Share

Bab 13

Sepertinya semua sudah beres.

"Papah berangkat, ya?" Iman akan keluar dari kamar.

"Papah nggak ada yang kelupaan?" langkah Iman terhenti. Ia berpikir. Sepertinya semua sudah ada. Tapi..

"Iya, Mah. Sabun sama sikat gigi." pasta giginya bisa nebeng, begitu pikir Iman. Nisa mengambilkan sabun dan sikat gigi yang Iman minta.

"Papah beneran lupa, ya? Atau emang sengaja?" Iman menautkan alisnya.

"Apa?"

"Papah belum ninggalin duit belanja. Papah mau senang senang di luar ninggalin anak istri kelaparan?"

"Papah nggak punya duit." hati Nisa terasa melorot turun.

"Papah bisa pergi?"

"Kan ada Bos yang bayarin semuanya." airmata Nisa mengalir turun.

"Kamu nggak mikirin yang di rumah, Pah?"

"Kan ada Nino." selalu begitu. Mengandalkan anak sulungnya ini.

"Ya udah. Pergi sana." Nisa melangkah ke kamarnya tanpa menoleh lagi.

Iman termangu di tempatnya. Semangatnya yang menggebu hilang sudah. Ia keluar menemui Anto, yang sudah menunggunya sejak tadi. Anto ini sahabat sekaligus bosnya.

"Aku
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status