Bara Sena segera melepaskan belenggu yang menahan kekuatan jiwa miliknya. Saat itu juga cahaya emas terang memancar dari tubuhnya.
Duaarrr!!!Ledakan keras terdengar saat telapak tangan sosok pria tua itu menghantam perisai cahaya milik Bara Sena."Dewa Cahaya!? Huh! Kau akan mati di tempat ini!" ucap pria itu lalu dari dalam telapak tanganya keluar sebilah merah yang langsung menembus perisai cahaya tersebut. Bara pun dibuat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh pria itu. Dengan cepat dia segera menghindar saat pedang itu melesat kearah tubuhnya.Srak!Pedang merah itu menancap di tanah hingga tanah tersebut terbelah. Gubuk reyot itu pun hancur seketika oleh ledakan tenaga dalam. Bara melayang di udara sambil menatap sosok tersebut."Ternyata kau menjebakku dengan minuman itu. Akar Pembentuk Jiwa bisa merangsang kekuatan jiwa seseorang sehingga kau bisa melihat kekuatan milikku. Kau benar-benar Licik pak tua. Padahal akuBara menghujamkan kepala salah satu Dewi Kematian ke pasir hingga terjadi ledakan beruntun. Kepala Dewi tersebut memang tidak berdampak apa-apa saat di hujamkan ke pasir yang memang tidak memiliki bentuk keras seperti batu. Namun kekuatan api neraka pada tangannyalah yang membuat wanita itu berteriak kesakitan. Karena api itu membakar kepalanya hingga rusak parah dan tentu saja itu sangat menyakitkan. Di mata orang yang melihatnya, Bara terlihat sangat kejam dan bengis saat melakukan hal tersebut.Tiga Dewi yang lain terkejut mendengar Suara teriakan dan ledakan beruntun itu. Namun mereka Tidak bisa berbuat apa-apa karena ledakan cahaya masih membuat ketiganya tak bisa membuka mata. Karena begitu mata mereka terbuka, mereka akan mengalami buta sesaat yang bisa mengakibatkan mereka tak berkutik. Dan itu cukup berbahaya daripada mata terpejam."Sial! Apa yang sebenarnya terjadi!? Siapa yang sedang disiksa oleh orang itu!?" teriak salah satu Dewi Kematian. Dia bernama Melinoe."Dari suar
Sukma Geni melesat dengan cepat kearah Herakles yang sudah siap dengan Tubuh Naga Emas miliknya. Pertarungan jarak dekat antar keduanya tak terhindarkan lagi. Herakles menangkis serangan tinju Sukma Geni yang mengandung Api Brojomusti.Setiap kali tinju putri Batara Geni itu beradu dengan tinju Putra Zeus, gelombang api panas membara menyeruak disertai aura emas yang kuat. Dentuman demi dentuman terdengar membuat suasana di tempat itu benar-benar penuh dengan kekacauan.Herakles dengan tubuhnya yang terkenal kuat harus menghadapi gempuran dahsyat dari Sukma Geni yang memiliki tubuh senjata yang juga terkenal akan pertahanannya. Keduanya sama-sama mengandalkan tinju untuk bertarung. Bara yang ikut menyaksikan itu pun menjadi terpukau dan lupa terhadap Musai. Dia sempat lengah dan tak menyadari adanya serangan diam-diam dari Musai.Beruntung saat Dewa Obat itu menyerang dirinya, dengan cepat Bara menghindar. Musai yang tahu Bara sedang terluka tak memberinya kesempatan memulihkan diri.
Tiba-tiba langit bergemuruh setelah Teresa berhasil mengucapkan kalimat terakhir dari jurus Pembalik Jiwa miliknya. Dan sesaat setelah dia mengucapkan kalimat tersebut, tubuhnya meledak bersamaan dengan gelombang cahaya yang datang dari rantai ungu.Ledakan besar menghancurkan tubuh Teresa saat itu juga. Perisai emas milik Herakles ikut hancur lebur. Namun anehnya, ledakan itu juga terjadi pada tubuh Bara Sena yang berada di luar perisai. Dia terpental hingga puluhan tombak ke belakang dan jatuh bergulingan di atas pasir.Jurus Hantu Menari miliknya pun pudar saat itu juga. Bara tergeletak di atas pasir dengan napas memburu dan dalam keadaan tubuh penuh luka. Matanya menatap nanar kearah langit."Apa yang terjadi...? Kenapa tiba-tiba sesuatu meledak di dalam diriku...?" batin Bara sambil berusaha bangkit berdiri. Matanya menatap kearah depan dimana dua sosok Dewa dari Kahyangan Barat masih berdiri tanpa terluka sedikit pun. Namun dari wajah mereka terlihat gurat kemarahan karena seran
Herakles, Musai dan Teresa terkejut dengan munculnya tangan merah membara berukuran raksasa. Bahkan telapak tangan itu memiliki lebar yang setara dengan halaman istana Kerajaan besar."Apa ini!?" seru Musai dengan mata terbelalak.Herakles mendengus keras kemudian mengangkat tangan kirinya. Dari dalam telapak tangannya keluar cahaya emas terang yang kemudian membentuk kubah emas raksasa.Dang!Tangan merah raksasa itu menghantam kubah yang baru saja dibuat oleh Herakles. Teresa tak tinggal diam begitu saja. Dia menyadari, kegelisahan yang sejak tadi dia rasakan berhubungan dengan tangan merah raksasa tersebut."Aku akan menggunakan kekuatan milikku. Jadi, kalian lindungi diriku." kata Teresa. Herakles mengangguk sambil menahan hantaman tangan merah raksasa tersebut. Dia menduga-duga, siapa yang memiliki kemampuan sehebat itu hingga berani-beraninya menyerang tiga Dewa Kahyangan Barat seorang diri.Telapak tangan merah itu berusaha meremas kubah emas milik Herakles. Meski kubah itu kua
Dewa Bumi Ruka membelah pasir di bawah kakinya dengan kekuatan miliknya yang sudah dia rapal beberapa saat yang lalu. Pasir terbelah menjadi dua secara perlahan diiringi guncangan yang dahsyat. Dewa Laut Araka yang menciptakan perisai raksasa terlihat tegang saat melihat aura merah keluar dari celah raksasa yang tengah dipaksa untuk terbuka.Sung Wukong dan Jia Li pun sama-sama menatap tak berkedip menanti apa yang akan terjadi. Setelah celah terbuka dengan lebar hingga beberapa tombak, terlihat satu pemandangan yang luar biasa mencengangkan. Ternyata, di bawah pasir tersebut, ada satu dunia kecil dengan suasana yang sangat jauh berbeda dengan gurun pasir yang mereka pijak saat ini."Apa ini...? Pemandangan yang luar biasa!" seru Sun Wukong sambil celingukan kesana kemari. Tabiat binatang nya muncul seketika itu juga saat melihat alam yang hijau nan indah. Dia terlihat sangat bahagia. Itu terlihat dari wajahnya yang tak bisa tenang dan sangat ingin segera melompat ke bawah sana.Jia L
Area Lubang Neraka semakin menyempit menggiring para peserta untuk segera pergi menuju ke tempat yang aman. Namun bersamaan dengan itu, mereka bisa berhadapan dengan musuh atau bertemu dengan Binatang Iblis yang kuat.Sepeninggal Herakles, Musai dan Teresa, Bara kembali melanjutkan perjalanan menuju ke arah pusat yang berlawanan dengan badai hitam. Itu adalah arah yang juga ditempuh oleh Herakles dan kelompoknya.Setelah berjalan selama beberapa saat akhirnya Bara dan Manguntur tiba di gurun pasir yang sangat luas. Bara berhenti sejenak sambil menatap sekeliling. Hingga akhirnya mata pemuda itu tertuju pada satu titik. Dari jarak ribuan tombak dia melihat beberapa sosok melangkah di tengah gurun pasir yang tandus itu."Dia..." Bara menatap sosok-sosok tersebut. Salah satu dari sosok itu dia cukup mengenalnya. Itu adalah si cantik Dewi Angin Jia Li.Wanita yang pernah diselamatkan oleh Bara Sena beberapa waktu yang lalu itu kini bersama dengan beberapa orang. Salah satunya adalah Sun W