LOGINSetelah Liora tertidur, dia keluar dari kamar, dia mengecek Leon yang tadi sepertinya masih berada di ruang tengah. Dan benar saja, ternyata Leon malah masih meting bersama karyawannya lewat online. Melihat Tasya menghampirinya akhirnya Leon mengakhiri metingnya dan menutup laptopnya. "Liora sudah tidur?" Tanya Leon yang jelas saja senang karena Tasya menghampirinya tanpa dia minta. "Aku tidak akan datang kepadamu jika dia belum tertidur." Tasya naik ke atas pangkuan Leon dan bahkan mengalungkan tangannya ke leher kekasih duda-nya ini. "Sejujurnya aku takut, bagaimana jika suatu hari nanti Liora tidak mau menerimaku? Apa kau akan meninggalkanku?" Tasya tiba-tiba saja kepikiran hal lain karena mengingat Liora tidak mau memiliki ibu sambung. Bukannya menjawab, Leon meraih bibir Tasya dan mempermainkannya sebentar. "Tidak akan." Jawab Leon lalu memeluknya. Tasya sendiri akhirnya juga membalasnya dan semakin menyandarkan kepalanya di dada Leon. "Aku mengakui jika hibung
Liora kini sedang berada di belakang villa melihat ayahnya yang sedang berlatih menembak. Dia bersama Tasya yang juga bersantai Di sana, Villa ini memang lumayan lengkap, di mana di sana ada olahraga memanah, menembak, dan bahkan golf. "Nat, aku tadi bermimpi sangat aneh. Bahkan aku bermimpi soal dirimu." Ucap Liora yang membuat Tasya menoleh. "Mimpi apa?" Tasya bertanya karena penasaran saat Liora menyebut dirinya. Liora terkekeh lalu menggaruk dahinya sebentar. "Bermimpi kau sedang berciuman dengan Daddy-ku." Perkataan Liora membuat Tasya terbatuk, "A-apa?" Tangan Tasya bahkan seketika menjadi dingin karena perkataan Liora. "Apa Liora melihatku dan Leon?" Batin Tasya yang menjadi sangat takut, meskipun saat itu mereka tidak melakukan apapun, namun mereka berciuman cukup lama. "Untuk itu aku bilang aneh, mimpiku tapi seperti nyata tau," "Kau gila! Mana mungkin aku berciuman dengan ayahmu." Tasya jelas saja mengelak dan merasa tidak siap untuk mengakuinya. Sedangkan
Tasya kini sudah berada di mobil di mana ada Liora san Leon di sana.Leon sengaja menyetir sendiri dan mengajak mereka ke salah satu villa miliknya yang ada di kota lain."Jika kau sudah berada di sana, kau tidak akan mau pulang, di sana pemandangannya sangat indah, bahkan suasananya juga sejuk," sedari tadi Liora bercerita tentang villa yang akan dia kunjungi setelah ini karena memang villa itu juga menjadi tempat favoritnya.Tasya hanya tersenyum dan hanya sesekali menanggapi perkataan Liora.Dia melihat ke depan di mana Leon sedang melihatnya dari arah spion.Tasya langaung memutuskannya dan fokus dengan Liora lagi karena dia takut kepergok oleh Liora yang sedang saling pandang dengan Leon.Tasya sempat tertidur sebentar namun lalu terbangun ketika ternyata mobilnya berhenti di pengisian bahan bakar."Apa sudah sampai?" Tanya Liora yang juga terbangun."Belum, kita ada di pengisian bahan bakar. Ayahmu sedang keluar, setelah ini aku ke toilet, kau mau turun juga?" Tanya Tasya namun
Natasya kini ada di kamar adiknya untuk membantunya mengganti bajunya. "Kau sudah memiliki kekasih, Kak?" Pertanyaan Noah membuat Tasya menghentikan aktifitasnya. "Tidak," Tasya brbohong karena dia sendiri belum siap mengatakan yang sebenarnya, apalagi saat keluarganya tau jika dirinya sedang menjalin hubungan dengan seseorang. "Kau tidak pandai berbohong, Kak. Entah kenapa aku merasa ada yang kau sembunyikan dariku dan Tante Thresa." Ucap Noah pada akhirnya mengatakan apa yang dia rasakan selama ini. "Kakak hanya dekat dengan seseorang, tapi karena belum pasti, jadi kakak belum mengatakan ini kepada kalian." Tasya terpaksa mengatakan itu karena dia tidak ingin adiknya semakin curiga dengannya. "Lalu kakak nanti bekerja?" Tanya anoah karena biasanya kakaknya akan bekerja saat malam meskipun akhir-akhir ini sedikit aneh karena Tasya seperti bekerja terserah dia. "Tidak! Kakak libur." Tasya yang memang tidak ada janji dengan Leon mengatakan libur. "Sebeanrnya jika malam, k
Sore hari, Leon mengantar Tasya pulang dan menurunkannya di kejauhan rumah Tasya seperti biasa. "Nanti malam menginaplah lagi di mansion," ucap Leon yang membuat Tasya melotot. "Tidak! Kau akan keenakn nantinya." "Bukan hanya aku, kau juga keenakan, jangan mengelaknya." Godanya yang membuat Tasya terkekeh namun tidak menjawabnya. "Jangan nakal, kau sekarang bukan hanya sugar daddy-ku. Tapi kau milikku." Tasya menarik baju Leon ketika dia mendekat dan ingin menciumnya. "Ya, aku memang milikmu," Leon benar-benar gemas bahkan ingin sekali menggigit bibirnya. Tasya terkekeh dan akhirnya mencium kekasih dudanya ini, jelas saja Leon langsung membalasnya. "Bisakah malam ini kita bertemu, Sayang?" Leon selalu terpancing jika sudah begini bersama Tasya dan selalu menginginkan bersamanya. "Nanti malam aku harus di rumah, kita bertemu lagi besok," Tasya memang tidak bisa selalu keluar malam karena bagaimanapun keluarganya juga membutuhkannya. Leon terpaksa menurutinya karena di
Tasya dan Leon saking pandang dan jelas saja langsung berdiri, bahkan Tasya sangat panik karena Liora semakin mengetuk pintunya. "Hei, jangan panik!" Leon bukannya takut tapi malah merasa lucu dengan ekspresi Tasya. "Apa maksutmu? Di depan ada putrimu, bagaimana jika dia tau kalau aku ada di sini. Jelas dia akan curiga karena kau mengunci pintunya. "Dia nantinya akan jadi putrimu." Leon malah semakin menggoda Tasya yang membuat dia melotot. "Ck! Jangan membahasnya sekarang, aekrang aku sembunyi di mana?" Tanyanya yang panik. "Aku akan sembunyi di kamar pribadimu." "Eh tidak-tidak! Mana tau dia nanti masuk ke sana, aku— "Daddy!" Suara Liora semakin keras yang membuat Tasya panik, "Kemarilah," ucap Leon yang menarik Tasya dan menyembunyikannya di bawah mejanya yang membuat Tasya terkejut. Dia ingin keluar namun Leon malah sudah menekan remotnya sehingga Liora langsung masuk ke dalam. "Kenapa Daddy menguncinya?" Tanya Liroa kesal karena dia bahkan sampai di lihat o







