Dia meraih tas untuk menutupi paha, di dalam kamar dia merasa tidak keberatan tapi begitu di mobil dalam ruangan terbuka seperti ini, itu adalah hal yang sangat memalukan!Bagaimana kalau setelah merobek pakaiannya seperti ini, Darren melemparkannya keluar dari dalam mobil?Wajah Melissa memucat seperti mayat hidup."Tolong, tolong maafkan aku! Aku janji tidak akan mengulanginya lagi, sungguh!" jerit Melissa sambil menangis histeris.Darren tetap tak menjawab dan mengabaikan Melissa seakan-akan jeritannya tersebut sama sekali mengganggu dirinya.Untunglah, Darren menyalakan mesin mobil dan mulai menjalankan mobilnya kembali.Hal itu membuat Melissa lega luar biasa."Kau tahu kenapa aku merobek bajumu?"Darren bertanya dengan dingin, yang dijawab Melissa dengan gelengan cepat."T-tidak tahu.""Karena sangat menggganggu pemandangan. Baju yang kau pakai itu sudah bersentuhan dengan Bastian. Aku jijik melihatnya," ucapnya dengan ketus dan dingin.Melissa hanya bisa diam dan menyeka air ma
Melissa secara refleks memegang pergelangan tangan Darren, hatinya yang lembut itu benar-benar tersentuh dengan apa yang diucapkan oleh ibu Darren.Dia seakan ikut merasakan penderitaan yang dialami oleh sang ibu, jika benar GD grup diserahkan ayahnya kenapa cucu tiri, alih-alih putra kandung dari putrinya sendiri.Melissa bisa merasakan betapa sakitnya, jika dirinya mengalami hal itu.Pasti sangat menyedihkan dan mengenaskan.Darren melirik istrinya, yang sepertinya terbawa oleh drama yang diciptakan sang ibu, lalu mencibir sambil mengendikkan bahu.Ibu Darren tetua mengulangi kalimat bagaimana kalau dia kehilangan semuanya, dan anak sahnya malah mendapat sisa-sisa dari anak tiri."Ini rasanya seperti menginjak-injak harga diriku, Sayang. Aku tak mau dipermalukan seperti ini, Darren. Lalu, apa kau sanggup membayangkan, semua harta turun temurun kita, ternyata diambil alih oleh anak hasil perselingkuhan ayahmu? Bagaimana nasibku jika hal itu terjadi? Bagaimana jika Bastian ... Bastian
Dia tak melanjutkan ucapannya, menatap Bastian yang terlihat begitu rapuh, lalu menarik napas panjang."Umm, oke. Ini mungkin aneh, tapi ... boleh aku memelukmu? Tidak, bukan apa apa ... anggap saja yang memelukmu ini fans yang sangat peduli padamu, yang tidak ingin melihatmu menangis seperti ini, yang tidak kuat saat lihat kamu–"Rachel memukul mulutnya sendiri."Sial. Apakah aku sok tahu? Maafkan aku!"Dia kembali membungkuk berkali-kali karena telah lancang berbicara panjang lebar pada seseorang yang tak mengenalnya."Bodoh, bodoh!" rutuk Rachel pada dirinya sendiri.Namun, setelah beberapa detik dia membungkuk dan tak ada respons apa pun dari Bastian, Rachel pun mengangkat kepalanya.Matanya yang terlihat sipit saat menangis dan berkaca-kaca itu tak merespons saat mata mereka saling bersitatap, hanya memandang Rachel dengan tatapan kosong dan bahu melorot.Refleks, tanpa menunggu persetujuan Bastian, Rachel merengkuh pundaknya, karena tingginya yang jauh lebih tinggi dariku, memel
Rachel terdiam beberapa detik, merasa salah dengar, tapi melihat wajah Bastian yang terlihat sangat percaya diri, Rachel ragu kalau dia salah dengar.Akhirnya dia hanya bisa mengacak rambutnya, antara bingung dan kesal.Apakah ada orang yang setidak tahu malu Bastian?Dia hanya memeluk sebentar, dan pria ini meminta bayaran 200 juta??Uang dari mana?! Hancur sudah semuanya. Hancur sudah."Makanya jadikan ini pelajaran, jangan suka memeluk orang sembarang," olok Bastian, yang merasa puas saat melihat wajah kesal Rachel.Mungkin Rachel hanyalah pelariannya dari rasa sedih karena dikhianati Alice dan ditinggal gadis itu menikah dengan kakak tirinya, orang yang sangat dibenci Bastian.Namun, ekspresi Rachel ini menyegarkan.Baru kali ini ada orang yang berani menatapnya dengan ekspresi jujur, saat sedang kesal, bingung atau marah.Hanya karena menjadi putra tiri dari salah satu konglomerat ternama, semua orang biasanya mencari muka dan berpura-pura baik di depan Bastian.Itu sangat memuak
"I-iya, Suamiku."Darren yang sudah yakin bahwa Istrinya sudah pasti akan mendengar ucapannya, mulai berbicara panjang lebar."Kertas pertama, silakan isi apa saja syarat tambahan yang kau ajukan dan harus kupenuhi ketika menjadi suami kontrakmu, lalu lembar kedua, silakan isi apa yang ingin kau terima dari ikatan kontrak ini.""Baik, Sayang."Melissa mengangguk tanda mengerti.Darren melanjutkan ucapannya."Kau juga bisa menulis apa saja yang menjadi privasimu, yang tidak boleh aku usik meski kau istriku, apa pun, tulis saja, Alice. Aku ingin kita nyaman satu sama lain menjalani hubungan kontrak ini."Melissa lagi-lagi menganggukkan kepala sebagai tanda mengerti dan mulai memikirkan apa saja yang harus dia tulis dalam dua lembar kosong ini.Di sini, Melisa mengakui bahwa Darren benar-benar profesional, dia benar, meksipun saat ini mereka menjalani hubungan sebagai suami istri, tapi ada hal privasi yang tidak boleh dilanggar satu sama lain.Jadi, sebelum hal seperti itu mengganjal per
"A-apa?"Merasa salah dengar, Melissa pun bertanya dengan sedikit tergagap.Apa maksud perkataan Darren bahwa pria itu akan selalu bersamanya?Bukankah saat dia menulis semua keinginan sebagai konsekuensi pernikahan kontrak ini, keduanya sudah bercerai?Ini, 'kan, sedang membicarakan apa yang ingin kuperoleh dari konsekuensi pernikahan kontrak?Apa maksudnya mengatakan semua itu?"Aduh!"Melissa memegangi kening yang tiba-tiba disentil pelan oleh Darren, menatap dirinya dengan pandangan bertanya."A-ada apa, Suamiku?"Darren yang tangannya masih memegang pena, menyilangkan kedua tangan di dada, menatap istrinya tersebut dengan gelengan pelan."Kenapa kau melamun dengan kening berkerut seperti itu? Apa kau keberatan aku mengunjungi dirimu setelah kita bercerai, ha?""B-bukan seperti itu, Sayangku. Aku ... aku hanya berpikir sedikit," kilah Melissa beralasan.Sejujurnya setelah bercerai, Melissa tentu saja berpikir kalau lebih baik tidak sering-sering bertemu dengan pria ini.Kalau Meli
Bagaimana ini? Rendahan sekali dia!Bagaimana bisa Melissa menikmati diperlakukan seperti itu? Ini gila, tapi dia mau lagi! Lagi!Ya ampun, Mel.Sadar, sadar, Mel.Apakah karena kalut gara-gara dia melarang dirimu jatuh cinta, kau sampai sefrustrasi ini?Melissa terbenam dalam pikirannya sendiri, sampai tidak sadar ada orang yang mendekat.Tiba-tiba cola yang dia pegang, jatuh ke bawah.Jantung Melissa yang tadi sudah berdebar kencang karena bergairah memikirkan saat making love dengan Darren, semakin tak beraturan.Apalagi ketika seseorang yang baru datang itu tiba-tiba mengalungkan lengannya ke pinggang Melissa dari belakang.Dadanya menempel di punggung Melissa yang terbalut kamisol tipis.Membuat sesuatu di bagian bawahnya berkedut."Ouchhh."Tanpa sadar Melissa mengerang, celana dalamnya semakin basah saat menghirup wangi khas pria di belakangnya ini.Aroma musk yang membuat dirinya melayang dengan buah dada mengencang."Memikirkan apa?"Darren, pria yang berdiri di belakang Meli
Tak terasa, sudah satu minggu lebih Rachel menjadi budak Bastian.Awalnya dia berpikir kalau Bastian akan bertindak sewenang-wenang padanya, tapi ternyata, aktor tampan itu hanya menyuruh dirinya melakukan hal-hal kecil.Namun, jangan mengira itu hal biasa, yang dia minta adalah hal luar biasa meski itu hal kecil, yaitu berciuman.Ya, tidak salah lagi, berciuman!Ada alasan tersendiri kenapa Bastian meminta dia melakukan hal itu, bukan karena Bastian sekarang jatuh cinta padanya, bukan."Aku masih belum bisa mahir melakukan ciuman padahal di drama yang kubintangi, selalu ada adegan seperti itu. Aku sudah latihan dengan boneka tapi itu malah membuat aku geli sendiri karena merasa seperti orang bodoh. Karena itu, jadilah partner ciumanku sampai aku mahir, sebagai bayaran hutangmu. Ah, kalau kamu merasa keberatan, aku akan membayar kamu setiap satu kali latihan, bagaimana?"Itulah alasan Bastian, Rachel berpikir bahwa permintaannya itu tidaklah mengada-ada karena Rachel pernah melihat se