Bara Sena menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menatap kearah Agrera yang terlihat pucat.
"Kau ini makhluk yang aneh ya...Sudah aku beri kau kesempatan hidup, malah mencari mati..." ucap Bara sambil menyeringai. Tiba-tiba saja mata pemuda itu memandarkan cahaya emas disusul tubuh Agrera yang tersungkur di tanah akibat tekanan yang mendadak muncul dari atas langit.Brak!Tanah hancur oleh tubuh Agrera yang menekannya. Dia berteriak kesakitan meminta ampunan. Namun Bara sudah kesal karena rasa percayanya dihancurkan oleh manusia serigala tersebut."Aku akan mengambil sendiri cairan itu...Lebih baik, kau mati saja sekarang..Agrera..." kata Bara lalu dia mengangkat tanganya.Dari atas tubuh Agrera yang tengah ditekan oleh kekuatan tak terlihat itu muncul lingkaran merah."Tuan...Ampuni aku,...! Beri aku kesempatan sekali lagi! Aku akan menjadi budakmu!" teriak Agrera. Bara tersenyum sinis."Aku tak butuh budak yang suka berGandi menatap satu sosok bertubuh besar yang berdiri dengan tegap sambil menatap tajam kearahnya seperti harimau yang melihat mangsanya. Itu adalah sosok yang Gandi kenal meski mereka sebelumnya tak pernah saling berkenalan."Herakles..." batin Gandi sambil menatap waspada. Entah mengapa aura yang dia rasakan saat berhadapan dengan sosok besar itu, ada perasaan sedikit khawatir."Saudaraku Herakles. Kebetulan sekali kau datang di waktu yang tepat. Aku sedang mengalami masalah," ucap Triton. Sosok bertubuh besar yang tak lain adalah putra Zeus itu menyeringai kecil sambil melirik kearah Hong Xuan."Aku tahu itu. Kalau begitu, akan kubereskan masalah ini dengan tanganku sendiri. Kau cukup duduk dengan manis sambil menonton." sahut Herakles lalu tiba-tiba saja tubuhnya menghilang.Begitu muncul, sosok bertubuh besar itu sudah berada di belakang Hong Xuan."Pertama-tama, basmi dulu yang paling lemah!" ucap Herakles membuat Hong Xuan terkejut.
Gandi menatap Icarus yang sudah sekarat oleh cengkraman tangan tanah raksasa miliknya. Tubuh Naga Petir itu remuk hingga membuatnya kesakitan setengah mati. "Dia memanggilnya dengan sebutan Yang Mulia Trikala...? Apakah Trikala itu memiliki jabatan setara dengan Raja di Kuil Naga Petir..?" batin Gandi. Icarus tak bisa lagi bertahan karena sebagian besar tubuhnya telah hancur oleh cengkraman tangan tanah. Kepalanya pun terkulai lemas pertanda dia mulai kehilangan kesadaran. Sementara itu, Triton yang ada di balik batu besar masih menanti kedatangan Icarus dan Gandi. Namun setelah cukup lama tak kunjung datang, dia pun mulai gelisah. Begitu juga dengan Hong Xuan dan Ignitius yang menanti kabar dari Dewa Laut tersebut. Naga Petir itu nampak gelisah rekan satu kelompoknya tak juga ada pergerakan. Tiba-tiba saja sesuatu jatuh di belakang Ignitius. Brug! Naga Petir itu terkejut lalu menoleh ke belakang. Kedua matanya terbelalak melihat sosok Icarus yang tergeletak dalam keadaan sekara
Gandi menatap kearah depan sana dimana ledakan besar itu terjadi. Selama beberapa saat lamanya area itu diselimuti kekuatan dari Pukulan Sakti miliknya. Barulah setelah cukup lama, aura tersebut lenyap terbawa angin dan Gandi bisa melihat kubah merah yang dia serang sebelumnya.Kubah tersebut nampak hancur di beberapa bagian. Meski mampu membuat hancur sebagian kecil dari kubah tersebut, Gandi masih merasa kesal karena serangannya tak begitu membuahkan hasil. Dia yakin keempat Dewa itu baik-baik saja di dalam kubah aneh itu."Sial...Seandainya tidak ada harta yang melindungi mereka, sudah pasti pukulanku bisa membunuh mereka dalam sekali serang," batin Gandi sambil mengepalkan tangannya.Triton dan ketiga rekannya sama-sama menatap kearah bukit dimana Gandi berada. Para dewa itu merasa was-was karena mengira ada beberapa dewa yang menyerang dan mengepung mereka lalu melakukan serangan beruntun. Padahal yang sebenarnya mereka takuti, hanyalah seorang p
Ombak yang Menggulung keempat Dewa itu semakin kuat tekanannya hingga membuat mereka berempat mulai merasakan dampak dari kekuatan air milik Gandi. Meski mereka bertahan menggunakan Formasi Pelindung Naga Petir, tetap saja, tekanan air itu semakin membuat mereka cemas.Gandi mengangkat tinjunya ke udara."Hancurkan!" teriaknya keras disusul cahaya petir raksasa yang menderu ganas kearah empat Dewa tersebut.Petir itu menghantam air kemudian menjalar menjadi cabang raksasa yang menyambar perisai milik Icarus dan Ignitius.Blegaaarrr!Serangan Gabungan antara air dan petir membuat pertahanan hebat dua Naga Petir itu mulai goyah. Sambaran petir milik Gandi sangat kuat bahkan mampu membuat dua Dewa Naga Petir itu berlutut menahan serangan ganas dari langit.Hong Xuan dan Triton yang menyadari kekuatan dua Naga Petir itu tak cukup untuk menahan amukan petir milik Gandi akhirnya ikut mengerahkan segala upaya untuk membantu mereka berdua.Hong Xuan mengerahkan kekuatan angin sementara Triton
Gandi berhenti di atas bukit dengan napas memburu. Dia menatap kearah bawah sana dan melihat empat sosok Dewa yang tengah bertahan dari Hujan darah Yao Ling. "Yao Ling...Ada dimana dia...? Apakah jangan-jangan..." Gandi tak meneruskan kalimatnya. Kedua matanya menatap tajam kearah empat sosok yang ada di tepi danau hitam tersebut.Gandi merasa sangat yakin, Hujan darah itu adalah kekuatan Yao Ling yang mengorbankan dirinya untuk melakukan serangan terakhir melawan empat Dewa tersebut. Lawan yang jelas sulit dia kalahkan sendirian.Tinju Gandi terkepal membayangkan rekan satu kelompoknya di keroyok oleh empat dewa tersebut hingga memutuskan melakukan hal tersebut."Makhluk-makhluk keparat..." geram Gandi sambil mengerahkan kekuatan miliknya. Nampak cahaya kilat keluar dari tubuh pemuda itu.Langit yang merah oleh kekuatan darah Yao Ling tiba-tiba saja mengalami perubahan. Empat Dewa yang masih berada disana dengan perisai Gaib mereka dibu
Kembali ke Medan Perang Ilusi Lubang Neraka...Badai hitam penyempitan ruang yang pertama mulai bergerak memaksa para peserta turnamen maju ke tempat yang lebih aman. Mereka yang memiliki cairan Sumber Kehidupan masih bisa bertahan dari badai hitam tersebut selama beberapa saat. Namun para peserta itu jauh lebih memilih untuk menjauh dari badai hitam dan menggunakan cairan tersebut di saat-saat terakhir.Di suatu tempat, dimana terlihat danau hitam yang sangat luas, terlihat beberapa sosok tengah berdiri tepat di tepi danau hitam tersebut. Empat orang berdiri dengan mata menatap tajam kearah satu sosok yang terlihat kacau. Dari tampangnya, satu sosok pria muda berpakaian merah itu baru saja mengalami pertarungan Sengit yang tidak seimbang."Cih...kalian bekerjasama untuk melawanku...Apakah Dewa seperti kalian ini layak disebut sebagai Dewa terkuat?" cibir sosok yang tak lain adalah Yao Ling, putra Batara Geni dengan istrinya yang bernama Dewi Ling-Ling."Keturunan Naga Darah yang lang