Chapter: bab 6Drrtt. Drrtt. Suara dering ponsel mengalihkan perhatian wanita cantik yang tengah berkutat dengan laptopnya. Dia melirik ponselnya lalu mengangkat panggilan itu. "Katakan." "Maaf menganggu waktu anda nona, namun ada hal penting yang harus saya sampaikan." Kalimat sang penelpon terjeda sesaat, terdengar suara helaan nafas dari sebrang telepon. "Polisi yang sebelumnya menangani kasus ini ternyata sudah dipindah tugaskan ke luar Privinsi. Saya sudah memaksa mereka untuk memberitahu dimana lokasi pemindahannya namun mereka menolak memberikan informasi." "Beri mereka uang, hanya uang yang bisa menutup dan membuka mulut aparat itu." ucap sang wanita cantik tegas. "Sudah nona, namun mereka menolaknya. Bahkan saya sudah menyuap salah satu oknum namun beliau juga menolak." Wanita cantik itu tersenyum miring. "Kalau begitu biarkan saja. Kita cari cara lain." "Baik nona." "Segera kembali ke kantor." "Baik nona, saya akan kembali sekarang." Wanita cantik itu mematikan
Last Updated: 2025-12-02
Chapter: bab 5Tok.Tok."Masuk."Ceklek.Pintu ruangan Kenan terbuka dari luar, Darel, pria berusia tiga puluh tahun masuk ke dalam ruangan Kenan sambil membawa beberapa berkas."Ini laporan perkembangan proyek vila yang anda ingikan tuan." ucap Darel."Letakkan dimeja."Darel mengangguk kemudian meletakkan berkas itu ke atas meja. Tidak langsung pergi, Darel masih berdiri ditempatnya karena masih ada satu hal yabg ingin dia sampaikan pada Kenan.Melihat asistennya masih berdiri, Kenan sedikit mendongak."Apa masih ada hal lain?" tanya Kenan.Darel mengangguk."Duduk." ucap Kenan.Darel kemudian duduk dihadapan Kenan. Kenan melepaskan kacamata yang digunakannya kemudian menatap asistennya."Ada apa?""Tuan Ren meminta saya untuk memberitahu anda, bahwa selama beliau honeymoon anda diutus untuk membantu mengerjakan pekerjaannya." Kenan mengangguk, dia kemudian menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa. Tidak heran lagi jika dia sering membantu pekerjaan Ren. Menurutnya, Ren adalah panutan yang sempurn
Last Updated: 2025-11-03
Chapter: bab 4Ren dan Sofia menatap senang kedekatan Florensia dan Raditya, tangan Ren senantiasa memeluk bahu mamanya sambil menatap istri dan papanya yang tengah berpelukan di halaman didekat mobil baru Florensia."Mama juga punya hadiah buat Flo." ucap Sofia."Hadiah? Untuk Flo saja?" tanya Ren sambil mengerutkan keningnya."Ya, hanya untuk menantu sekaligus anak perempuan mama yang cantik."Sofia mendongak lalu menatap putra sulungnya."Ren, jangan bilang kamu belum menyiapkan hadiah untuk istri kamu?"Ren tersenyum manis lalu mengangguk pelan."Mama jangan khawatir, Ren sudah menyiapkan semuanya."Sofia berbafas lega. "Syukurlah.""Papa, terima kasih. Ini hadiah yang bagus."Raditya mengusap surai panjang Florensia, dia menatap putri temannya yang kini menjadi bagian dari keluarganya."Sama-sama, ayo kita masuk. Masih ada kejutan lain yang menunggu kamu.""Kejutan lagi?" tanya Florensia terkejut.Raditya mengajak Florensia masuk ke mansion, Sofia dan Ren yang sejak tadi menunggui mereka juga i
Last Updated: 2025-11-02
Chapter: bab 3Ren menatap Flo yang tengah tertidur dengan lelap, setelah pergumulan mereka tadi, Flo langsung tertidur tanpa membersihkan diri terlebih dahulu. Ren tersenyum melihat wajah damai Flo, dia mengangkat tangannya lalu merapikan rambut istrinya yang sedikit berantakan. Ren juga membenarkan selimut istrinya hingga sebatas leher."Terima kasih sudah mau menerima aku yang banyak kekurangan ini Flo." gumam Ren.Dia mengelus hidung mancung Flo lalu mengecupnya pelan. Ren bangkit perlahan dari tidurnya agar tak membangunkan istrinya. Hanya mengenakan kimono, dia duduk disofa lalu menuang minuman alkohol ke gelasnya kemudian menyesapnya pelan.Seketika dia teringat hadiah yang dia letakan disaku jasnya tadi. Dia kembali bangkit dari duduknya lalu mencari keberadaan jasnya, setelah menemukan jasnya dia lekas mengambil kotak yang tersimpan disaku."Apa yang dia berikan padaku?" gumam Ren.Ren menatap kotak berukuran sedang berwarna hitam ditangannya. Dia kembali ke sofa lalu duduk, sambil kembali
Last Updated: 2025-11-01
Chapter: bab 2Ren berjalan dengan wajah datar menemui beberapa kolega bisnis perusahaan keluarganya, dia menerima ucapan selamat atas pernikahan yang baru saja di gelarnya."Selamat atas pernikahan anda tuan Ren." ucap Fajar."Terima kasih atas kehadiran anda tuan Fajar."Fajar tersenyum kemudian mengangguk."Suatu kehormatan bagi saya bisa menghadiri acara yang meriah ini tuan Ren.""Anda terlalu berlebihan tuan, silakan dinikmati pestanya. Saya ke sana dulu.""Ah ya, tentu saja tuan Ren."Selesai berbincang dengan Fajar, Ren menghampiri kedua sahabatnya yabg tengah duduk disalah satu meja."Jack Van." sapa Ren."Selamat atas pernikahanmu kawan." Ucap Jackson sambil memeluk Ren.Ren mengangguk, Jackson dan Evan bergantian memeluknya sambil mengucapkan selamat."Dimana Flo?" tanya Evan."Dia sedang istirahat, kakinya sakit karena terlalu lama berdiri." jawab Ren."Benar-benar suami pengertian." goda Jackson.Ren hanya tersenyum tipis, tak lama pelayan datang sambil membawa minuman. Ren mengambil sa
Last Updated: 2025-11-01
Chapter: bab 1"Aku, Ren Abraham Louhan, menerima engkau, Florensia Brawijaya, menjadi istriku. Aku berjanji akan setia, mencintai, menghormati, dan menyayangi dalam suka maupun duka, dalam sakit maupun sehat, dalam kaya maupun miskin, hingga maut memisahkan kita." "Aku, Florenisa Brawijaya, menerima engkau, Ren Abraham Louhan, menjadi suamiku. Aku berjanji akan setia, mencintai, menghormati, dan menyayangi dalam suka maupun duka, dalam sakit maupun sehat, dalam kaya maupun miskin, hingga maut memisahkan kita.""Di hadapan Tuhan dan saksi ini, saya menyatakan kalian sebagai pasangan suami istri. Semoga pernikahan ini mendapat berkat dari Tuhan."Mata Flo berkaca-kaca saat pendeta menyatakannya resmi menjadi istri dari kekasih yang sudah mengisi hatinya selama dua tahun belakangan ini.Dia tak bisa membendung rasa senang yang membuncah dihatinya. Setelah penantian panjang, akhirnya dia berhasil menyandang status sebagai menantu keluarga Louhan."Silakan bertukar cincin." Ren mengambil cincin berlia
Last Updated: 2025-10-31
Chapter: bab 5"Gue seneng banget Tha. Akhirnya Leon nembak gue." Nozela sedang bergulung-gulung di atas ranjang queen size miliknya, dia sedang berteleponan dengan Thalia sahabatnya. Nozela ingin berbagi kabar baik ini pada sahabatnya juga. "Selamat ya Jel, gue ikut seneng. Akhirnya lo nggak digantungin lagi sama singa." "Tck, jangan panggil dia singa lah. Masa ganteng gitu disamain sama singa sih." Terdengar suara tawa disebrang telepon membuat Nozela mengerucutkan bibirnya. "Tapi ada kabar sedih juga tau Tha." "Ha? Kabar apa Jel?" "Smooky sakit, tadi sore gue bawa dia ke dokter." "Terus gimana sekarang keadaannya. Ish, gue jadi pengen main ke rumah lo deh." "Udah baikan sih, udah mau makan juga meski sedikit." "Ehh tunggu Jel, bukannya mobil lo masih dibawa temennya William ya. Terus lo ke klinik dianterin siapa? Kalo Leon kayanya nggak mungkin deh, dia kan takut anjing." Nozela mengerutkan keningnya. Dia merasa heran bagaimana bisa sahabatnya tau jika Leon takut anjing? Pi
Last Updated: 2025-12-02
Chapter: bab 4Clarissa tersenyum miring saat memasuki kamar mandi, niatnya ingin menggoda William sepertinya berhasil. Dia menatap pantulan wajahnya di cermin besar washtafel memperhatikan setiap detail wajah serta tubuhnya yang berisi dibeberapa bagian tertentu. "Gue lebih cantik, lebih sexy dan lebih segalanya dari gadis centil itu. Nggak akan gue biarin William deket-deket sama dia meskipun mereka sahabatan sekalipun." Ucap Clarissa pada bayangannya sendiri. Setelah cukup lama memandangi wajahnya, dia mulai membuka bathrobe mininya. Clarissa tersenyum sambil memutar-mutar tubuhnya didepan cermin. Dengan bin4lnya, Clarissa bahkan menyentuh kedua bulatan besar miliknya sendiri. "William, sebentar lagi kamu bakal jadi milik aku seutuhnya." Tak ingin berlama-lama memandangi tubuhnya, dia mulai masuk ke dalam ruangan berbentuk kotak berbahan kaca yang buram. Clarissa mulai menyalakan shower, air dingin mulai mengucur membasahi kepala hingga seluruh tubuhnya. Sambil bersenandung kecil, senyu
Last Updated: 2025-12-02
Chapter: bab 3Clarissa melirik sekilas ke arah Nozela yang duduk di kursi belakang bersama anjingnya. Mereka berada di mobil William, kekasih Clarissa, untuk mengantarkan Smooky ke dokter hewan. Meski suasana mobil terasa biasa saja, ada perasaan tidak nyaman yang terus menghantui pikiran Clarissa. Dia menatap wajah Nozela yang santai, sibuk mengelus Smooky yang tampak lemas."Emang anjing lo sakit apa, Zel?" tanya Clarissa, berusaha memasang nada basa-basi."Mana gue tau. Orang baru mau dibawa ke dokter," jawab Nozela tanpa sedikit pun melirik ke arahnya.Jawabannya yang asal-asalan membuat Clarissa kesal, padahal niatnya dia hanya mencari topik bicara agar suasana tak canggung. Sebenarnya, Clarissa memang tak nyaman berada dekat dengan Nozela, apalagi dia adalah sahabat William. Di belakang, dia bahkan terlalu akrab, hingga kadang Clarissa merasa tersisih dari hubungannya dengan kekasihnya."Dasar cewek gatel. Awas aja lo kalau sampai macam-macam sama William," batin Clarissa geram, sementara jem
Last Updated: 2025-11-12
Chapter: bab 2"Ojel."Nozela yang tengah berjalan bersama Thalia dan Leon menoleh saat mendengar suara sahabatnya. Wiliam sedikit berlari sambil membawa sesuatu ditangannya."Buat lo." Ucapnya sambil memberikan paper bag kepada Nozela.Lego dan Archen hanya tersenyum jahil melihat sahabatnya rela jauh-jauh dari fakultas teknik menuju fakultas ekonomi hanya untuk memberikan buah untuk Nozela.Nozela tersenyum senang, dia menerimanya. "Makacih Liam."Nozela membuka paperbag itu, dia melihat banyak buah kelengkeng didalamnya. Dia merentangkan tangannya lalu memeluk tubuh William, Nozela senang karena William masih ingat buah kesukaannya."Habis ini gue pinjem PS5 punya lo, buat main di apart sama mereka." Tunjuk William pada kedua temannya.Nozela melepaskan pelukannya, dia mencebikkan bibirnya. "Pamrih banget."Leon menatap tak suka pada William yang menurutnya teralu bebas pada Nozela padahal dia sudah memiliki kekasih. Dia samping Nozela, Thalia memperhatikan perubahan wajah Leon saat William datan
Last Updated: 2025-11-12
Chapter: bab 1"Emmhhh, ahhh."Suara menggema di sebuah kamar di apartemen. Clarissa merebahkan tubuhnya diranjang. Di depannya, William tengah memainkan pucuknya secara bergantian."Enak?" Tanya William sambil menyeringai.Clarissa tersenyum menggoda, dia sengaja menggigit bibir bawahnya sambil menggigit kuku jari telunjuknya. William tak tahan melihat wajah kekasihnya yang terlihat bergitu sexy dan menggoda.Kembali William menyerang sesuatu yang membuat Clarissa seperti hilang akal, sesekali dia menyesapnya hingga meninggalkan jejak kemerahan.Hubungan mereka sudah terjalin selama satu tahun lebih, namun sampai saat ini permainan mereka hanya sebatas itu saja. William masih waras untuk tidak menggagahi gadis yang belum sah menjadi istrinya itu."Aku nggak tahan Liam, gatel banget." Ucap Clarissa dengan suara dibuat seerotis mungkin.Cup.William melepaskan tautan bibirnya dari benda kenyal itu, dia sama tak tahannya dengan sang kekasih. Bahkan bagian bawahnya juga sudah tegang minta dimanjakan.P
Last Updated: 2025-11-12