MasukAdik Dinar tiba-tiba mengaku hamil dengan calon suaminya tepat tiga hari sebelum pernikahan mereka di gelar. Atas persetujuan anggota keluarga, mereka memutuskan membatalkan pernikahan Dinar dan menggantinya menjadi pernikahan adiknya. Bahkan memaksa Dinar menikah dengan kakak dari calon suaminya. Seorang tukang parkir yang di pandang sebelah mata oleh anggota keluarga mereka. Tapi bagaimana kalau tukang parkir yang mereka sebut-sebut hina itu tiba-tiba menampakkan kekuasaan yang tidak pernah di bayangkan sebelumnya?
Lihat lebih banyakRaras memacu mobilnya dengan kencang, dia bosan dengan semua penghianatan yang dilakukan Divo, tidak hanya sekali tunangannya itu menghianatinya, dia sudah memaafkan berulangkali, tapi untuk kali ini, sudah tidak bisa ditoleransi lagi, laki-laki itu menghamili sekretarisnya sendiri. Demi apapun, dia tidak akan menerima pria bejat itu kembali, inikah laki-laki yang dipilihkan ayahnya, yang bermartabat dan keturunan bangsawan.
Sejauh ini Raras bertahan, demi sebuah kehormatan keluarga, tidak sedikit pun dia memberi tahu orang tuanya tentang keboborokan Divo, orang tua mereka sangat dekat karena sudah kenal dari zaman SMA dulu, pertunangan sudah diikrarkan dan pernikahan tinggal menunggu hari.Sebuah kejutan di hari ulang tahunnya, seorang wanita yang mengaku sebagai sekretaris Divo, tengah hamil dan pemilik janin itu tak lain adalah Divo sendiri.Raras memukul stirnya, dia sangat marah, bukan karena cemburu atau pun bersedih, sedikit pun tak ada cinta di hatinya untuk pria itu, tapi apa yang dilakukan pria ini sangat mencoreng reputasinya, apa kata dunia, seorang wanita berdarah biru sepertinya gagal menikah gara-gara tunangannya mengahamili wanita lain.Raras melajukan mobilnya semakin kencang, tidak peduli dengan umpatan pengguna jalan yang lain, yang dia butuhkan pelampiasan kemarahannya, tebing yang tinggi dan rasa marah untuk bisa memanjatnya.Raras butuh pelampiasan, kalau tidak, dia bisa saja menghabisi pria itu. Mobil Raras semakin tak terkendali, jalan yang dilewatinya bukan lagi jalan raya yang besar, hanya jalan beraspal yang membelah persawahan, Raras tersenyum senang, tebing yang akan ditaklukkan sudah terlihat dari kejauhan, tidak sia sia dia mengikuti saran temannya untuk menemukan tempat ini.Tiba-tiba Raras tidak siap dengan tikungan di depannya, dia sama sekali belum menguasai medan. Mobilnya menghantam pengguna jalan yang melaju berlawanan arah, bunyi decit mobil seiring dengan jerit panik warga yang melihat, mereka berhamburan keluar dari sawah, mendekati pengguna motor yang sudah terpental jauh dari motornya.Seorang wanita memakai pakaian lusuh dan kotor penuh lumpur mendekati dua korban yang pingsan."Ya, Allah, ini Wisnu dan Bu Parmi," jerit seorang ibu-ibu histeris, yang lain berlari mencari bantuan, dua orang itu tak bergerak dengan bersimbah darah.Raras menelan ludahnya susah payah, dia seakan tuli ketika kaca mobilnya diketuk tak sabaran dari luar. Raras gemetar, bukan ini pelampiasannya, bukan dengan cara menghabisi nyawa orang lain."Keluar! atau kami akan membakar mobil ini," teriak salah seorang warga yang juga didukung oleh warga lain. Mobil Raras diguncang dengan kuat.Raras memakai kaca mata hitamnya, membuka pintu mobil berlahan, keluar dengan menundukkan wajah, seseorang memukul punggungnya sangat kuat, dia merasa sakit."Dasar orang kaya, membawa mobil seenaknya di kampung orang."Seorang ibu-ibu menjambak rambut Raras. Raras meyakini beberapa helai rambutnya tercabut dari kulitnya."Hentikan itu!"Seorang pria tua berkumis muncul dari balik kerumunan."Jangan main hakim sendiri! sekarang kita selamatkan dulu Wisnu dan Bu Parmi."Sang bapak memerintahkan beberapa orang untuk mengangkat dua tubuh itu ke mobil bak terbuka.Raras memucat, peluh dingin mengalir dari pelipisnya."Sa... saya akan bertanggung jawab, saya berjanji."Sebagian orang menanggapinya dengan sinis. Raras sekarang sangat takut, apakah setelah ini dia akan menghabiskan sisa hidupnya di penjara, bagaimana kalau kedua orang itu mati, apa yang akan dilakukannya jika dokter tidak bisa menyelamatkan dua nyawa itu.Raras tak pernah menduga nasibnya akan sesial ini. Dengan lesu, dia menaiki mobilnya yang di kawal beberapa warga di belakangnya.Sepanjang perjalanan, Raras tidak berhenti berdoa, agar dua nyawa itu bisa selamat, dia berjanji akan melakukan apa saja asalkan dia tidak masuk penjara.Raras mengusap keringat dinginnya, meraba lututnya yang gemetar, sesekali dia mendengar mobilnya dilempari dengan tanah.Raras benar-benar menyesali keputusannya untuk memanjat tebing hari ini, andaikan waktu bisa di ulang, dia akan memilih latihan Boxing sampai pingsan daripada menabrak orang yang tak bersalah."Kendalikan dirimu, Raras!" Raras mensugesti dirinya."Semua akan baik-baik saja... tak perlu dicemaskan... ya... semua akan baik...."Beberapa menit kemudian, mereka sampai di rumah sakit, kedua korban dibawa ke UGD supaya ditangani secara langsung. Raras berlari mengikuti perawat yang sudah menyediakan bangkar.Beberapa orang tidak diperbolehkan masuk, hanya Raras dan bapak berkumis yang diberikan izin, kondisi UGD cukup sesak, pihak rumah sakit tidak mau pasien lain malah terganggu."Maaf, siapa keluarga korban di sini?" Seorang gadis berbaju biru yang diperkirakan Raras adalah seorang staff administrasi."Saya." Raras mengacungkan tangan."Maaf, Mbak, ada yang harus diisi dulu.""Oke." Raras bergerak cepat dan sempat berpamitan kepada Pak Kumis yang tidak tau namanya.Raras menyandarkan tubuhnya, dia tidak berani melihat korbannya secara langsung, dia takut kemungkinan terburuk di dapatkannya.Pak kumis duduk di samping Raras."Kita sama-sama berdoa, semoga ke duanya selamat.""Iya, saya harap begitu." Raras mengusap wajahnya. Hidupnya ditentukan hari ini, dengan dua nyawa yang sedang tak sadarkan diri dan ditangani dokter dan perawat."Kamu dari mana, Nak?" Pak Kumis memecah kesunyian."Saya dari kota.""Kamu harus bertanggung jawab sampai akhir, kasihan mereka."Raras hanya mengangguk, apa lagi yang bisa dilakukannya selain itu sekarang.“Jaga diri kamu,” ujar Daneen. “Jangan sampai kenapa-napa di sana.”Fahrian tersenyum lebar sembari mengangguk. Dirinya mendapat restu setelah bicara baik-baik dengan Yuda. Jika ia akan kembali setelah bertaruh nasib di negri orang. Bahwa dirinya, akan mengusahakan kehidupan yang lebih baik untuk Daneen.“Ini memang tidak berharga. Tapi hanya ini yang aku punya untuk mengikat kamu.”Fahrian memberikan sebuah cincin perak putih. Namun tak berani menyematkannya di jemari Daneen. Takut jika mungkin Daneen tidak suka dengan pemberiannya.Tapi mengerti dengan ketakutan Fahrian, Daneen mengambil cincin itu dan menyematkannya di jemarinya. “Aku janji ini tidak akan hilang sampai kamu pulang.”****Sementara di lantai atas, sepasang suami istri memandangi dua insan yang akan berpisah itu. “Aku sedih, Mas. Kenapa gak di kasih kerjaan di sini aja? Mas punya banyak cabang usaha.”“Itu Namanya perjuangan. Biarkan dia memandang anak kit aitu mahal dan berharga. Agar dia tidak menyia-nyiakannya. B
Yuda sedang kesal dengan Dinar karena perbedaan pendapat mereka. Apalagi Dinar kuekeh dengan keinginannya bertemu dengan pacar Daneen yang pernah bertemu dengannya. Walau Daneen tidak mengaku, tapi ia yakin itu adalah pacar Daneen.Ia tidak suka.Putrinya tidak mungkin bersama laki-laki seperti itu. Culun, lemah, dan cuma tukang ngepel di sekolah. Mau jadi apa anaknya di nikahkan dengan laki-laki tanpa masa depan begitu. Apalagi mengingat laki-laki itulah yang memukul Daneen di malamsepi itu.Meski sih dalam tekanan dan ancaman. Tapi masa di ancam begitu langsung memukuli perempuan. Di lawan dulu atau gimana lah. Masa diam aja. Pengecut.Tapi biarpun sudah 1001 cerita ketidak sukaan dirinya dengan lelaki itu, masih saja Dinar memberikan pembelaan. Dari yang masuk akal, sampai yang penting di bela, masa bodo gak masuk logika.Dinar bilang seorang laki-laki memang mengutamakan ibunya. Dan salah bila menyudutkan pacar Daneen itu hanya karena ia tak berani melawan. Semua orang punya level
Liburan yang di harapkan bisa membuat mereka tenang dan senang justru malah menjadi kejadian paling menyebalkan untuk Satria. Ia juga harus membawa pulang bekas pukulan di sudut bibirnya hasil pukul balas dari Aji. Tapi bisa di bilang juga Satria dan Ana puas dengan bulan madu mereka ini. Setidaknya ada beberapa moment mereka habiskan Bersama. Juga pengutaraan rasa cinta mereka. Sebelum menemui Ana kemarin, setelah masalah di selesaikan secara damai, Satria sempat menasehati Aji untuk berhenti mendekati istrinya, dan jangan membuat konten tidak mutu seperti prank-prank-an lagi. Lebih baik cari kerjaan tetap, sembari mengerjakan hobi membuat konten, tapi konten yang bermanfaat. Ana turun dari mobil mendahului Satria. Pastinya sudah tidak sabar menemui anak mereka yang tercinta. Ini kali pertama Tasya mereka tinggalkan berhari-hari. Ia menyusul Ana yang sudah duduk di samping Syafira. Ibu dari Ana itu tampak sibuk merajut. Entah apa yang mau di buatnya dari hasil rajutan itu. “Mana
Udara segar berembus menerpa kulit Ana. Secara alami ia tersenyum merasakan betapa nyaman lingkungan seperti ini. Bebas dari kebisingan dan polusi.“Ana?”Me timenya serasa terganggu begitu melihat seseorang di sampingnya. Entah kenapa Ana jadi merasa harus menoleh ke kamarnya. Dan ia jadi lega melihat sang suami yang masih tertidur.“Aku mau minta maaf dan berterima kasih sekali lagi sama kamu.”Ana mengangguk kecil. Ia mengerti Aji tak bermaksud jahat. Cuma tetap saja yang kemarin itu sangat tidak sopan dan mengganggu.Untungnya Satria mau menyelesaikannya dengan memaafkan Aji dan teman-temannya.“Aku, gak nyangka,” ujarnya dengan terjeda. Seolah yakin atau tidak untuk bicara.“Nyangka apa?”“Kalau berita kamu udah nikah itu bener.”Setelah lulus, inilah kali pertama mereka bertemu lagi. Banyak kabar yang sempat bersimpang siur tentang pernikahan Ana dari para teman-temannya. Terutama tentang Ana yang menikah dengan laki-laki seumuran dengan orang tuanya.“Iya. Aku udah nikah. Malah












Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Peringkat
Ulasan-ulasanLebih banyak