Share

Tangan Nakal

Anna tidak habis pikir pada Keymal yang malam itu ngotot ingin tidur dengannya. Apakah pantas saudara tírí antara laki-laki dan perempuan tidur di ranjang yang sama?

"Jangan pegang-pegang, Kak!" ingat gadis itu terhadap Keymal yang sedari tadi tangannya terus menggerayangi tubuh Anna. Mulai dari punggung lalu berhenti kala sampai pada bagian perut Anna.

"Baiklah, tanganku tidak akan kemana-mana lagi. la sudah nyaman berada di sana," ucapnya sambil mengeratkan pelukannya pada perut sang adik.

Oh tidak, sungguh keadaan yang sulit dimengerti. Sebenarnya Anna ingin berontak, akan tatapi jika diperbolehkan jujur, pelukan keymal sangal nyaman. Gadis itu membiarkan sang kakak terus memeluknya hingga tertidur pulas.

Harus apa dia jika sudah begitu? Hanya bisa pasrah dan tidur dengan nyenyak kemudian bangun di pagi hari berharap lelaki itu tidak berbuat macam-maсам terhadapnya.

Sedangkan Keymal, apakah ia sendiri sudah tidur? Jawabannya adalah tidak. Lelaki yang memiliki paras tampan tersebut sebenarnya belum tertidur. Ia sedang menikmati dimana masa-masa langka itu dia rasakan, tidur dengan pujaan hati membuatnya kelimpungan sendiri. 

Dengan lihainya tangan nakal itu bergerak bebas melupakan peringatan sang pemilik tubuh yang ia peluk saat ini. Keymal menggerakkan tangannya sedikit ke atas yang sama sekali belum tersentuh oleh siapapun. 

"Enghh ...." Anna menggeliat kecil. Segera Keymal mengeratkan kembali pelukannya dan tidak lepas menggenggam benda sakral tersebut dengan gemas. 

Ingin rasanya ia meremasi benda tersebut. Namun, ia sadar perbuatannya itu tidak mudah dilakukan. Keymal khawatir gadisnya akan bangun kemudian menyadari semuanya. 

Melakukan skinship dengan Anna membuat Keymal bingung sendiri. Bagaimana tidak, tubuhnya amat sangat nyaman berada di sana, namun sedikit menuntut sesuatu yang lain bahkan lebih. 

*** 

Pagi harinya Anna terbangun dan merasakan badannya sakit semua seolah habis melakukan lari maraton dengan jarak kiloan meter. Matanya mengerjap paksa, melawan kantuk yang enggan untuk pergi padahal matahari sudah mulai menyinari bumi meskipun tidak sepenuhnya tampak. 

"Enghh," Anna melenguh kala merasakan sebuah tangan masih menangkup badannya, memeluk erat dan membuat Anna tidak nyaman. 

Tapi tunggu, gadis itu merasakan sesuatu yang lain, tangan Keymal, tangan lelaki itu tidak berada di perut Anna akan tetapi di atasnya. 

"Aaaaa, Kakak ngapain pegang bagian yang ini!?" sentak Anna kaget dengan mata membulat. Lalu berusaha membuka tangan Keymal dari sana yang tepatnya sedang menggenggam sesuatu yang seharusnya tidak boleh.

Kini kesadarannya sudah penuh. Sedangkan sang pemilik tangan malah semakin mengeratkan genggaman tangannya pada benda tersebut. Sebenarnya Keymal sudah terjaga sebelum Anna, tetapi ia sengaja menunggu sang gadis karena ingin mengetahui reaksinya mengetahui hal itu. 

"Sudah bangun, Sayang, hmmm?"

Anna terkesiap mendengar suara di belakangnya. Dia menoleh dan ditatapnya lelaki tersebut.

"Kakak tega!" ucap Anna terbata sambil menyeka air matanya sembarangan.

Mendesah, Anna kembali mendesah ketika tangan kekar Keymal lagi dan lagi meremasnya. Mendengar gadisnya mengeluarkan suara seperti itu membuatnya pasrah. Dia pasrah mengikuti hasratnya melakukan apa saja terhadap Anna yang saat ini malah semakin sesenggukan.

"Kenapa dia menangis? Padahal aku cuma memegangnya saja," batín Keymal, dan tidak menyadari jika Anna sudah berhasil melepaskan diri. 

Keymal segera mencekal tangan Anna ketika menyadari gadisnya sudah berdiri dan hendak pergi.

Fisik Anna sangat sempurna. Perpaduan antara Indo-Eropa menjadi magnet tersendiri. Ia memiliki kulit putih bening yang membalut tubuh rampingnya. Rambut sebahu yang selalu tergerai itu berwarna cokelat gelap. Sepasang mata bulatnya pun memiliki iris hazel dengan mahkota lentik di atasnya.

Sempurna!

Penampilannya itu bahkan tidak jarang membuat perempuan lain merasa iri akan kesempurnaan yang dimilikinya.

 Grep!

Keymal kembali mencekal tangan Anna kemudian menariknya dengan kasar sehingga tubuh gadis tersebut kembali dalam dekakapan Keymal. Tanpa basa-basi ia kecup kening adik tirinya tersebut dengan sangat lembut sambil menekan tengkuknya agar kecupan itu lebih dalam. 

"Lepasin, Kak! Sakit!"

Tentu saja ada perlawanan dari Anna. Dan benar saja, gadis itu berhasil melepaskan diri dari kungkungan Keymal lalu masuk ke kamar mandi tanpa mendengarkan ocehan sang kakak tiri.

"Dicium itu enak, bukan sakit, Na," teriaknya memberitahu pada sang adik jika ciuman yang ia berikan itu sangat nyaman dan nikmat.

Di dalam sana Anna berdecak tidak suka. Ia kemudian menjulurkan kepalanya dari celah pintu lalu berteriak.

"Kakak keluar saja dari síni sebelum aku marah!"

Keymal masih berdiam diri. Kemudian beranjak pergi meninggalkan kamar sang adik. Daripada dirinya kepergok sang ayah karena telah berani menggoda Anna bisa runyam nantinya. Dia tahu betul jika  ayahnya melarang keras Keymal menggoda adik tirinya itu.

Tidak ada pilihan lain. Baru saja Anna terlepas dari Keymal, kini harus berhadapan kembali dengan kakak tirinya tersebut. Benar, barusan Keymal mengatakan bahwa dirinya yang akan mengantar sang adik. Mendengar hal itu Anna hanya bisa pasrah dan manut saja.

"Diantar Keymal ke kampus membuat Anna teringat kembali akan kejadian waktu itu. Bayang-bayang mengerikan kontan berkelebat di benaknya.

"Sudah siap, honey," sapa Keymal kala mereka berdua sudah berada di dekat mobil.

Keymal langsung merogoh saku celananya saat posisinya di dekat mobil. Ia meraih kunci dan menekan salah satu tombol yang ada di sana agar central lock terbuka. Sedangkan Anna hanya diam saja tidak mengindahkan sapaan keymal.

"Biar aku yang memasangnya agar tidak macet lagi," kata keymal saat Anna sudah duduk di sampingnya. Tangannya dengan cepat memasangkan seatbelt milik Anna.

Anna harus menahan napasnya ketika tubuh Keymal sedekat itu dengan tubuhnya. Aroma maskulin itu seketika menguar membuat jantung Anna berdetak lebih kencang. Tubuhnya seketika membeku, gadis itu berusaha mengatur napasnya untuk mengendalikan seluruh reaksi tubuhnya. 

"Apa kamu tidak mau turun?" Lagi-lagi Keymal yang harus membuka suara terlebih dulu. Anna yang sedari  tadi hanya melamun hingga tidak menyadari jika mereka telah sampai di depan kampus Anna.

Gadis itu tersentak mendengar suara lelaki di sampingnya. Membuka seatbelt dengan buru-buru dan bersiap untuk turun.

Brak! 

Tidak ada satu patah kata apapun yang keluar dari mulut gadis itu. Ia berjalan memasuki gerbang kampus lalu berbaur dengan yang lainnya.

Keymal menghela napas dalam. Melihat sikap Anna yang tiba-tiba berubah mirip bunglon cantik yang pernah ia pelihara dulu.

Galau, sebenarnya Keymal merasa tida enak hati bila sikap adiknya seperti itu. la lebih menyukai Anna yang suka berbicara kasar serta suka membangkang seperti pertama kali mereka bertemu.

"Siapa yang mengantarmu barusan?"

Anna yang baru saja duduk di kursinya seketika mendongak ke arah Susan temannya.

"Kepo!" balas Anna dengan mimik muka yang menyebalkan. Mulutnya mencebik kesal kala mengingat wajah Keymal. Ditambah kejadian tadi malam yang membuatnya naik pitam.

Kenapa dia lemah sekarang? Bukankah dulu dia adalah gadis tangguh yang tidak sembarangan orang bisa menyentuhnya? Lantas mengapa sekarang ia pasrah ketika Keymal sang kakak tirinya itu melakukan sesuatu terhadapnya?

la tidak bisa seperti itu terus-menerus. Anna merasa harus berontak jika Keymal melakukan sesuatu kepada dirinya lagi.Sudah cukup dia kehilangan masa depan atas perbuatan Keymal.

Dia punya hak untuk menolak, dan harus memiliki keberanian untuk menolak.  Gadis itu mengangguk - nganggukkan kepalanya mantap.

Sedangkan di lain tempat, Kasih tidak fokus dalam bekerja karena memikirkan pesan dari nomor tidak dikenal, yang berisikan akan mengambil Anna secepatnya. Pikirannya berkecamuk memikirkan hal tersebut, dia jadi tidak fokus melakukan hal apapun dan menjadi parno sendiri karena pesan yang ia dapatkan kemarin. 

"Dia pikir dia siapa?!" ujarnya seolah mendukung dirinya sendiri agar tidak takut. 

"Kita lihat sampai mana permainan ini akan berakhir," tambahnya sambil menaikkan satu alisnya. 

Wajahnya tidak menampakkan kelembutan seperti biasanya, kali ini Kasih terlihat lebih arrogant dalam mengeluarkan kata-kata.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status