Share

BAB 17

“Kapan kalian akan menikah?”

Hanum dan Kevin yang baru saja sampai bahkan masih belum mendudukan diri sudah ditodong dengan pertanyaan yang membuat keduanya terdiam dan saling memandang.

“Nenek. Nenek belum tidur?” tanya Hanum mencoba mengalihkan perhatian dan menghindar dari pertanyaan sang nenek.

“Bagaimana bisa tidur jika sampai jam segini kamu belum juga tiba. Kamu membuat aku khawatir dan takut sesuatu yang buruk mungkin saja terjadi padamu. Ternyata datang terlambat karena sedang bersama kekasih,” sindir Ningsih dengan senyuman. Sedari tadi dia tidak bisa memejamkan mata barang sedetik pun karena Hanum masih belum juga mengunjunginya. Bukan berarti dia selalu membutuhkan orang lain untuk membantunya, tidak, dia hanya khawatir akan keselamatan cucunya. Maka dari itu, saat dia melihat Hanum masuk dengan semburat merah di pipinya, lalu diikuti oleh seorang lelaki yang sudah ia kenal, Nenek dengan sengaja menggoda mereka dengan pertanyaan itu.

“Maafkan aku, Nek.”

Ningsih hanya terse
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status