Leo menatap fokus ke arah Dira.
"Leo, Tante titip Dira ya?"
"Mm ... Iya, Tan," jawab Leo.
Sementara itu, mama Dira segera berlalu pergi meninggalkan mereka berdua.
Leo yang tadinya duduk di sofa, kini ia berdiri dan berjalan menghampiri Dira yang berdiri dengan gaun selutut, berwarna baby blue, dan hels berwarna hitam yang semakin membuatnya terlihat anggun.
"Ku akui, saat ini kamu benar-benar cantik,'' ucap Leo sambil menyibakkan rambut Dira ke belakang telinganya.
"Biasanya nggak cantik gitu?"
''Ya. Tapi kali ini kamu sukses membuat pandanganku tak berpaling darimu," balas Leo.
Apakah saat ini Leo sedang memujinya, atau malah menggombalinya? Entahlah, yang jelas ia baperrr cing.
"Tapi, tunggu," ucap Leo.
"Apa?"
"Lipstick kamu bleberan. Apa mau ku bersihkan dengan tisu, atau bibirku?" tanya Leo menggoda Dira.
"Ish ...."
Leo tersenyum melihat ekspresi wajah Dira , dan menyambar tisu ada di ata
Di saat matahari sudah bersinar separo hari, si pemilik kamar masih berada di alam mimpinya. Bahkan ayam jantan sudah berulang kali berkokok, tapi tetap saja ia tak terbangun.Matanya sangat mengantuk, karena semalaman tak tidur. Bukan karena belajar, ataupun karena begadang nonton bola. Tapi, ia tak bisa tidur karena masih memikirkan kejadian di acara kampus. Saat Leo melamarnya di hadapan semua orang."Dira."Sayup-sayup ia bisa mendengar suara seseorang yang memanggil namanya."Dira, bangun," panggilnya lagi.Kali ini, suara panggilan itu terasa sangat sangat dekat di telinganya.Ia mencoba membuka matanya, yang seolah sangat susah untuk di buka.Dira bisa melihat sosok Leo di hadapannya, dengan stelan jas yang sangat pas di badannya."Leo," gumam Dira sambil tersenyum manis."Ayo siap-siap, kita nikah sekarang," ajaknya."Apa!!!" Dira langsung berteriak histeris.Karena kaget, Dira langsung bangun dari ti
Dira segera melangkah masuk ke dalam rumahnya, masih dengan perasaan bingung."Loh, kok udah balik. Bukannya jalan sama Leo?" tanya mamanya yang berpapasan di ruang tengah, saat hendak pergi."Entahlah, aku bingung," jawab Dira seadanya."Bingung?""Ya. Aku nggak tau salah ku apa, dan di mana. Tiba-tiba dia nganterin aku balik, dan bilang 'Aku ada keperluan penting. Mungkin kita nggak bisa ketemu untuk beberapa hari. Kalau ada apa-apa kamu bisa chat aku'.Gitu katanya, Ma. Kan aku bingung," terang Dira sambil menirukan gaya Leo bicara, dan mengacak-ngacak rambutnya sendiri."Eh, itu rambut Jangan di acak.''"Aku stress.""Hah. Mama mau pergi dulu ke rumah tante Arini. Nanti mama mau langsung ke--""Ke?""Ke supermarket buat belanja. Kamu baik-baik di rumah, ya," terang mama berlalu dari hadapan Dira."Hoh, ayolah. Sepertinya aku akan stress memikirkan sikap Leo tadi," gumamnya berjalan lemas menuju k
"Leo," gumam Dira saat ia yakini bahwa yang ia lihat adalah memang benar, Leo. "Sibuk? Apa ini yang dia katakan sibuk. Dasar laki-laki!""Astaga! Ada Arland juga? Di saat istrinya lagi hamil, dia malah--"Dira langsung turun dari mobilnya, dan berniat melabrak dua laki-laki yang menurutnya saat ini sangat keterlaluan.'gubrakkk'Suara meja yang sengaja di gebrak oleh Dira."Dira, kamu kenapa disini?" tanya Arland kaget, karena Dira tiba-tiba saja datang.''Apa ini yang kamu bilang sibuk?" Perkataan Dira tertuju pada Leo."Ra ini nggak--""Diem!" timpal Dira pada perkataan Arland. "Kamu juga, istri lagi hamil malah jalan sama cewek lain. Jangan samain kamu sama Leo, dia masih bebas, dan dia belum punya tanggung jawab. Sedangkan kamu sudah punya istri."Jujur saja, inti permasalahannya saat ini adalah, Dira marah dan kesal tertuju pada Leo, tapi omelannya malah sama Arland.Sedangkan Leo, ia hanya diam dan ta
"Kamu tidak boleh dan tidak akan kemana-mana."Leo dengan sengaja menghambat langkah Dira yang akan kabur. Bahkan rok kebayanya sudah ia singsingkan hingga lutut demi memudahkan langkahnya untuk kabur."Minggir, aku nggak mau nikah!" seru Dira mendorong Leo di hadapannya. Tapi, tenaganya tak sebesar itu yang bisa membuat Leo beranjak dari tempatnya."Kamu yakin nggak mau nikah?""Ya," jawab Dira langsung. "Kamu jahat, Leo," ujar Dira memukul lengan Leo. "Kenapa memaksaku menikah dengan orang lain? Sementara kamu, yang katanya cinta sama aku, malah memilih wanita lain!""Hah?" Leo menunjukkan tampang bingungnya."Udahlah, nggak usah berlagak bingung gitu," ujar Dira hendak kembali melanjutkan langkahnya untuk kabur.Dengan cepat, Leo menarik Dira kembali ke arahnya dan langsung menggendongnya secara paksa."Turunin aku!!!" teriak Dira histeris, saat berada dalam gendongan Leo."Ya ampun, kenapa kamu jadi salah paham begin
Cahaya mentari mulai menyusup masuk ke ruangan, dimana penghuninya masih berada dibalik selimut tebalnya. Seolah tak terganggu sedikitpun.Hingga sebuah panggilan telfonlah yang membuat salah satu di antara mereka bereaksi."Ck, ya ampun, siapa, sih, di jam segini sudah nelfon. Bener-bener nggak tau sopan santun sama sekali," ujar Dira dengan ekspressi malasnya, dan menyambar ponsel yang ada di nakas."Hallo,"ujarnya menjawab panggilan telfon.Tapi, tak ada jawaban apapun dari sana. Ia menatap ke layar ponsel. "Jelas saja tak ada respon, ternyata nyawanya sudah tamat," ujarnya bicara sendiri."Ya ampun, mata gue masih ngantuk," keluhnya kembali merebahkan badan. Saat ia hendak mengubah posisi tidur menjadi miring, tiba-tiba--''Astaga!" kagetnya sedikit terlonjak saat mendapati seseorang yang tidur di sampingnya dengan bertelanjang dada. Karena selimut hanya menutupi bagian pinggangnya kebawah. Ya siapa lagi sosok itu kalau bu
"Astaga!!!""Kenapa?" tanya Leo melihat ekspressi Dira.Ya, ternyata isi dari amplop itu adalah tiket perjalanan keliling Eropa. Karena Leo tau, cita-cita Dira adalah liburan dengan pasangannya nanti setelah menikah. Ia tak sengaja membaca keinginan Dira itu, saat ia sakit dan menginap di kamar Dira.Padahal Dira sudah berprasangka buruk, tadinya."Aku pikir kamu marah sama aku, dan ini adalah surat ..."Leo menghentikan perkataan Dia dengan meletakkan telunjuknya di bibir Dira. "Jangan di terusin. Aku nggak mungkinlah lakuin itu. Aku hanya becanda kok marahnya.""Aku kira beneran marah." Dira malah langsung memeluk Leo begitu saja."Aku tak seperti itu. Marah karena hal sepele. Jadi, gimana? Suka dengan hadiah dariku?" tanya Leo.Dira melepaskan diri dari pelukan Leo. "Aku suka, bahkan sangat suka. Itu adalah impianku, dulu. Tapi sekarang, itu sudah tak penting lagi. Berdua denganmu di rumah seperti ini saja, sudah ku anggap seb
"Ya, aku lebih dari itu. Apalagi masalah," Leo menunjuk ke arah kepala Dira. "Aku lebih pintar darimu," tambah Leo sambil tersenyum. "Ish, sombong," dengus Dira. Di saat yang bersamaan, ponsel Leo yang ada di atas tempat tidur berdering. Ia segera menyambarnya. "Dari siapa?" "Papa," jawabnya. "Kamu istirahat dulu, aku mau angkat telfon," ujar Leo pada Dira, dan di balas Dira dengan anggukan. "Tapi, beneran kan, perut kamu udah nggak apa-apa?" "Iya, kan barusan juga minum obat," jawab Leo. Leo menelfon dengan papanya di ruang tamu, sementara Dira melanjutkan tidurnya karena ini sudah tengah malam. Setelah 15 menit, Leo kembali ke dalam kamar. Di dapatinya Dira sudah tidur nyenyak sambil memeluk guling. "Enak aja si guling. Harusnya aku yang di peluk seperti itu," dengus Leo. Jangan bilang kalau saat ini ia lagi cemburu dengan bantal guling. Tapi, memang itulah kenyataannya. Leo menyingkirkan banta
Pagi ini, masih seperti kemarin, cuaca sangat tak bersahabat untuk melakukan aktifitas di luar rumah. Tapi, sangat cocok untuk pengantin baru seperti Leo dan Dira. Mereka seolah tak mau beranjak dari balik selimut.Leo terbangun dari tidurnya, karena saat hendak mengubah posisi tidur, ternyata sebelah tangannya berada di balik tengkuk Dira."Ra, tanganku kram," ujar Leo membangunkan Dira yang ada di sampingnya.Dira tak membuka kedua matanya, hanya saja ia seperti tau perkataan Leo dan langsung mengubah posisi tidurnya menjadi memeluk Leo."Belum mau bangun, hmm?" tanya Leo."Bentar lagi, ini masih terlalu pagi. Lagian, kita nggak akan kemana-mana karena di luarpun lagi hujan," terang Dira."Apa itu merupakan kode buatku?"Dira yang tadinya tidur-tiduran berbantalkan dada Leo, langsung mendongakkan kepalanya menatap Leo."Kode apa?"Bukannya menjawab, Leo malah menaik-turunkan alisnya dengan senyuman mesumnya."Is