Asher Smith adalah pria yang dingin dan arogan. Setiap perkataannya adalah kemutlakan yang harus dipatuhi oleh semua orang.
Sejak bertemu Laura Hartley, Asher Smith menjadi pria yang sangat berbeda. Tanpa terduga, pria itu dapat menunjukkan kehangatan, sisi manis, dan penuh kasih sayang.
Suatu hari, muncul sosok bertudung gelap menghampiri Asher Smith. Sosok itu mengaku sebagai penggemar kisah hidupnya.
“Tuan Asher, saya selalu tertarik dengan kisah hidup Anda yang dipenuhi petualangan membara. Tolong izinkan saya menulis cerita tentang kehidupan Anda!”
Asher Smith dengan angkuh berkata, “Kau seharusnya memperkenalkan dirimu lebih dulu sebelum minta sesuatu! Lagi pula, siapa kau minta-minta padaku?!”
Sosok itu kesal dengan cara bicara Asher yang menyebalkan, tapi masih menunjukkan senyuman.
“Saya hanya seorang penulis pemula, tapi saya akan mengerahkan segala kemampuan saya untuk menuliskan cerita tentang perjalanan hidup Anda yang mendebarkan!”
“Hmm … akan aku pikirkan dulu.”
Hari itu, Asher Smith memutuskan bekerja sama dengannya. Dia menceritakan dengan detail tentang masa muda, pekerjaan, serta kehidupan cinta yang menggairahkan dan membara seperti letupan lahar gunung berapi. Tentu saja, si Penulis pun jadi sering berlebihan merangkai kata berkat kesombongan Asher.
Cerita Asher Smith akhirnya berakhir dengan bahagia. Namun, Asher tak puas karena cerita tentang anak-anaknya langsung diakhiri begitu saja.
Asher lantas mencari si Penulis.
“Aku tahu, ada banyak pembacamu yang penasaran dan masih tergila-gila padaku! Ada beberapa di antara mereka yang sampai ingin merebutku dari Laura! Karena itu, tuliskan kisah cinta si kembar supaya kerinduan mereka padaku sedikit terobati!”
“Tapi, saya sedang sibuk, Tuan. Lain kali saja, ya?”
Penulis punya pekerjaan lain, tak hanya menuruti perintah Asher Smith. Namun, Asher Smith tak mau tahu!
BRAK!!!
Asher menggebrak meja. Entah bagaimana meja itu tiba-tiba muncul di sebelahnya.
“Aku tidak peduli dengan kesibukanmu! Kau harus menuliskan cerita tentang si kembar, putra-putra geniusku!”
Pada akhirnya, Penulis menyerah dan mulai menuliskan kisah cinta si kembar yang penuh lika-liku. Dalam prosesnya, dia membaca beberapa komentar pembaca yang menginginkan cerita itu berakhir sampai si kembar mempunyai keturunan.
“Tapi, ‘kan, mereka belum punya anak. Apa aku harus menulis sekuel lainnya?”
Namun, rupanya Asher juga membaca sebagian besar komentar itu!
Asher menghubungi Penulis setelah memutuskan sesuatu.
“Sudahi saja cerita si kembar! Tidak perlu sepanjang ceritaku supaya para pembaca tidak berpindah ke lain hati! Dan jangan sampai membuat cerita tentang cucu-cucuku! Karena pada saat itu, aku pasti sudah tua atau mati!”
“Baik, Tuan Asher!”
Sebelum pergi, Asher tersenyum sinis sambil menatap Penulis. Namun, rupanya Penulis sempat salah mengartikan senyumannya.
Asher ternyata sedang tersenyum tulus!
“Katakan pada mereka kalau aku sedikit mencintai mereka semua …. Sedikit saja. Karena cinta terbesarku hanya untuk Laura!”
“Mereka … siapa?”
Asher berjalan pelan meninggalkan Penulis sambil menyebut nama-nama ….
“Maranta … Lullaby … Yu Mi … Nani … Amelia … Fitri … Dwi … Iche … Asna … Sintia …, dan yang lain ….”
“Itu, ‘kan, nama kakak-kakak pembaca!”
“Mulutku bisa berbusa kalau mengucap nama mereka satu persatu!”
Asher melambaikan tangan tanpa menoleh ke belakang.
“Ingat … jangan pernah lupakan aku! Karena hanya aku, Asher Smith, satu-satunya pria yang memesona di dunia! Hahaha!!”
…
Setelah kepergian Asher Smith, Penulis merasa sangat lega karena tak ada orang menyebalkan yang mengganggu. Di sisi lain, Penulis merasa kesepian tanpa Asher. Terkadang, Penulis ingin membuat cerita yang berbeda dengan tokoh Asher. Tapi, Penulis takut oleh amukan Laura! Haha~~
Dengan begitu, berakhirlah cerita tentang kehidupan Keluarga Smith ini.
Terima kasih untuk para pembaca semua yang sudah mengikuti cerita ini sampai akhir! Seperti kata Asher, Penulis tidak bisa menyebut satu persatu nama kalian, yang jelas … terima kasih banyak, semuanya, untuk dukungan kalian!
Nantikan cerita lain tanpa Asher Smith! ^^
.
.
.
Asher tiba-tiba muncul dan berbisik, “Jangan buat tokoh utama pria yang lebih baik dariku!!’
“…”
Asher kemudian tersenyum pada pembaca. “Nantikan karya lainnya dari penulis ini! Dan maaf telah membuat kalian, para pembaca wanita, patah hati! Aku tidak bisa memberi kalian kesempatan karena hatiku hanya untuk Laura! Selamat tinggal! Hahaha!”
Salam hangat,
<del>Asher Smith</del>
VERARI
Asher Smith adalah pria yang dingin dan arogan. Setiap perkataannya adalah kemutlakan yang harus dipatuhi oleh semua orang.Sejak bertemu Laura Hartley, Asher Smith menjadi pria yang sangat berbeda. Tanpa terduga, pria itu dapat menunjukkan kehangatan, sisi manis, dan penuh kasih sayang.Suatu hari, muncul sosok bertudung gelap menghampiri Asher Smith. Sosok itu mengaku sebagai penggemar kisah hidupnya.“Tuan Asher, saya selalu tertarik dengan kisah hidup Anda yang dipenuhi petualangan membara. Tolong izinkan saya menulis cerita tentang kehidupan Anda!”Asher Smith dengan angkuh berkata, “Kau seharusnya memperkenalkan dirimu lebih dulu sebelum minta sesuatu! Lagi pula, siapa kau minta-minta padaku?!”Sosok itu kesal dengan cara bicara Asher yang menyebalkan, tapi masih menunjukkan senyuman.“Saya hanya seorang penulis pemula, tapi saya akan mengerahkan segala kemampuan saya untuk menuliskan cerita tentang perjalanan hidup Anda yang mendebarkan!”“Hmm … akan aku pikirkan dulu.”Hari itu
Angela dan Nadine menyelamatkan Jolie dari siksa bercampur kenikmatan di ranjang. Mereka khawatir pada Jolie yang kemarin sempat bersedih, lalu mengajak Jolie menghabiskan waktu bersama.Sesampainya di rumah Duke, mereka dikejutkan oleh Duke yang masih di rumah, dan hanya memakai baju santai. Duke membuka pintu depan sambil membawa cangkir kopi.“Masuklah. Jolie sudah menunggu di dalam.”“Duke? Bukankah kau sudah mulai bekerja? Jolie bilang, kalian akan pergi bulan madu setelah pekerjaanmu selesai.” Angela sampai ingat tanggal keberangkatan bulan madu mereka karena bersamaan dengan rencana bulan madu Collin dan Nadine yang tertunda. Tentu saja karena Claus yang masih sesekali merajuk ingin ikut liburan.“Aku akan ke kantor nanti. Apa kalian mau pergi ke luar? Bisakah kalian menghabiskan waktu di rumah saja? Aku akan menyediakan apa pun yang kalian butuhkan.”Duke berjalan di depan Angela dan Nadine, mengantar mereka ke tempat Jolie.Nadine menyikut Angela sambil menaik-turunkan alis,
Claus dan Collin saling melirik dengan seringai licik. Mereka belum lama datang untuk menjemput para istri. Duke mengantar mereka ke ruangan itu. Mereka justru mendengar sesuatu yang mengejutkan dan menyenangkan untuk menggoda Duke.“Astaga … ya ampun … ternyata Kakak kita ini masih perjaka!”Duke mematung, enggan berbalik menyahut olokan Claus. Dia masih memikirkan keluhan Jolie sampai tak bisa berkata-kata.Duke bukan tak mau menyentuh Jolie, tapi takut menyinggung atau menakuti Jolie jika ternyata wanita itu belum siap melakukannya. Dia pun menginginkannya, setelah mendengar Billy dan si kembar selalu membicarakan kegiatan panas di ranjang. Telinga Duke seperti berdarah karena mereka membicarakan itu sepanjang waktu. Tubuh Duke jelas bereaksi ketika tidur satu ranjang dengan Jolie, tapi dia ragu memulai. Karena itu, dia pura-pura tidur lebih dulu.“Duke, kita ke tempat lain dulu.”Collin merangkul Duke, membimbing ke ruangan lain. Dia terlihat benar-benar prihatin.Duke seakan ter
Jolie Foster dan Duke Volker telah menyelenggarakan pesta pernikahan empat hari lalu, namun mereka belum sempat menuntaskan malam pertama. Mereka disibukkan oleh tamu dari keluarga Duke yang berasal dari negara lain. Keluarga besar Volker begitu banyak sampai mereka kewalahan menjamu tamu.Hari ini adalah hari terakhir keluarga besar Duke tinggal di kediaman Billy Volker yang ada di negara ini. Angela dan Nadine juga datang membantu Jolie menemani keluarga Duke untuk yang terakhir kali. Mereka berharap hubungan kedua keluarga membaik seiring berjalannya waktu. Karena itu, mereka mewakili keluarga Smith datang menyapa.Seusai pertemuan dengan keluarga besar Volker, mereka bersantai sambil menikmati camilan. Angela dan Nadine menanti suami mereka datang menjemput.“Jolie, apa kau dan Duke sungguh belum melakukan malam pertama kalian? Tadi, Nyonya Aurora sempat membicarakan itu dengan bibi Duke saat aku dan Nadine bersama mereka. Mereka hanya menduga-duga karena kau dan Duke selalu mas
Pernikahan Collin dan Nadine sebelumnya hanya disahkan dalam selembar kertas. Mereka mengucap janji suci pernikahan di apartemen dan Collin juga tak begitu bersungguh-sungguh.Namun, sekarang Collin gugup setengah mati setelah berdiri di depan pintu ruangan pesta.Mereka akan melakukan pembaruan pernikahan. Yang artinya, mereka mengikrarkan janji suci untuk yang kedua kali dan sekarang dilakukan di depan banyak orang.“Apa kau akan menjadi patung di sini dan membiarkan Nadine menunggu?” tegur Asher.Asher masuk lebih dulu melalui pintu lain, lalu duduk di samping Laura. Sementara Collin menyusul setelah pintu utama dibukakan.Collin menelan ludah saat melangkah. Di ujung ruangan itu, Nadine menanti dengan buket bunga dalam genggaman, serta mengenakan gaun pengantin indah.‘Sial … cantik sekali … rasanya, aku ingin membawanya ke kamar sekarang,’ batin Collin tak sabar.Dengan ketidaksabaran itu, Collin melangkah dengan tegas. Kegugupannya menghilang setelah sampai di samping Nadine.Se
Claus menghirup aroma kopi hitam di pagi hari. Dia tersenyum kecil, lalu menyeruput kopi buatan sang istri.“Kopi buatanmu bagaikan air suci yang menjernihkan seluruh jiwa dan ragaku, Ratu,” celetuk Claus.Angela memeluk suaminya dari belakang. Dia tadi tak sengaja menuangkan kopi terlalu banyak dan pasti terasa pekat, tapi Claus tetap menenggak dengan nikmat.“Apa lagi yang kau inginkan, Claus? Kau pasti menginginkan sesuatu setelah memujiku.”Claus tersenyum samar. Angela semakin pintar menerka isi pikirannya.“Tidak. Apa yang kau katakan? Aku hanya memujimu!”Claus menaruh cangkir kopi ke atas meja di balkon kamar, lalu menarik Angela sampai duduk di pangkuannya.“Tapi, kalau kau memaksaku meminta sesuatu, ada yang sangat aku inginkan darimu.”Angela menempelkan hidung mancung mereka sambil tersenyum.“Dan apakah yang kau inginkan itu?”Dia seperti ingin mencium Claus sampai bibir pria itu maju mendekati bibirnya, namun dia segera memundurkan kepala untuk mempermainkan suaminya.“A