lo selalu nindas gue." "Mana ada?" "Mini idi." Ucap Nozela menirukan ucapan William. "Lo lama-lama bikin naik darah ya." Ucap William. "Tuh kan tuh kan, udah mulai keluar sifat aslinya." Tunjuk Nozela menggunakan garpu ditangannya. "Ehem."

  • Gairah Sahabatku   bab 52

    "Mau kemana pah?" Tanya Nozela pada papanya yang sudah berpakaian rapi. "Loh, kamu belum siap-siap Jel?" Nozela menggelengkan kepalanya lalu duduk di sebelah Andito. "Emang mau kemana pah?" "Kita kan mau makan malam sama Om Jimy dan Tante Mona, emang mama nggak bilang sama kamu?" Nozela kembali menggeleng. "Enggak." "Hei, tadi waktu kamu habis dari dapur. Kamu jawab iya kok tadi." Ucap Tiara yang baru saja datang. Nozela mengerutkan keningnya. "Kapan? Ojel nggak denger kok." "Kamu tuh ya, sana ganti baju." Ucap Tiara. Nozela melemahkan bahunya, tangan Andito terangkat untuk mengelus kepala putrinya. "Sana ganti baju, dandan yang cantik ya." "Iya pah." Nozela segera pergi dari ruang keluarga, dia kembali masuk ke dalam kamarnya. Nozela melihat paper bag diatas ranjangnya, dia mendekati ranjang itu lalu mengeluarkan isi da

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status