“Ngapain lagi lo datang kesini? Semalam kan gue udah bilang kalau kita putus! Emang lo budek ya? Jadi lo nggak perlu lagi datang ke rumah gue! Urus aja selingkuhan lo itu! Dan satu hal lagi, jangan pernah panggil gue sayang. Gue muak dengarnya! Paham?!” murka Jill, menumpahkan emosinya akibat pengkhianatan Alvaro.
“Sayang, kamu salah sangka. Itu bukan selingkuhan aku, dia cuma….”“Cuma apa? Jangan coba-coba bohongin gue! Lo pikir gue buta?! Semalam gue liat semuanya! Gue liat waktu lo meluk dan nyium cewek sialan itu! Sumpah, sangat amat menjijikkan dan bikin gue mual! Gue nggak nyangka kalau lo bisa bertingkah semenjijikkan itu di tempat umum!” hina Jill berapi-api.“Sayang, itu…..”Jill mengangkat tangan, tidak menyangka kalau Alvaro adalah tipikal pria bebal yang tidak memahami ucapannya sama sekali dan masih bersikeras memanggilnya sayang! Dasar pria kurang ajar tidak tau malu! Heran, bagaimana bisa Jill sebegitu butanya dulu hingga tidak menyadari kalau Alvaro adalah pria brengsek dan menyebalkan?Jill sungguh menyesal karena tidak mendengarkan ucapan Gwen. Memang, cinta itu buta, tapi selain itu Jill sadar kalau dirinya begitu bodoh hingga tidak menyadari kalau dirinya akan diperdaya oleh pria seperti Alvaro! Beruntung sekarang Jill sudah tau kebusukan pria itu dan bisa melepaskan diri!Andai bukan karena Revel, mungkin Jill masih akan tetap bertingkah bodoh dan masih memuja pria brengsek macam Alvaro! Syukurlah karena sekarang hubungan mereka telah berakhir! Meski ada rasa sedih, tapi Jill lebih banyak bersyukur karena dapat terlepas dari pria yang tidak bisa menghargai wanita seperti ini!“Berhenti panggil gue sayang, Brengsek! Gue benci panggilan itu! Gue nggak tau apa salah gue sama lo sampe lo tega selingkuh dengan cewek model silicon kayak gitu, tapi gue bersyukur bisa tau kebusukan lo sebelum terikat lebih jauh dengan cowok brengsek kayak lo!” sembur Jill dengan kemarahan yang begitu berapi-api.Emosi Alvaro mulai memuncak saat Jill mengatainya brengsek berulang kali. Belum pernah ada wanita yang mengatainya brengsek tepat di depan wajahnya! Hilang sudah kesabaran Alvaro! Kesabaran yang terpaksa dirinya lakukan karena satu tujuan penting!Tapi melihat sikap Jill sekarang, Alvaro tidak bisa lagi berpura-pura sabar! Tanpa sadar Alvaro mengeluarkan sifat aslinya. Sifat yang sengaja ditutupi dengan topeng kesabaran dan kebaikan jika sedang bersama dengan Jill, tapi tidak kali ini!Dengan satu langkah lebar Alvaro maju dan mencengkeram bahu Jill. Tidak dapat menahan diri dari emosinya lagi. Mata pria itu tampak berapi-api saat berbicara.“Lo mau tau apa salah lo sama gue? Oke, gue kasih tau sekarang! Itu karena lo selalu berkelakuan sok suci! Nggak mau disentuh sama sekali! Kita udah pacaran selama 3 tahun dan selama ini apa yang pernah lo kasih sama gue? Nggak ada! Jadi jangan salahin gue kalau gue cari kepuasan sama wanita lain! Sebagai cowok, gue punya kebutuhan biologis yang harusnya dipenuhi sama pasangan gue!” beber Alvaro, melupakan kalimat ‘aku kamu’ yang biasa digunakannya dan berganti menjadi ‘lo gue’, tanda kalau dirinya ikut tersulut emosi!“Kebutuhan biologis yang harus dipenuhi sama pasangan? Lo emang gila ya? Kita cuma pacaran, jadi gue nggak punya kewajiban untuk melayani kebutuhan biologis lo itu, Brengsek! Beda halnya kalau kita menikah dan gue melupakan kewajiban gue, itu baru namanya kesalahan!” balas Jill semakin emosi, tidak terima dipersalahkan dengan alasan sekonyol itu! Tentu saja, aturan darimana yang menyatakan kalau seorang kekasih harus melayani kebutuhan biologis pasangannya?Mungkin itu aturan yang dibuat oleh Alvaro sendiri!“Di zaman sekarang kebutuhan biologis bukan hanya milik pasangan yang sudah menikah, Jill! Jangan kolot! Banyak pasangan kekasih yang melakukan hubungan itu! Bahkan banyak yang melakukan hubungan one night stand dengan pria yang baru dikenalnya!” balas Alvaro tidak mau kalah. Heran dengan pola pikir Jill yang menurutnya terbelakang!Se-ks setelah menikah? Kuno! Zaman sekarang mereka bisa melakukan hubungan se-ks kapanpun, asalkan kedua belah pihak setuju!“Lo emang brengsek! Menjijikkan! Gue heran kenapa selama ini bisa buta dan mau berpacaran sama cowok kayak lo!”“Jaga omongan lo, Jill!”Jill tersenyum sinis saat mendengar bentakan Alvaro. Kali ini mantan pacarnya itu memanggilnya dengan nama, itu berarti Jill sudah berhasil membuatnya marah dan emosi berat! Bagus, dengan begitu akhirnya Jill bisa melihat sifat asli Alvaro yang tidak lagi ditutupi topeng kemunafikan!“Apa yang gue omongin barusan emang benar. Lo cuma cowok menjijikkan yang hanya memikirkan se-ks! Di dalam otak bodoh lo itu hanya ada pikiran kotor! Bagus kita putus! Males banget gue harus pacaran sama cowok mesum model kayak lo! Sekarang lebih baik lo keluar dari rumah gue! Gue nggak mau liat muka lo lagi sampai kapanpun!” usir Jill ketus, merasa muak!“Gue mau liat sampai kapan lo bisa bersikap sok suci! Nggak akan ada pria yang mau dengan cewek sok suci kayak lo, Jill! Semua pria pasti hanya menginginkan se-ks! Begitu juga dengan gue! Lo cuma cewek pengecut yang sok suci!” umpat Alvaro membuat emosi Jill semakin memuncak.Marah karena mendengar hinaan dari pria yang mengkhianatinya!Terluka karena Alvaro mencapnya sebagai cewek pengecut!Tidak terima karena ego Jill langsung tersentil dengan ucapan Alvaro!“Sialan! Cepet pergi dari rumah gue! Jangan kebanyakan bacot!” usir Jill kalap, tidak peduli kalau teriakannya barusan akan didengar oleh pelayan di rumahnya. Alvaro benar-benar membuatnya naik darah!Alvaro melangkah keluar dengan marah. Sama seperti Jill, namun dengan alasan yang berbeda. Jill sangat tidak terima diejek sebagai cewek pengecut oleh pria brengsek macam Alvaro! Selama ini belum pernah ada yang mengejeknya pengecut! Jill adalah gadis yang berani melakukan apapun asalkan itu sesuai dengan keinginan hatinya!Dan sayangnya, Jill tidak bisa mengabaikan kalimat Alvaro begitu saja! Seharian Jill memikirkan ucapan Alvaro. Apa benar yang ada di dalam otak pria hanyalah se-ks? Tidak ada kata cinta yang tulus tanpa didasari nafsu kah?Padahal apa salah kalau Jill hanya ingin menjaga diri? Dan kalimat yang diucapkan oleh Alvaro tadi terus berulang di dalam pikiran Jill. Enggan pergi bagai sedang mengejeknya!‘Lo cuma cewek pengecut yang sok suci!’Kalimat itu tidak dapat dienyahkan dari dalam kepalanya, membuat Jill jadi gusar sendiri! Merasa tertantang untuk membuktikan kalau dirinya bukanlah seorang pengecut seperti yang Alvaro tuduhkan padanya!Jill berani melakukan apapun, termasuk melepas kegadisannya!Akhirnya Jill memutuskan pergi ke CJ’s Bar, disana dirinya melihat begitu banyak wanita yang saling bergelayut manja dengan pria, entah apakah benar itu kekasih mereka atau bukan. Tapi tentu saja tidak ada yang peduli. Bar adalah tempat yang cocok untuk melepas penat, mereka tidak akan peduli dengan orang lain!Hingga akhirnya satu pikiran gila masuk ke dalam otaknya.“Gue akan buktiin kalo gue bukan cewek pengecut!” lirih Jill dan kembali meneguk minumannya membuat rasa pahit memenuhi tenggorokannya.‘Se-ks? Apa benar itu yang diperlukan oleh setiap pria? Apa benar mereka nggak berniat serius tanpa se-ks? Okay! Kalau gitu gue akan cari partner one night stand gue malam ini! Gue akan buktiin kalau gue nggak takut untuk lepas keperawanan karena gue bukan cewek pengecut!’ putus Jill nekat. Keputusan impulsive yang didasari emosi dan alkohol!Jill ingin membuktikan kalau omongan Alvaro salah besar! Jill pasti bisa menemukan pria yang isi otaknya tidak melulu tentang se-ks! Bisa saja meski awalnya kenal karena se-ks tapi pada akhirnya mereka benar-benar jatuh cinta dan tulus saling mencintai kan?We’ll see, Jill tidak sabar untuk membuktikannya secara langsung!Revel memperhatikan Jill tanpa gadis itu sadari. Senyum tipis muncul di wajah pria itu. Entah kebetulan atau memang takdir, karena tanpa direncanakan Revel kembali bertemu dengan gadis angkuh itu. Revel menghabiskan minumannya dalam sekali teguk dan berjalan mendekati Jill yang masih tampak kesal. Revel ingin tau apa yang sedang Jill pikirkan hingga wajah cantiknya tampak begitu menakutkan, persis seperti singa betina yang baru saja melahirkan dan tidak ingin diganggu oleh siapapun! Namun bukan Revel namanya jika tidak berani mendekati Jill, jadi meski sadar kalau gadis yang menjadi incarannya sedang berada dalam suasana hati yang buruk, tapi tidak menggoyahkan niat Revel untuk tetap mendekatinya. Cari mati mungkin istilah tepatnya. Atau mungkin Revel malah sengaja ingin memancing emosi Jill? Karena pertanyaan pertama yang Revel ajukan membuat Jill langsung mendelik kesal!Pertanyaan yang bernada mengejek! “Gimana rasanya jadi jomblo karena diselingkuhin?” tanya Revel mendadak mem
Tanpa dapat dicegah Jill menatap Revel dalam-dalam, pria berwajah tampan yang tidak dikenalnya. Tapi benarkah pria yang ada di hadapannya ini adalah pria asing? Kenapa Jill merasa begitu familiar dengan wajah dan namanya? Apa mereka pernah bertemu sebelum ini? Tapi dimana? Dan kapan? Kenapa Jill tidak bisa mengingatnya sama sekali?Apa memori otaknya mulai bermasalah? “Udah puas liatin wajah tampan gue?” ejek Revel membuat Jill tersentak dengan wajah merona, malu karena tertangkap basah sedang memandang wajah Revel! Bagaimana bisa Jill ceroboh dan mempermalukan dirinya seperti ini sih?Bagus mereka sedang berada di bar dimana cahayanya begitu temaram hingga Revel tidak bisa melihat wajah Jill yang pasti sudah semerah kepiting rebus! Jika tidak, pria itu pasti akan mengejeknya lagi! Syukurlah! “Geer banget sih!” dengus Jill untuk menutupi rasa malunya, membuat Revel terkekeh, tidak ingin membahasnya lagi dan malah menanyakan hal yang menjadi topik pembicaraan mereka
Jill melangkah memasuki kamar, tidak ada keraguan dalam setiap langkahnya namun berbeda dengan hatinya. Jujur saja hati Jill begitu berdebar seolah jantungnya hendak melompat keluar! Terlebih saat pintu di belakangnya tertutup rapat, menandakan kalau dirinya hanya berdua saja dengan Revel. Tidak ada siapapun lagi. Hanya mereka.‘Tenang, Jill! Buktiin kalau lo bukan cewek pengecut! Lagipula setiap cewek akan ada waktunya untuk lepas segel dan kali ini giliran lo!’ batin Jill.Jill duduk di sofa, sedangkan Revel membuka wine yang ada di dalam kamar, menuangnya ke dalam wine glass dan menyodorkannya kepada Jill.“Minumlah, gue mau lo lebih rileks sebelum kita melakukannya.”Jill menerima wine yang disodorkan oleh Revel, menghirupnya perlahan seolah meresapi aroma dan juga rasanya. Suasana canggung di antara mereka begitu terasa, Jill merogoh ponselnya dan mengetik pesan untuk mama Lea. Tidak ingin membuat orangtuanya khawatir lagi seperti kemarin.‘Ma, malam ini aku
Dengan hati berdebar Jill membaringkan diri. Sumpah, Jill grogi campur takut! Terlebih lagi saat Revel mendorongnya perlahan agar telentang dan berbisik lirih,“Karena ini pertama kalinya buat lo, gue janji akan melakukannya dengan lembut,” ujar Revel dengan tatapan mata yang membuat Jill terhipnotis. Pria itu seolah menatapnya dengan pandangan lapar. Lapar akan tubuh Jill, tapi tatapan Revel juga didominasi oleh kelembutan membuat ketakutan Jill perlahan memudar. Entah kenapa pandangan mata Revel membuat Jill yakin kalau pria itu tidak akan menyakitinya.Well, mungkin tetap akan sakit mengingat ini pertama kalinya Jill melakukan hal ini, tapi Jill yakin kalau Revel tidak akan melakukan hal itu secara kasar! Meski belum mengenal Revel, tapi Jill yakin dengan feelingnya. Tidak heran kalau Jill memasrahkan diri dan tubuhnya pada Revel! Berharap feelingnya tidak meleset dan berharap pria itu menepati janjinya untuk melakukannya dengan lembut agar tidak terlalu menyakitkan
Seorang pria berusia pertengahan 30an menatap jam di pergelangan tangannya. Menunggu dan mengintai memang membosankan, tapi pekerjaan membosankan itulah tugasnya! Apalagi ini sudah tengah malam, tapi orang yang diawasinya masih belum terlihat lagi! Padahal rasa kantuk sudah menderanya sedari tadi! Adrian, pria yang sedang menjalankan tugasnya itu kembali menguap, berharap dirinya tidak sampai ketiduran! Karena jika hal itu sampai terjadi dan dirinya kehilangan target, habislah dirinya diomeli oleh si boss! Alamat bonusnya dipotong! Adrian menggeleng sambil menampar pipinya pelan, berharap dengan begitu rasa kantuknya lenyap. Tangan kanannya meraih gelas kertas berisi kopi hitam yang dibelinya tadi. Sudah dingin, tapi tidak masalah asalkan bisa mengusir rasa kantuk yang menggelayut di kedua matanya! Tapi percuma, sekuat apapun Adrian mencoba, tapi rasa kantuknya justru semakin kuat membuat matanya terpejam! *** Revel tersenyum tipis saat mendengar jawaban Jill dan
Sementara itu, Claire menatap gemas pada jam di ponselnya. Waktu sudah menunjukkan jam 1 pagi, tapi putranya belum pulang juga! Dan tidak memberi kabar pula! Biasanya Revel tidak pernah seperti ini, membuat Claire khawatir saja.Levin yang awalnya sedang tertidur pulas menjadi terbangun karena Claire tidak bisa berhenti bergerak dengan gelisah diatas ranjang. Meski masih mengantuk, tapi Levin menyalakan lampu kecil di samping nakas dan bertanya heran pada sang istri yang sudah menemaninya selama belasan tahun.“Kamu kenapa, Claire? Kenapa gelisah seperti itu? Ada masalah?”“Revel belum pulang!” sentak Claire gemas.Levin menghela nafas, heran dengan sikap istrinya yang masih begitu protektif dan mengkhawatirkan Revel yang sudah beranjak dewasa, seolah Revel masih seperti anak kecil yang berusia 5 tahun saja!“Biarin aja, Claire. Paling juga lagi kumpul sama temannya kok.”“Tapi aku kan khawatir! Apalagi Revel nggak kasih kabar sama sekali! Gimana kalau dia ke
Jill mengerang saat tubuhnya terasa begitu remuk dan pegal. Belum lagi area sensitifnya yang terasa nyeri. Hingga satu ingatan mampir ke otaknya yang masih berkabut. Jill menoleh kesamping tubuhnya dan menemukan seorang pria sedang berbaring telungkup di sampingnya. Masih tertidur pulas, tampak damai. Seperti anak kecil, tidak terlihat seperti pria dewasa yang baru saja merenggut keperawanan seorang gadis! Berarti semalam bukan mimpi. Semalam adalah nyata. Jill benar-benar melakukan hal gila itu dengan pria yang baru ia kenal! Jill benar-benar melepas keperawanannya dengan Revel! Jill sungguh merealisasikan keputusan gila yang diambilnya karena terbawa emosi! Dan parahnya lagi, Revel melakukan hal gila itu berulang kali padanya tanpa kenal lelah! Pria disampingnya memang gila! Revel tidak bohong saat mengatakan sanggup melakukan hal itu berulang kali karena pada kenyataannya semalam pria itu memang tidak kenal lelah menggempurnya terus menerus! Padahal tubuh Jill
Matahari baru terbit, tapi Claire sudah turun dari ranjang dan bergegas menuju kamar Revel, ingin melihat apakah putranya sudah pulang atau belum, tapi ternyata belum! Terlihat jelas dari kamar Revel yang masih tampak rapi, tidak terlihat bekas ditiduri sama sekali! Hah! Ternyata putranya memang semalaman tidak pulang! Keterlaluan! Tergesa, Claire mencari nomor Revel dan langsung menghubunginya tanpa ragu. Nada dering terdengar. Satu kali. Dua kali, tapi belum diangkat, beruntung pada dering ketiga Revel mengangkatnya! “Ya, Ma?”“Revel, kamu dimana? Kenapa semalam nggak pulang? Kamu nginap dimana? Sama siapa? Kenapa nggak kasih tau Mama?” cerocos mama Claire bagai rem blong membuat Revel yang diseberang telepon hanya bisa meringis. “Sorry, Ma. Aku lupa, kemarin keasyikan ngobrol sama temen.”“Kamu jangan bohongin Mama, Revel. Apa kamu lagi sama temen wanita kamu? Kamu bermalam sama dia? Ngapain?”“Mama jangan berpikir macam-macam deh!” sungut Revel an