Share

516.Marah!

Penulis: Gibran
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-29 07:37:43

Beberapa waktu sebelum Gandi mendapatkan Tombak Banyu Biru, di atas Istana Abadi sana, Bara tengah berjuang dengan keras melawan pasukan Mayadwipa yang dipimpin oleh Bunisrawa. Pasukan besar itu sebagian telah tewas dan hanya menyisakan pasukan inti yang jumlahnya masih sangat banyak bagi Bara dan para pengikutnya.

Keadaan Bara dan para pengikutnya pun bahkan sudah mulai melemah karena kehabisan tenaga. Untungnya ada Meili Tian Zi dan Manguntur yang masih sanggup bertarung. Bahkan gadis kecil anak Bara dan Xue Ruo itu berhasil membunuh ribuan pasukan inti Mayadwipa dengan kekuatan Kubus Biru miliknya.

Bunisrawa yang hebat karena kekuatan Raksasa yang dia miliki pun merasa jeri menghadapi gadis kecil tersebut. Keadaan sebenarnya sudah dikuasai Bara dan para pengikutnya karena adanya Meili Tian Zi yang memang memiliki kekuatan di atas ayahnya sendiri. Sayangnya, keadaan yang sudah membaik itu harus terputar kembali saat Ratu Iblis itu datang ke tempat tersebut.<
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Geger Kahyangan   795. Kutukan Naga Membuka Langit

    Bara Sena menatap kearah Resi Darma yang tiba-tiba terdiam. Sementara itu, di Langit sana pertarungan antara tiga Naga es melawan dua Naga Putih masih berlangsung dengan suara bergemuruh dan getaran yang mengguncang danau besar tersebut. Dewi Amaira yang menjauh dari area pertarungan hanya bisa menatap Bara dan Resi Darma dengan perasaan yang sulit untuk di jelaskan. Satu sisi dia merasa khawatir dengan Pohon Jiwa yang tidak tahu akan digunakan untuk apa oleh pemuda itu, di lain sisi lain dirinya terpesona oleh wujud tampan sang Dewa Cahaya. "Anak muda, aku akui kau memang hebat. Bahkan bisa mengerahkan kekuatan es hingga membentuk wujud makhluk hidup yang bisa mengimbangi dua binatang jiwa miliku. Ini sungguh di luar nalar. Tapi, aku belum selesai... Aku akan mengerahkan kekuatan yang belum pernah aku kerahkan seumur hidupku. Aku tak tahu kau bisa menahannya atau tidak. Jika kau bisa bertahan dari serangan ini, maka...Tak ada yang bisa aku lakukan lagi untuk Pohon Jiwa itu dan hany

  • Geger Kahyangan   794. Resi Darma

    Mendengar jawaban dari Bara Sena, Resi Darma nampak terdiam namun kedua mata emasnya terus menatap ke arah pemuda tersebut dengan pandangan penuh selidik. Sementara Dewi Amaira sudah tak peduli dengan penyamaran Bara yang sempat membuat dirinya curiga. Yang dia tahu saat ini adalah, sosok Ki Sena ternyata bukanlah orang tua. Itu yang dia tak sangka-sangka sama sekali. Dalam hatinya jelas gadis itu merasa sangat senang melihat kenyataan tersebut."Jadi kau datang karena untuk Kerajaan ini? Anak muda, aku masih belum percaya dengan apa yang kau katakan. Karena ada banyak orang yang mengincar Pohon Jiwa ini. Apakah kau sudah tahu, kalau pohon ini diambil, Angkara Murka yang tersegel di gunung itu akan terlepas dan menciptakan bencana di dunia ini?" tanya Resi Darma."Sebagian besarnya aku sudah tahu itu dari Raja Anorang. Juga mengenai makhluk yang tersegel di gunung yang ada di belakang istana ini. Tapi, aku datang kesini bukan hanya untuk membantu kalian. Selain pohon jiwa, aku datang

  • Geger Kahyangan   793. Mata Emas

    Raja Anorang terlihat panik setelah tahu benteng yang dia anggap sebagai pertahanan Terkuat kini telah hancur dan musuh mulai berhamburan masuk ke dalam. Sementara, kedua putrinya dalam keadaan terluka parah karena perang tersebut meski keduanya sudah sama-sama berjuang keras membantai ribuan musuh."Ki Sena, kau tetaplah disini. Aku akan menghalau mereka semua. Amaira putriku, kau berjaga disini dan jangan biarkan pasukan musuh masuk ke dalam istana." kata Raja Anorang."Ayah...Apakah kau yakin akan menghadapi mereka?" tanya gadis cantik tersebut. Raja Anorang mengangguk. Dia menatap kearah Ki Sena yang nampak diam sambil mengelus jenggotnya."Orang tua ini, dia terlihat sangat tenang seolah tak terjadi apa-apa...Haaah, bagaimana pun dia hanyalah orang tua biasa yang tak seharusnya ada di medan perang. Putriku bisa menjaganya dengan baik," batin Raja Anorang kemudian dia melayang menuju ke pintu gerbang istana.Saat gerbang terbuka, para Pengawal yang sebelumnya berjaga di taman ista

  • Geger Kahyangan   792. Benteng Jebol

    Semua orang menatap kearah satu benda yang melayang di udara dan memancarkan cahaya keemasan. Anak panah merah yang masih berhenti setelah menghantam benda itu pun akhirnya hancur menjadi serpihan kecil yang hilang disapu angin.Ledakan yang tercipta dari panah itu telah memusnahkan ribuan mayat yang sebelumnya sudah menggunung disana. Bahkan beberapa ratus orang ikut lenyap oleh ledakan tersebut.Tak ada yang tahu, benda apa yang melayang di udara itu kecuali Bara Sena. Tentu saja karena benda itu adalah miliknya. Disaat semua orang terpana, Bara yang berada di dalam Istana hanya senyum-senyum kecil."Tameng Angkara memiliki kekuatan diluar nalar. Bahkan Panah Konta yang bisa membunuh Dewa sekuat apa pun tak berkutik setelah beradu dengannya. Benar-benar luar biasa," batin Bara.Setelah beberapa saat semuanya terdiam dan tertegun, akhirnya mereka semua kembali tersadar. Begitu mereka melihat Advika yang berada di bawah dan dalam keadaan terluka, ribuan prajurit Tiga Pedang Setan itu

  • Geger Kahyangan   791. Panah Pembunuh Dewa

    Arkhaz yang diutus oleh Pangeran Balavan muncul di barisan paling belakang pasukan Tiga Pedang Setan. Begitu dirinya muncul, dia langsung berlutut di hadapan seorang pria berambut putih yang duduk bersila di atas badak raksasa sambil memejamkan matanya. "Tuan Dharmendra..." "Aku sudah tahu. Jadi pada akhirnya Pangeran tidak menginginkan wanita itu bukan?" ucap pria yang tak lain adalah Jendral Dharmendra memotong perkataan Arkhaz yang belum selesai. "Benar Tuan. Wanita itu sudah membunuh ribuan prajurit kita. Dia harus mati," kata Arkhaz. Sosok Dharmendra tersenyum tipis sambil membuka matanya. "Baiklah kalau begitu. Sayang sekali, gadis itu memiliki aura aneh yang unik. Sepertinya cocok untuk dijadikan patung koleksi Raja," kata Dharmendra lalu dia bangkit berdiri. Tangan kirinya terangkat ke atas. Saat itu juga, muncul satu busur panah berukuran besar yang menyala merah. Arkhaz menatap tak berkedip kearah b

  • Geger Kahyangan   790. Pangeran Balavan

    Perisai Gaib raksasa itu menahan semua anak panah yang sudah menewaskan ratusan prajurit Pedang Tiga Setan. Para prajurit itu pun bersorak sorai setelah pemimpin mereka turun langsung mengatasi permasalahan yang ada."Pangeran Balavan sudah ikut membantu! Kita pasti akan menang!" teriak para prajurit.Panglima Suryadana menatap tak percaya melihat serangan yang dikerahkan oleh pasukan pemanah menjadi sia-sia."Pangeran Balavan...? dia memiliki pusaka pertahanan yang hebat...Kalau seperti ini, pasukan musuh bisa lebih cepat mendekat..." batin Suryadana.Para pemanah pun sudah mulai kesal karena serangan mereka tertahan oleh perisai Gaib berbentuk kelopak bunga tersebut."Panglima, apa yang harus kita lakukan!?' seru salah satu prajurit."Kalau kita terus menggunakan peledak dengan sia-sia, itu akan merugikan kita." kata prajurit yang lain. Suryadana tak menjawab. Dia tengah berpikir keras memecahkan masalah yang baru pertama dia h

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status