Karena hujan deras, Ivan dan Vyan berhenti main basket. Mereka masuk ke dalam rumah Ivan dan mereka makan mie rebus bersama."Wah enak banget, udah hujan makan mie lagi uuhhhh..." Ucap Ivan dengan heboh.Vyan menganggukkan kepalanya dengan setuju, "Apalagi ditambahin banyak sayuran wihhhhh tambah mantap." Jawab Vyan.Ivan menggelengkan kepalanya karena dia tidak suka sayuran."Kau ini ya suka banget sama sayuran," Ucap Ivan dengan heran."Paman aneh, paman marahi Vani biar makan sayur sama buah tapi paman sendiri tidak suka, gimana sih," Ucap Vyan dengan heran.Ivan terkekeh, "Beda itu, Vani kan masih kecil jadi harus banyak makan sayur sama buah." Jawab Ivan."Yang harusnya itu banyak makan ya paman lah, paman kan udah tua jaga kesehatan paman." Omel Vyan dengan kesal."Iya..iya kenapa jadi aku yang diomeli," Gumam Ivan dengan heran."Paman," Panggil Vyan."Hm?" Tanya Ivan."Apa
Hari ini Axel tidak masuk ngajar, karena dia merasa tidak enak badan gara-gara kehujanan kemarin. Tapi Axel memanfaatkan momen cutinya ini untuk melihat wanita yang dia cintai itu. Setelah Axel pulang dari kantor polisi dia pergi ke rumah Keara. Dia melihat Vani yang berangkat sekolah diantarkan oleh Hera, dan beberapa menit kemudian Keara keluar.Axel mengikuti Keara yang pergi itu, Keara menaiki taksi karena kedainya cukup jauh dari rumahnya.Dan akhirnya dia sampai, setelah itu Keara segera membuka kedainya dan membersihkan kedainya itu.Axel sebenarnya kasihan tapi juga bangga karena Keara.Axel sebenarnya merasa sangat pusing tapi dia menahannya karena dia tidak ingin meninggalkan momen langka ini baginya.Beberapa menit kemudian, beberapa orang datang ke kedai itu, dan Axel memakai topi, masker, dan jaketnya karena dia juga ingin masuk ke dalam kedai itu. Setelah itu dia keluar dari mobil dan masuk ke dalam."Sela
Axel menggendong Keara ke dalam mobilnya, dan Keara masih belum sadarkan diri. Axel terus memperhatikan wajah Keara dari dekat, dia memperhatikan detail wajah wanita di sampingnya itu, duduk berada di samping Keara adalah hal dia rindukan juga selama ini, dia senang bisa melihat Keara sedekat ini tapi disisi lain banyak rasa yang dia rasakan sekarang ini, perasaan Axel campur aduk melihat Keara, dan tentu rasa bersalah itu tidak bisa lepas darinya.Sekarang Axel bingung harus membawa Keara kemana, dia bisa ketahuan jika membawa Keara ke rumahnya, karena anak-anaknya pasti curiga dengannya. Dia juga tidak tega jika harus menidurkan Keara di teras kedai itu.Axel juga takut jika membawa Keara ke rumah dan Dion mendatanginya dia takut jika anak-anak itu terancam juga, dan pada akhirnya Axel akan membawa Keara ke rumahnya sendiri.Malam harinya.Axel sudah mengirimkan pesan ke Vyan lewat Hp Keara jika Keara telat pulang karena akan ke rumah
Keesokan harinya.Vyan keluar dari kamarnya, meskipun ini hari libur tapi dia tetap bangun pagi untuk membantu mamanya. Dan tentu saja Vani masih terlelap tidur di kamarnya."Mama kemarin pulang jam berapa?" Tanya Vyan dengan heran.Keara menoleh ke Vyan dengan terkejut, dia sebenarnya masih memikirkan tentang kejadian yang menimpanya kemarin dan ditambah dompet dan Hpnya tidak ada disini."Vyan kamu tahu mama pergi kemana kemarin?" Tanya Keara dengan heran."Ha? gimana sih kan mama chat aku katanya ke rumah bibi Hera." Jawab Vyan lalu dia membantu mamanya yang sedang mengelap piring itu."Ohh..oh iya mama lupa," Jawab Keara sambil tersenyum. Dan Keara heran bagaimana pria yang menyekapnya kemarin tahu tentang Hera, dia yakin jika pria itu yang mengirimkan pesan itu ke anaknya tapi dia juga heran bagaimana dia bisa tahu kalau anaknya bernama Vyan."Mama kenapa sih?" Tanya Vyan dengan heran, karena daritadi Vyan
"Kau siapa?" Tanya Dion dengan heran."Berbaliklah mereka semua menyambutmu." Ucap Axel, lalu Dion membalikan badannya dan dia terkejut karena melihat beberapa polisi yang datang kesini."Sejak kapan mereka disini," Gumam Keara dengan heran."Menyerahlah, kita juga sudah menangkap bosmu itu." Ucap Leon sambil tersenyum.Dion berdecih tersenyum, lalu dia mengulurkan kedua tangannya ke Leon."Bawa saja aku, lagipula rencanaku hampir berhasil." Ucap Dion dengan senang."Apa maksudmu sialan, udah bawa dia dulu." Ucap Leon dengan kesal, lalu mereka membawa Dion keluar.Leon mengacungkan jempolnya ke Axel, dan Axel hanya diam saja lalu Leon pergi keluar agar mereka berdua bisa berbincang-bincang.Tapi tidak sesuai ekspetasi Leon, justru Alex pergi begitu saja tapi Keara menahan tangan Axel."Tunggu!" Ucap Keara.Axel sontak terkejut karena Keara memegang tangannya, dan Axel tidak ingin menoleh k
"Ini beneran kau kan Axel?" Tanya Eric dengan tersenyum."Ya." Jawab Axel dengan singkat, dia sama sekali tidak panik saat Eric tahu tentang identitas asilnya.Eric tersenyum kecil. "Kemana saja kau ini, apa kau tahu Keara-""Itu bukan urusanmu." Sahut Axel.Eric menghela nafas, "Kau tidak berubah ternyata.""Karena kau sudah tahu aku, aku harap kau bisa diajak kerja sama untuk diam. Aku pergi." Ucap Axel lalu dia masuk ke dalam mobilnya.Eric tersenyum kecil..Keesokan harinya.Sekolah!Semua anak berada di luar gedung sekolah untuk menikmati berbagai macam bazzar disana. Kecuali para anak-anak band itu, mereka sibuk pemanasan dulu.Vani dan Falen sedang makan kue yang mereka beli di bazzar itu. Dan Axel dari kejauhan memperhatikan putrinya itu."Vani," Sapa Tio sambil tersenyum. Vani sontak terkejut melihat Tio datang menghampirinya lagi, dia panik karen
"Pak Gavin..." Sontak Vyan dengan terkejut. Axel menghela nafas dengan lega, dia berhasil mematikan timer di bom itu.Lalu Axel menoleh ke Vyan dengan senyuman kecilnya, "Semua baik-baik saja." Ucapnya.Mereka semua bernafas lega, dan tentu saja anak-anak itu heran kenapa bisa ada bom disini.Vina memperhatikan Axel, entah kenapa Vina sangat ingin dekat dengan guru olahraganya itu.Lalu Axel menoleh ke Vina, dia lega karena putrinya juga baik-baik saja.Dan semua anak di suruh berkumpul di aula, karena polisi akan melakukan penyelidikan lagi."Vyan masuklah ke aula." Ucap Axel.Vyan menganggukkan kepalanya dengan mengerti, "Oh iya pak Gavin, lain kita bicara ya pak." Ajak Vyan sambil tersenyum. Axel hanya diam dia terkejut karena Vyan mengajaknya bicara."I.iya." Jawab Axel dengan gugup. Vyan tersenyum lalu dia segera pergi.Vyan dan Aldo duduk di depan Vina dan Falen, mereka semua duduk di la
Axel memejamkan matanya dengan sedih, dan dia menatap Vina."Ada apa sih pak?" Tanya Vyan dengan kesal karena dia tidak tahu apa-apa.Vina hanya diam."Kita ke rumah sakit sekarang." Ajak Axel."Tidak." Jawab Vina."Ada apa sih?" Tanya Vyan dengan kesal."Asam lambungnya naik lagi, Vina kau jarang makan kah? atau stress berlebihan itu bisa memicu." Tanya Axel.Vina hanya diam."Jarang makan. Tu anak pasti jarang makan iya kan," Omel Vyan dengan kesal.Vina tetap diam, dia tidak mau menjawabnya."Kau ini ya benar-benar." Gumam Vyan dengan kesal."Sebelum pulang kalian harus makan dulu, Vina kau harus makan bubur." Ucap Axel lalu dia berdiri dan menuju ke dapur. Vyan semakin tidak paham dengan sikap Axel ke keluarganya itu lalu dia mengikuti Axel ke dapur."Bapak ini sebenarnya siapa? kenapa bapak terlihat sangat peduli dengan kita dan juga kenapa bisa bapak tahu tentang ke