Apakah mereka akan jatuh cinta? Atau Collin malah semakin memikirkan Angela setiap melihat Nadine?
“Dia benar-benar pergi …,” lirih Nadine, menatap nanar mobil Collin yang menjauh dengan cepat.Selama tinggal di negara asing ini, Nadine dan temannya selalu pergi diantar James atau anak buah Volker lainnya. Dia belum hafal jalanan di area ibu kota, apalagi jalan yang menuju gedung perusahaan Smith Group.Sambil menyusuri trotoar, dia mencari lokasi perusahaan Smith Group di internet. Kemudian menuju halte bus yang tak jauh dari lokasinya.Untungnya, Nadine menyimpan uang saku dari Billy. Asher memang mengambil alih semua biaya pengobatan ibu dan keluarganya, namun dia hanya diberikan fasilitas, dan Collin akan menjadi orang yang bertanggung jawab memberi uang bulanan padanya.Nadine akhirnya terlambat lima menit sampai di kantor. Sesampainya di lantai ruang kerjanya, waktu pun telah berjalan lebih dari sepuluh menit. Dia berjalan cepat menuju ruangannya, melewati Collin yang sedang bicara dengan karyawan di dekat pintu, dan tak menyapa. Lebih tepatnya, Nadine sengaja mengabaikan Co
Meski hanya pernikahan yang entah kapan dapat berakhir, Nadine tetap gugup menjalaninya. Hanna memandu Nadine ke arah Collin.Asher segera diam begitu melihat menantunya. “Apa kau sudah siap?”Nadine mengangguk. “Iya, Tuan.”Tidak! Dia tidak akan pernah siap!“Jangan memanggilku tuan kalau hanya ada kita. Kau sudah jadi menantuku sekarang. Panggil aku dan istriku dengan papa dan mama.”“Tsk! Jangan kebanyakan drama! Cepat selesaikan ini!” sergah Collin.Collin bahkan tak melirik pada Nadine. Sengaja tak mau memandangnya.Namun, setelah mereka melakukan ritual pernikahan sakral dan menandatangani dokumen pengesahan, Collin terpaksa menatap wanita itu.Collin sedikit terkejut. Nadine begitu mirip dengan Angela yang berdansa dengannya waktu itu!Apakah dari matanya? Bibirnya? Atau hanya karena riasan dan gaun pengantin yang dipakainya?Manik biru Collin naik turun memeriksa wajah cantik Nadine. Namun, setelah sadar, dia kini melihat jelas bahwa wanita di hadapannya bukan sosok wanita yan
“Suamiku … suamiku … cepat ke sini!” panggil Angela tanpa melihat Claus.Claus berdecak malas, tapi langsung mendekati istrinya. Dia perlu sesekali bersikap acuh tak acuh walaupun nyatanya tetap menurut.“Kenapa? Tidak bisakah kau tidak merindukanku sebentar saja?”Angela melirik dengan satu sudut mulut terangkat. “Lihat di bawah sana! Mereka mengangkut barang-barang Collin! Apa papa mengusirnya?”Claus mengangkat kedua alisnya. “Sungguh? Apa papa yang memberi tahu?”“Ck! Aku bertanya padamu karena tidak tahu!”Claus malah sibuk membelai pinggang istrinya. Wajahnya mendekat, menghirup ceruk leher Angela. “Kau wangi sekali, istriku. Apa kau sedang merayuku?”“Claus!” Angela mendorong Claus. “Aku serius!”“Untuk apa memikirkan Collin? Mau dia pindah ke bulan pun tidak ada hubungannya dengan kita!”Angela sungguh tak tahan dengan tingkah suaminya. Claus selalu mencuri kesempatan menempel-nempel padanya, padahal kemarin Claus menghilang bersama Rangga sampai pria itu pulang ke negaranya.
Collin mencebik. Pria itu tak lain adalah musuh bebuyutan si Kembar Smith. Mereka selalu beradu mulut setiap kali bertemu, bahkan dia pernah berkelahi dengan Claus ketika mereka masih remaja. Dan pria itu tak lain adalah putra pertama Nora, Vino. “Mau apa kau ke sini?” Vino mengedikkan bahu. “Papamu tampaknya sangat mengagumiku sampai menemuiku secara pribadi untuk memintaku membantu proyek barunya.” “Proyek baru?” gumam Collin. “Anehnya, kenapa Paman Asher tidak memberikan proyek besar ini padamu? Claus jelas sibuk dengan proyek besarnya bersama perusahaan Volker, serta sibuk memanjakan istrinya.” Wajah Collin mengernyit tak suka. Apakah karyawan yang akan bekerja dengan Nadine adalah Vino? “Jangan sombong! Papa hanya memberimu proyek biasa! Ah … tapi, mungkin kau menganggap proyek itu sangat besar karena perusahaanmu hanya pernah menangani proyek biasa-biasa saja.” Vino tersenyum sinis. Collin tak tahu apa-apa rupanya. “Aku tidak punya waktu mengobrol denganmu.” Collin pun k
Rencana itu terdengar mudah. Pada kenyataannya, Nadine bahkan tak berani menatap mata Collin. Dia hanya mengikuti pria itu ke mana-mana sesuai perintah Asher.“Kau tidak perlu berada di sampingku terus-terusan!” Collin semakin jengkel dengan keberadaan Nadine. Sejak pagi sesampainya di kantor, Nadine selalu ada di sisinya, berdiri di belakang kursinya, mengikuti ke mana-mana, bahkan sampai menunggu di depan toilet!Wanita itu sungguh merusak pemandangan Collin!“Tapi, Tuan Asher berkata—”“Apa kau tidak tahu caranya bekerja?! Selesaikan pekerjaanmu sendiri! Kau tidak harus mengikutiku dan hanya diam seperti orang tidak berguna!”“Anda belum memberi saya daftar pekerjaan.”Nadine tak tahu harus berbuat apa. Dia lulus dari jurusan administrasi perkantoran, namun sejak datang ke kantor, Collin hanya mengabaikannya. Tak ada orang yang memberi tahu tugasnya.Karyawan yang ada di divisi Collin pun tak tahu bahwa Nadine adalah karyawan baru. Collin biasanya memperkenalkan karyawan baru dan
Collin tak mempermasalahkan pekerjaannya. Namun, “Bagaimana aku bisa bertemu mama kalau tidak boleh pulang ke sini?!”Asher mencegah Collin kembali ke rumah karena dia mulai mencurigai bahwa ucapan Julian benar. Dia tak akan lengah lagi, sebisa mungkin melindungi rumah tangga Claus dan Angela.Asher biasanya membiarkan apa pun tindakan anak-anaknya selama mereka mau bertanggung jawab. Claus pun sudah dewasa dan pasti bisa melindungi rumah tangganya sendiri.‘Aku sepertinya semakin mulia semakin bertambah usia. Aku akan melindungi keluargaku.’ Asher mengangguk sependapat dengan pikirannya sendiri.“Laura bisa mengunjungimu sewaktu-waktu. Bukankah kau ingin merahasiakan pernikahanmu dari siapa pun? Kalau kau datang ke sini, bagaimana kalau ada yang curiga kau sudah menikah?” Asher tersenyum miring.“Tapi—”“Kalau kau tidak bisa menyanggupinya, lebih baik mengadakan pesta besar sekalian! Kau juga tidak perlu tinggal di apartemen dan bisa tetap tinggal di rumahku. Ingat, rumah ini masih m