Home / Romansa / Gelora Cinta Sang Mafia / Rasa Cinta Tersembunyi

Share

Rasa Cinta Tersembunyi

Author: Embun Senja
last update Last Updated: 2025-08-07 10:55:42

Langkah Antoni meninggalkan kamar Raka dan Adelia terasa berat. Hatinya bergemuruh, bukan karena marah tapi karena campur aduk yang tak bisa dijelaskan dengan logika.

Ia membuka pintu rumah dan berjalan menuju mobilnya. Tidak menoleh ke belakang. Tidak peduli suara tangis atau ketegangan yang tertinggal.

Ada satu orang yang harus ia temui malam ini. Satu racun yang harus ia tumpas dengan tangannya sendiri.

Dimas.

Rumah pria itu terletak di daerah sepi, dijaga dua orang preman yang hanya bisa saling lempar tatapan saat Antoni datang. Mereka tahu siapa Antoni. Mereka tahu tangan itu bukan sekadar tangan pengawal tapi tangan berdosa yang mampu merenggut nyawa tanpa suara.

Antoni masuk tanpa salam, tanpa basa-basi. Langsung menuju ruang tamu tempat Dimas duduk santai dengan rokok di tangannya.

Dan tanpa peringatan.

BUGGHH!

Tinju keras menghantam rahang Dimas, membuatnya terlempar dari sofa. Darah memancar dari sudut bibirnya.

"Antoni, gila kau?!" bentaknya.

BUGHH!

Satu pukulan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gelora Cinta Sang Mafia    Akhir Cerita

    Raka hanya tersenyum, di matanya ada kerinduan yang amat dalam terhadap Antoni, namun tidak pernah ia ungkapkan. "Aku juga tidak pernah memberi kabar padanya, aku sangat sibuk, dia juga pasti sibuk, meskipun tidak memberi kabar tapi hubungan hati selalu terikat." Adelia tiba-tiba pergi dari pangkuan Raka, ia duduk di sofa sambil menatap mata suaminya itu. "Apakah ikatan hatimu sangat kuat padanya?" tanya Adelia. "Adelia, Antoni tumbuh besar denganku, sejak kecil kami selalu bersama, kami tahu kap gyan waktunya akan bicara." Adelia pun diam, tapi kenapa hatinya merindukanmu sosok yang tidak asing bagi suaminya?" "Mungkin dia juga merindukan mu!" Raka tersenyum, mereka pun jalan-jalan ke mall sebelum pulang ke rumah, Adelia ingin membeli beberapa barang dan makanan untuk stok di rumah jika Raka sangat sibuk sehingga tidak bisa menemaninya belanja. Adelia pun tidak lagi memikirkan apa yang dia rasakan saat di kantor setelah melewati ruang kerja Antoni dulu. Ia pun sibuk

  • Gelora Cinta Sang Mafia    Setelah 5 Tahun

    Malam itu, setelah semua kekacauan berlalu, tak terasa 5 tahun berlalu tanpa terasa, hanya seperti hembusan angin, namun banyak yang sudah dilalui Adelia, dan banyak pelajaran yang ia ambil dari masalah yang terjadi padanya. Raka melihat Adelia duduk di meja rias, tatapan itu sangat tajam seolah ujung sembilu menusuk kedua matanya. "Adelia, kenapa tidak turun ke bawah? apa kau tidak makan?" tanya Raka sambil mengelus-elus punggung Adelia. Adelia menggenggam tangan Raka, lalu ia membalikkan badannya. "Biarkan aku berada di pelukan mu hingga aku tidur, aku hanya butuh itu." Adelia pun jatuh ke pelukan Raka. Nafas Raka memburu, jantungnya berdegup pelan, ia menghela nafasnya. "Maafkan aku Adelia, selama bertahun-tahun ini kau masih merasa dihantui masalah masa lalu, tapi aku akan terus melindungi mu semampuku." batinnya. Raka membawa Adelia ke atas ranjang, membaringkan tubuhnya disana dengan pelan. mata meraka menyatu, Adelia mampu merasakan detak jantung Raka. Adelia

  • Gelora Cinta Sang Mafia    Mengakhiri salah paham

    Raka duduk di kursinya, matanya terpaku pada layar ponsel.Di layar itu, nama Adelia muncul, dan hatinya terasa berdebar entah karena gugup atau karena rasa bersalah yang sejak kemarin terus menghantuinya. Ia baru saja menghubungi istrinya untuk mengajukan pertanyaan yang sebenarnya ia tak berani tanyakan sebelumnya.“Del…,” suara Raka terdengar berat. “Selama aku menghilang setahun penuh, apa Antoni pernah mengecewakanmu? Pernah membuat hatimu terluka?”Di ujung telepon, Adelia terdiam sejenak. Suara napasnya terdengar pelan, seolah menimbang kata-kata. Lalu, dengan nada lembut namun tegas, ia menjawab, “Tidak, Ka. Antoni justru menjaga aku dan Delara seperti keluarganya sendiri. Dia selalu ada setiap kali aku butuh bantuan. Bahkan saat aku tidak meminta, dia tetap datang memastikan kami aman.”Raka menggenggam ponselnya lebih erat. Kata-kata itu seperti hantaman di dadanya. Ia teringat semua momen di mana ia membiarkan prasangka menutupi akal sehatnya. “Aku… aku sudah terlalu keterl

  • Gelora Cinta Sang Mafia    Penjelasan Demi Kebaikan

    Langkah kaki Antoni terdengar berat saat ia memasuki ruang kantor Anggana Grup. Wajahnya pucat, napasnya teratur tapi jelas mengandung beban pikiran yang berat. Beberapa karyawan yang sedang melintas berhenti sejenak, saling berbisik.Mereka masih mengingat jelas bagaimana dua orang terdekat di perusahaan itu, Raka dan Antoni selama ini seperti saudara sendiri. Tapi beberapa hari terakhir, keduanya nyaris saling pukul, bahkan tatapan mereka pun penuh ketegangan.“Itu dia Antoni. Kira-kira dia mau apa ke ruangan pak Raka?” bisik salah satu staf, mencoba menyembunyikan rasa penasaran di balik tumpukan berkas.Yang lain menjawab pelan, “Aku dengar mereka bertengkar hebat. Padahal sebelumnya nggak pernah ada masalah.”Antoni mengabaikan bisik-bisik itu. Ia tidak datang untuk membela diri di mata karyawan, tapi untuk menyelamatkan sesuatu yang jauh lebih penting, hubungan dan kepercayaan yang telah ia bangun bersama Raka selama bertahun-tahun.Sampai di depan ruang kerja Raka, ia menarik n

  • Gelora Cinta Sang Mafia    Kelicikan Menjadikan Perkelahian

    Dimas menekan nomor Antoni, duduk dengan posisi santai di kursi kantornya. Namun nada bicaranya dingin dan penuh ancaman. “Kalau kau tidak menemuiku besok, aku akan katakan pada Raka kalau kau jatuh cinta pada Adel.” Antoni terdiam. Tangannya langsung mengepal, otot rahangnya menegang. Ia menatap kosong ke depan, mencoba mengatur napas agar emosinya tidak meledak. “Jangan macam-macam, Dimas,” jawabnya dengan nada berat, setiap kata keluar seperti ancaman balik. “Terserah kau percaya atau tidak,” balas Dimas santai. Suaranya tenang, namun di balik itu ada niat jahat yang jelas terasa. Tanpa memberi kesempatan bagi Antoni untuk bicara lagi, ia menutup telepon begitu saja. Antoni menatap layar ponselnya yang kini gelap. Suasana di ruangannya terasa makin sempit. Ia berjalan mondar-mandir, pikirannya berpacu. Ia tahu Dimas sedang memancingnya. Selama ini, Dimas memang selalu bermain dengan cara kotor menekan lawan, memanfaatkan celah. Setelah menimbang-nimbang, Antoni memutuskan unt

  • Gelora Cinta Sang Mafia    Rencana Jahat Semakin Panas

    Dimas tidak senang karena Raka dan Antoni tidak bertengkar seperti yang ia harapkan. Ia sudah menunggu kabar itu berhari-hari, berharap benih kebencian yang ia tanam bisa tumbuh menjadi masalah besar. Tapi kenyataannya, hubungan mereka masih utuh. Raka bahkan masih terlihat tenang saat bersama Antoni, dan itu membuat Dimas semakin kesal. Duduk di ruangannya, Dimas memandang layar ponsel sambil mengetuk-ngetukkan jarinya di meja. “Berarti semua rencanaku kemarin tidak berhasil,” geramnya dalam hati. Ia memikirkan kembali semua langkah yang sudah ia lakukan, bunga misterius, pesan yang dibuat untuk memicu kecurigaan, bahkan gosip yang ia sebarkan. Tidak ada yang membuahkan hasil. “Kalau begitu, aku harus buat langkah yang lebih kejam.” Di rumah, Adelia duduk sendirian di ruang tamu. Di depannya ada cangkir teh yang sudah dingin karena terlalu lama tak tersentuh. Pandangannya kosong, tapi pikirannya sibuk memikirkan semua kejadian yang menimpa mereka akhir-akhir ini. Ia merasa sedih ka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status