Gara-gara Nikah di KUAPart 25 : Kena StrokeDengan kepala yang terasa sangat berat, kucoba membuka perlahan mata ini. Tampaklah Bang Yusril dan Ibu yang menatapku dengan bimbang. Ada Bu Bidan juga di sini. Apa yang terjadi dengan diriku? “Selamat, ya, Nai, Nazia akan punya adik sebentar lagi,” ujar Bu Bidan yang membuatku kaget campur senang. Ah, tapi Nazia baru satu setengah tahun.“Apa, Bu Bidan? Maksudnya bagaimana?” tanyaku dengan memegangi kepala yang masih terasa sakit.“Kamu hamil, Dek, kita akan punya anak lagi. Nazia akan ada temannya main.” Bang Yusril yang menjawab.“Apa? Bagaimana mungkin, Naima kan minun KB pil.” Aku memegangi perut.“Nggak apa-apa kok, Nai, ini rezeki dari Tuhan untuk kalian. Syukuri saja! KB pil emang sering bikin kebobolan, tapi kan Nazia udah cukup umur kok buat punya adik,” jawab Bu Bidan.“Iya, Nai, nggak apa jaraknya dekat biar jadi teman main.” Ibu mengusap pucuk kepalaku.“Ya sudah kalau begitu, saya pamit. Kandungannya dijaga, ya, Nai. Jangan
Gara-gara Nikah di KUAPart 26 : Didoakan Cepat MatiSaat aku, Ibu dan Mira turun dari rumah, mobil putih yang terparkir di depan rumah sudah berada di depan pagar.“Silakan masuk, Nyonya, akan saya antar ke rumah neneknya!” ujar pria dengan pakaian seragam biru itu, dia membukakan pintu mobil untuk kami.“Bapak ini siapa? Tidak usah repot-repot, kami bisa jalan kaki kok,” tanyaku dengan bingung akan siapa dia.“Perkenalkan, nama saya Pak Beni, supir mobil Tuan Yusril dan Nyonya Naima. Silakan masuk!” ujarnya lagi dengan menundukkan kepala.Ya Allah, apa ini mimpi? Kucubit pergelangan tangan karena tak yakin kalau semua ini adalah nyata. Aww ... sakit, aku meringis.“Ayo, Nai, naik!” Mira sudah berada di dalam mobil padahal aku tak melihat kapan ia masuknya.Dengan masih bingung campur kaget campur bimbang juga dengan keadaan nenek, kugandeng tangan Ibu untuk masuk ke dalam mobil itu. Ya Tuhan, mobil ini sangat bagus. Semoga aku nggak muntah karena mabuk. Aku berdoa dalam hati. Mungki
Gara-gara Nikah di KUAPart 27 : GodaanDengan diantar Bapak, Ibu pergi ke rumah Nenek. Sedangkan Mira, ia malah bersantai di teras rumahku dengan sambil berjoget tak jelas. Isshh ... kenapa dia? Banyak juga wanita yang ditinggal suaminya selingguh tapi setres kayak sepupuku itu.“Mir, kenapa kamu nggak ikut pulang?” tanyaku kepadanya.Mira tak menghiraukanku, ia segera meraih ponselnya yang tadi ia sandarkan di meja teras. Sepupuku itu terlihat tersenyum sendiri melihat video dirinya.“Mir, pulang sana!” ujarku lagi.“Bentar ah, Nai, aku lagi numpang buat video tik-tok ini. Siapa tahu viral, kan aku bisa jadi artis,” jawabnya lagi dengan masuk ke ruang tamu dan menatap ke sekeliling.Mira menarik kursi di teras dan meletakkannya di depan pintu dan ia kembali bergoyang-goyang tak jelas ala orang setres menurutku. Taklama kemudian, terlihat Bang Yusril berjalan dari ruang tengah menuju ke ruang tamu. Sepupuku itu semakin bergeliutan seperti siluman ular, apalagi saat suamiku semakin me
Gara-gara Nikah di KUAPart 28 : Cukup semut saja yang gatelDengan sambil tersenyum-senyum sendiri, Mira melangkah memasuki losmen tempat janjian dengan Yusril, suami dari sepupunya yang kini membuatnya begitu penasaran. Bukan karena cinta, ia hanya tak senang saja jika Naima bahagia sedangkan dia menderita karena dicampakkan Amir begitu saja setelah rumah mamanya disita bank pula. Jika ia bisa merebut Yusril dari Naima, otomatis kehidupannya akan bahagia dengan limpahan harta dan uang. Apalagi kini Yusril sudah bisa membangun sebuah rumah megah juga membeli mobil baru, ia ingin menguasai semua itu.“Naima tak pantas memiliki Yusril, akulah yang pantas menjadi istri satu-satunya. Aku akan membuat Yusril meninggalkan Naima dan memilih aku. Aku akan membalas pelakor yang telah merebut Amir, kini aku juga akan merebut suami orang pula.” Mira membatin sambil duduk tempat tidur kamar losmen.Dikeluarkannya ponsel untuk menghubungi Yusril, pria yang dulu hanya ia hina karena menjadi gembal
Gara-gara Nikah di KUAPart 29 : Sakratul MautSaat Mira membuka mata, ternyata ia sedang terbaring meringkuk di lantai kamar losmen. Ular yang melilitnya semalam sudah tak ada lagi, ia menarik napas lega karena masih bernyawa hingga detik ini karena ia menyangka sudah mati setelah pingsan tadi malam.Dengan cepat, Mira segera bangkit lalu meraih tas juga sepatunya dan kemudian keluar dari kamar losmen. Hatinya sangat sakit dan Naimalah penyebabnya karena ia yakin semua ini ulah dari sepupunya itu.Ketika sampai di pinggir jalan, Mira segera melambai tukang ojek dan meminta diantar ke rumah Naima. Ia akan membalas kelakuan sepupunya itu yang telah mengerjainya sedemikin rupa, yang membuat tubuh mulusnya mengalami merah-merah dan bentol akibat gigitan semut semalam.Sesampainya di depan rumah Naima, terlihat sepupunya itu sedang mengantar Yusril yang hendak berangkat kerja. Mira tertegun, ia sangat iri dengan pemandangan romantis itu dan semakin menginginkan kebahagiaan Naima.Mira mem
Gara-gara Nikah di KUAPart 30 : Mira Ditaksir DudaBertepatan dengan azab magrib, Nenek menghembuskan napas terakhirnya. Nenek Jannah telah berpulang ke Rahmatulllah untuk selamanya dan meninggalkan dunia yang fana.“Ibu kita sudah tiada,” ujar Ibu dengan sambil mengusap wajah Nenek dan merapatkan mata yang tertutup rapat itu.Bukannya bersedih, Paman Husni dan Bude Nani malah terlihat menyunggingkan senyum kecil. Entar perasaanku saja atau apa, yang jelas tak tampak raut kesedihan di wajah mereka.“Ya sudah, aku mau pulang dulu, Kak. Urusan pemakaman Ibu dan segalanya kuserahkan kepadamu, Kak Yani, uruslah sebisamu.” Paman Husni bangkit dari duduknya lalu keluar dari kamar.Setelah Paman Husni pulang, Bude Nani dan Mira pun menyusul. Kini hanya tinggal aku dan Ibu saja yang menunggui jenazah nenek.“Ibu tenang saja, nanti Bang Yusril yang akan Nai suruh mengurus segalanya.” Aku mengusap bahu Ibu, berusaha menguatkannya karena saudaranya yang lain gak ada yang peduli dengan Ibu merek
Gara-gara Nikah di KUAPart 31 : Kelihatan Kere“Dek, Duta minta nomor WhatsAppnya Mira, gimana ini?” tanya Yusril saat Naima baru saja berbaring di samping Nazia.“Hmm ... Mira nggak mau sama Duta, Bang, dia maunya ama bos kaya raya, katanya Duta nggak keren dan kelihatan kere,” jawab Naima kesal saat teringat kata-kata Mira.Yusril terlihat menahan tawa, dan berkata, “Ah, dasar Mira! Padahal ... kalo dia sampai tahu siapa Duta sebenarnya, dia bakal ngejar sampai guling-guling.”“Emang Duta itu orang kaya, Bang?” tanya Naima penasaran.“Duta itu hanya gayanya saja yang seperti itu, tapi aslinya dia kaya raya. Abang heran sama dia, mobilnya banyak tapi ke kantor malah pakai motor butut. Rumahnya juga megah, tapi malah milih ambil kost di dekat kantor. Orangnya memang sederhana,” ujar Yusril.“Oh, ya? Jadi, Duta itu orang kaya, Bang?” Naima mengerutkan dahi, bibirnya terlihat menyunggingkan senyum tipis dengan pikiran membayangkan penampilan Duta yang memang terlihat sederhana dan tak
Gara-gara Nikah di KUAPart 32 : Beli Satu Gratis SatuTaxi itu berlalu, Duta mengajak Mira naik ke motor bututnya tapi Mira malah menolak dan memilih berjalan kaki saja untuk sampai di tangga mall sebab taxinya sudah pergi tanpa sempat mengantarnya ke parkiran Mall.Taklama kemudian, Mira dan Duta sudah berjalan bersampingan di dalam mall. Sesekali pria dengan sisir belah samping itu melirik Mira yang melangkah dengan gaya anggun menurutnya.“Mas, mau muter-muter aja kita?” tanya Mira dengan tampang dongkol.“Kamu udah makan belum? Ayo mampir makan dulu!” ujar Duta.“Ada duitnya gak kalo makan? Bayar taxi aja pakai gadai KTP,” jawab Mira dengan wajah masam.Duta menahan senyum, namun tetap berusaha pasang tampang bego.“Ada kok, ayo!” jawab Duta dengan sambil berbelok ke arah restoran Italia yang ada di mall itu.Mira mengekor di belakang Duta, dengan wajah sebel karena ia terpaksa jalan dengan pria sekere Duta. Rasanya nyesal dan mau pulang, tapi lapar, jadi ia urungkan niat.“Sela