Sonya tertegun dan berupaya mengingat, ia merasa belum pernah mendengar nama itu di deretan wanita-wanita kaya. Bahkan dia nyaris hapal keluarga-keluarga kaya di kota itu, tidak ada yang memiliki anggota keluarga bernama Nina Evans.“Apa benar dia dari kota ini?” Tanya Sonya penasaran, sang asisten merasa kurang yakin persisnya, tapi Nithanny Co memang kantornya berada di kota itu. Sang asisten pun menawarkan diri untuk menyelidiki, namun Sonya merasa tidak perlu, karena saat penandatanganan nanti ia pasti akan bertemu dengan gadis yang membuatnya penasaran itu.Tiba-tiba Sonya teringat dengan pemuda yang belakangan ini ia bayar untuk menemaninya menghabiskan malam, dan secara kebetulan lelaki itu adalah karyawannya Nathan, yang beberapa hari lalu sedang di skorsing karena ulah karyawan baru bernama Nina. Kenapa namanya sama? Apa mungkin orang yang sama?“Richard, malam ini kamu harus ke kamarku,” perintah Sonya kepada lelaki sewaannya yang ternyata adalah Richard Stirling, salah sat
“Sayang, malam mini kamu akan menandatangani kepemilikan saham yang dijual Sonya,” Karl alias Nathan menjelaskan bahwa Nina akan bertemu Sonya, Nina harus tampil istimewa, harus berada pada status sosial di atas Sonya, dengan begitu mudah bagi Nina untuk menekan wanita itu.“Apa aku bisa?” tanya Nina bingung.“Tentu bisa, sayang. Kamu harus percaya pada dirimu sendiri, ingat aku selalu ada di sampingmu.” Nathan menggandeng Nina dan segera masuk ke dalam lift, menuju ke ruangan khusus. Seorang wanita paruh baya menyambut mereka, lalu membawa Nina masuk ke ruangan lain, sedangkan Nathan duduk di sofa menunggu.Ada beberapa gaun mahal yang ditunjukan pada Nina, semua pas dengan postur tubuhnya. Nina memilih gaun malam berwarna baby blue, wanita yang melayani Nina pun tersenyum, pilihan Nina sangat berkelas. Ia pun mengeluarkan satu set aksesories pendukung, dari mulai perhiasan berlian, tas, sepatu semua senada dan sesuai.Selanjutnya Nina dibawa ke ruang make up, rambut cokelatnya yang
Sonya menatap tajam pada seorang pria yang berdiri dengan santai diantara yang lainnya, pria itu melihat Sonya dengan tatapan yang sulit diartikan, ada terlintas ejekan di sana, namun ia segera tersenyum. “Apa kabar, Sonya?” tanya pria itu. “Mau apa kau ada di sini? Apa keperluanmu?” tanya Sonya, ada ketidaksukaan pada wajah dan kata-kata wanita itu. “Haha, kamu lupa, aku adalah bagian dari Wils, dan satu hal yang harus kau ingat, aku yang memimpin legal officer di Wils, jadi aku sangat berhak hadir di sini.” Kata-kata pria itu begitu menohok Sonya, seolah ia tidak tahu tentang strukturisasi perusahaan, memang dia tidak peduli siapa-siapa saja yang ada di dalamnya, dan pria ini adalah seorang ahli hukum dan sepupu Nathan, jadi memang dia adalah chief legal officer, dan tim legal officer dipegang oleh orang-orang dari Firma hukum milknya. “Kenapa nggak sekalian si Nathan aja yang datang,” gerutu Sonya, Nampak kesal. “Haha, kenapa Sonya? Kamu kangen sama Nathan ya?” ledek pria yang
Nina tertegun, mengapa juga peempuan ini menanyakan Nathan padanya, tentu saja ia tahu siapa Nathan karena selalu bersamanya setiap saat. Namun Nina segera tersenyum menanggapi pertanyaan Sonya.“Tentu Nyonya, di dunia bisnis, siapa yang tidak mengenal Mr. Nathan Willson, CEO Wils, Inc yang terkenal, beliau adalah sosok agung dibalik kesuksesan Wils.” Nina menjawab dengan diplomatis, wajahnya tetap tenang dengan senyum selalu menghiasi bibirnya.“Apa Anda pernah bertemu?” tanya Sonya lagi, “dan bagaimana menurut Anda penampilannya?”“Pernah, Karl yang mengenalkan. Tapi kalau bicara penampilan itu relative, Nyonya, buat saya kekasih saya adalah segalanya, tidak ada yang lebih baik dan tidak ada yang lebih hebat selain dia.” Nina tersenyum sambil melirik Karl.Sonya tertawa mendengar jawaban Nina, buat orang yang percaya pada cinta pasti akan menjawab seperti itu. Cinta memang bisa membutakan segalanya, bagi orang yang sedang jatuh cinta, hanya kekasihnyalah yang paling sempurna. Namun
Nathan menghela napas mendengar penuturan Nina, ia membelai lembut rambut gadis itu untuk menenangkannya. Ia bisa mengerti kekhawatiran dan kegundahan kekasihnya itu, karena bagaimana pun dalam sebuah hubungan tidak hanya tentang kamu dan aku, tapi dalam sebuah ikatan perkawinan akan melibatkan keluarga, terutama orang tua. “Sayang, dengarkan aku,” Nathan mengangkat wajah Nina hingga mereka kembali saling menatap, “apa yang dikatakan perempuan itu tidak benar, karena yang dia sebut pernikahan itu tidak lebih hanya kontrak di atas kertas, dia melupakan isi kontrak itu, bahwa semua akan berakhir begitu kita menikah.” Nathan berkata dengan sungguh-sungguh, Nina menatap mata Nathan lekat-lekat, mencari kebenaran dan penguatan di sana. “Lalu bagaimana dengan keluargamu? Apa mereka akan menerima aku?” tanya Nina, suaranya mengambang seakan ada beban dan ketakutan di sana, karena ia yakin keluarga besar Nathan adalah keluarga terkemuka, sedangkan ia, ibunya sudah meninggal, ayahnya entah d
Nathan tertegun mendengar ucapan Nina, apa Sonya menceritakan semuanya termasuk tentang Rebecca?“Apa perempuan itu mengatakan padamu?” tanya Nathan.Nina menatap Nathan, ia mengangguk. “Perempuan itu ingin semua wanita tahu, bahwa Nathan, CEO wils adalah seorang pria impotent.”“Hmm, jadi begitu,” komentar Nathan.“Dia juga bilang padaku, kalau Rebecca tidak ingin menikah dengan lelaki impotent, karena sebagai wanita normal tentu juga menginginkan lelaki yang hebat, bukan hanya pada karier tapi juga di atas ranjang,” tambah Nina.Nathan terdiam, ia tidak menjawab atau pun bereaksi apa-apa, ia hanya menatap Nina yang sedang menceritakan apa yang dia dengar dari Sonya. “Dan kalau dikaitkan dengan ceritamu, kalau Rebecca selalu mengajakmu bercinta, tapi kamu selalu menolak karena tidak ada waktu, maka itu menjadi bukti dan alasannya untuk membenarkan tuduhan Sonya.Nathan tetap terdiam, ada gelombang dahsyat yang berkecamuk di dalam dadanya, tiba-tiba ia langsung berdiri dan menggendong
“Egois? Maksudnya bagaimana sayang?” tanya Nathan bingung, ia tidak mengerti apa maksud kekasihnya itu, dan mengapa tiba-tiba sikap Nina terlihat berbeda, gadis itu menyentuh dadanya dengan sentuhan yang lain dari biasanya. Nathan memejamkan matanya ketika tangan lembut itu menyusuri bulu-bulu halus di dadanya lalu menyentuh putting miliknya. Nathan merasakan sensasi kenikmatan yang tak biasa, gairahnya pun seketika bangkit. Nathan mengelus rambut dan kepala Nina, tiba-tiba pria itu mendesah tertahan ketika Nina mencium dan mengigit putting di dadanya. “Uuh… Sayang, kamu nakal ya,” gumam Nathan kegirangan, sambil merasakan nikmat menjalari tubuhnya, gelombang gairah yang susah payah ia sembunyikan pun seketika menyergapnya. Nathan nyaris tak kuasa lagi, ia memiringkan tubuh dan memeluk erat gadis cantik yang sedang menggodanya. “Sayang, kamu nakal. Jangan salahkan aku …” Nathan tidak melanjutkan kata-katanya ketika telunjuk Nina memblokir bibirnya. “Aku tidak akan menyalahkanmu Na
Mata Nina mengerjap ketika alarm dari jam meja di samping tempat tidurnya berbunyi, ia segera mengulurkan tangannya meraih jam kecil yang berada di atas nakas dan mematikan suara dering yang mengganggunya.Nina menggeliatkan tubuhnya, ia tersenyum manakala mengingat pertempuran tadi malam, ia merasakan kenikmatan yang luar biasa. Ternyata Nathan sangat hebat, bukan hanya di bidang bisnis, tapi juga di atas ranjang. Semua yang dituduhkan Sonya sama sekali tidak benar, Nathan sangat memanjakannya tadi malam.Tiba-tiba Nina terdiam, ia meraba ke sebelahnya, ternyata kosong. Nina membalikkan tubuh, Nathan memang tidak ada di tempat tidur, kemana dia? Baru saja Nina hendak bangun ketika suara yang selalu ia rindukan itu menyapa.“Selamat pagi My Love, kamu sudah bangun?” sapa Nathan lembut, pria itu tersenyum manis lalu duduk di tepi tempat tidur.Nina menatap lekat-lekat wajah sang pujaan hati, ada yang berbeda pada pancaran wajah Nathan. Wajah tampan itu semakin bersinar, semakin cerah d